Tampilkan postingan dengan label PROFILE. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PROFILE. Tampilkan semua postingan

PROFIL DIAN WIJAYANTI, BIDADARI CANTIK JAKARTA ELEKTRIK PLN



Dian Wijayanti Ingin perkuat Timnas dan Meraih Medali emas : kompas.com

Pemain Jakarta Elektrik PLN, Dian Wijayanti, menjalani latihan ketat bersama klubnya, sekaligus menjalani kuliah. Dia juga menyimpan rencana menikah.

Dian tengah bersuka cita. Kerja keras dia dan rekan-rekannya selama enam bulan sejak seri pertama Proliga terbayar lunas. Mereka menjadi juara Proliga usai mengalahkan Jakarta Pertamina Energi dengan skor 3-2 pada final yang dihelat di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017).

Namun, kewajiban Dian untuk terus berlatih keras usai menjadi juara belum benar-benar usai. Bahkan, bisa jadi Dian dan teman-temannya akan menjalani latihan lebih keras. Bersama-sama tim nasional putri dia akan menjalani latihan menuju SEA Games 2017 Kuala Lumpur.

"Untuk karier di voli, saya belum merasa cukup sih. Ini hat-trick gelar juara. SEA Games kemarin, enggak puas dengan hasilnya. Kalau ASIAN Games 2018 berat. Hehehe," kata Dian.

Selain itu, dia juga terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Informatika di kampus Medan. Ke jurusan itu ada arahan sih dan itu ada beasiswa dan dispensinya termasuk mudah," kata Dian. 

"Saya masuk jurusan Informatika karena memang tertarik, memang suka utak-atik. Dari kecil udah suka utak-atik, sampai rusak-rusak dan nggak bisa benerin lagi. Kalau dulu saya masih kecil mainannya bukan mainan cewek, malah pegangnya mainan anak cowok, kayak tamiya dan segala macam," tutur dia. 

Sebelum mengambil kuliah di Medan, Dian pernah menjadi mahasiswa Perpajakan Universitas Trisakti. Tapi, di kampus tersebut Dian tak bsia menjalani karier volinya. 

"Di Trisakti itu sedikit sulit buat dapat dispensasi dan sebagainya, mau pelatnas juga sedikit sulit. Jadi saya mengundurkan diri dan pindah ke Medan, di sana lebih mudah untuk dapat dispensasi atau apa gitu," jelas dia.

Dengan dua kesibukan itu, Dian juga mulai merencanakan untuk mengakhiri masa lajang. Bisa jadi, dia akan dipinang oleh kekasihnya Oky Setia Primadi yang juga pemain voli tahun ini. 
Dian WIjayanti saat berlatih bersama Elektrik PLN
"Rencana nikah sih, dari Oki-nya mengajak kalau tidak tahun ini ya tahun depan. Cuma, ya bagaimana nanti saja deh. Dibilang nggak siap ya tidak, tapi dibilang siap banget atau ngebet juga enggak. Jadi ya, biasa aja gitu," ujar perempuan berambut sepunggung itu. 

"Kalau aku sih pengennya setelah nikah, udah enggak main voli lagi. Ya kalau mau voli terus sih juga bosen. Hehehe. Capek, latihannya juga berat. Ya tapi kita merasa itu terbayar. Terus kalau sudah selesai gitu,'wah, ternyata kemarin gue bisa juga ya ngelewatin itu'. Padahal kalau dipikir-pikir berat banget.

"Ya kalau nikah masih bisa main dan dibolehin, ya mungkin masih main. Cuma kalau hamil kan ya nggak mungkin main," tutur dia. 

Sumber : Sport.detik.com

PROFIL PAUL SANDERSON, LEGIUN ASING JAKARTA PERTAMINA ENERGI ASAL AUSTRALIA

Paul Sanderson (melakukan smash), mengaku betah bermain di Indonesia

Smash keras Paul Sanderson tak bisa diantisipasi para pemain Palembang Bank SumselBabel pada laga final Proliga 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017).

Jakarta Pertamina Energi pun meraih poin terakhir yang memastikan meraka memenangi laga final dan mendapatkan gelar juara Proliga 2017. Pertamina menang dengan 3-0 (26-24, 25-15, 25-12).

Bagi Sanderson, ini merupakan tahun kedua dia membela Pertamina di Proliga, setelah 2015. Pada kiprah pertamanya, dia gagal membawa Pertamina juara.

Paul Sanderson berasal dari Melbourne, Australia. Voli sebenarnya bukanlah olahraga pertama yang dia tekuni. Ketika masih berusia empat tahun, dia sudah mengenal olahraga bola basket.

"Di kelas tujuh, ada guru yang punya klub bola voli dan dia mengajak saya bergabung. Ketika itu, saya masih melakukan dua-duanya, basket dan voli," kata Sanderson saat ditemui sebelum laga final.

"Setelah berusia 16 tahun, saya harus memilih salah satu karena tidak mungkin menjalani keduanya. Di basket, akan lebih sulit untuk masuk tim nasional karena persaingan lebih ketat. Akhirnya saya memilih voli," ujar dia.

Voli sudah mengantar Sanderson keliling dunia. Dia pernah bermain di liga negara lain, termasuk Puerto Rico dan Belgia. Tahun lalu, dia turut mengantar Knack Roeselare menjuarai Liga Belgia.

Setelah Proliga, Sanderson tak punya banyak waktu untuk bersantai-santai. Dia akan segera menjalani pemusatan latihan bersama tim nasional.

"Saya masih ingin bermain di Olimpiade (Tokyo 2020). Namun, semua tergantung kondisi badan saya," ujar pemain kelahiran 7 Januari 1986 tersebut.

"Saya sekarang 31 tahun. Saya sudah tua, tetapi tidak terlalu tua juga. Saya lihat ada yang berusia 40 tahun dan masih bisa bermain," ujar pemain yang memiliki spike tajam tersebut.

Meski sudah berstatus pemain internasional, Sanderson mengaku bisa menimba ilmu kala bermain di Proliga bersama Pertamina. Dia banyak berlatih untuk lebih sabar saat bermain dari pelatih Putut Marhaento.

"Dari pinggir lapangan, dia sering mengingatkan agar saya lebih tenang dan sabar sehingga bisa berpikir lebih jernih. Normalnya, saya pemain yang cukup intens," ucap Sanderson sambil tertawa.

Jika tahun depan diajak Pertamina bergabung untuk bermain di Proliga lagi, Sanderson dengan senang hati akan menjawab iya. Lokasi Indonesia yang tidak terlalu jauh dari Australia, jadi salah satu pertimbangan.

Sanderson juga senang dengan cuaca di Indonesia saat Proliga berlangsung. Kompetisi yang tidak terlalu lama juga jadi nilai plus.

"Sebelum ikut Proliga saya belum pernah ke Indonesia. Aneh memang, karena biasanya orang Australia senang berlibur ke Indonesia, ke Bali. Natal tahun lalu, saya berlibur ke Bali, tetapi hanya dua hari," kata pemain setinggi 195 cm tersebut.

Selain Sanderson, Pertamina punya satu lagi pemain asing yaitu Aleksandar Minic dari Montenegro. Minic banyak menyumbang poin untuk Pertamina pada laga final kemarin, terutama lewat servis-servis tajamnya.

Akhir Penantian Juara Agung Seganti

Agung Seganti dan Keluarga

Senyum terus menghiasi wajah Agung Seganti setelah timnya, Jakarta Pertamina Energi, keluar sebagai juara Proliga 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017).

Agung dkk memastikan raihan gelar juara setelah menundukkan Pelembang Bank SumselBabel 3-0 (26-24, 25-15, 25-12) pada partai final.

"Lunas," kata Agung sambil tertawa. "Akhirnya saya bisa juara Proliga lagi setelah 2013 (bersama Bank Sumsel). Akhirnya setelah empat tahun, saya bisa juara lagi bersama Pertamina."

Tak hanya membawa Pertamina meraih gelar juara, Agung juga mendapat penghargaan pribadi yang tak kalah prestisius. Dia terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2017.


"Waktu final four, saya bisa membawa tim meraih kemenangan. Ternyata saya juga terpilih sebagai spiker terbaik. Dari situ saya sempat berpikir dan menargetkan menjadi MVP," kata kapten tim Pertamina tersebut.

"Gelar MVP ini untuk keluarga kecil saya. Ini merupakan hiburan atau bonus di luar target utama membawa Pertamina menjadi juara," kata pemain 26 tahun tersebut.

Dukungan anak dan istri

Agung memiliki satu orang putri yang belum genap berusia dua tahun, bernama Callista Azzahra Putri Seganti, hasil pernikahannya dengan Raden Ayu Widya Sari.

Callista dan Ayu juga turut menjadi saksi saat Agung membawa Pertamina meraih gelar Proliga 2017. Keduanya hadir di GOR Among Rogo untuk memberikan dukungan langsung.

"Dari sejak berusia tiga bulan saya sudah ajak Callista untuk ikut nonton ayahnya bertanding," kata Ayu yang dulunya merupakan finalis kontes kecantikan di Sumatera Selatan.

"Kalau lihat bola, langsung dia pukul. Agung juga penginnya nanti Callista jadi pemain voli. Kalau saya, penginnya dia jadi dokter atau polisi," kata Ayu lagi.

Agung dan Ayu bertemu pada 2011. Setelah berpacaran sekitar tiga tahun, mereka memutuskan menikah pada 2014. Kini, Ayu berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sementara Agung menjadi karyawan PT Pertamina.

"Sekarang urus anak sama Agung saja dulu. Nanti, rencananya mau usaha sendiri, bikin kafe misalnya. Tetapi, nanti dulu, tunggu Callista besar," ujar Ayu lagi.

Agung dkk mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 200 juta atas prestasi mereka menjadi juara Proliga.

Selain itu, Agung juga mendapatkan hadiah sebesar Rp 10 juta atas prestasinya menjadi MVP dan Rp 5 juta sebagai spiker terbaik.

SERBA SERBI PROLIGA 2017 DAN SEGALA KISAHNYA

Jatuh bangun Aprilia manganang saat menyelamatkan Bola di ajang proliga 2017

Tidak disiarkannya ajang voli profesional seIndonesia menuai berbagai macam protes dari para penggemar voli. banyak yang menyayangkan, mengapa ajang olahraga nomer dua paling digemari seindonesia tersebut tak ada stasisun tv swasta yang sudi menayangkannya, ataukah PBVSI yang tidak mampu mengemasnya untuk menjadikan voli tayangan yang layak ditonton.

Padahal seperti kita tahu, di Instagram dan youtube, ajang voli antar kampung saja penontonnya sampai membludak sampai ke garis lapangan. namun pada akhir proliga seri ke 2 final four, akhirnya Inews TV dan MNCsport menayangkannya dengan durasi yang full.


Para pemain putri jelita, debutan, dan ketiadaan pemain asing dari Benua Asia mewarnai Proliga musim ini. Panggung tertinggi para bintang bola voli Indonesia ini pun semakin menarik dengan persaingan ketat menuju babak final.

Baru di Proliga musim ini tiada tim putra ataupun putri yang memakai jasa pemain asing asal Asia. Tiada lagi terlihat kiprah pevoli China ataupun Thailand seperti musim lalu. Yang berperan justru pevoli Eropa dan Amerika.

Selain itu, setelah sembilan tahun absen, GOR Kertajaya, Surabaya, yang berkapasitas 3.000-3.500 kursi kembali menggelar Proliga. GOR yang lebih lekat sebagai rumah klub basket profesional CLS Knights Surabaya ini jadi tempat menggelar laga seri kedua putaran kedua Proliga, 10-12 Maret.

Namun, GOR Kertajaya ternyata kurang nyaman. Meski panitia sudah memasang lebih dari 10 penyejuk udara tambahan, hawa di dalam GOR tetap terasa sumpek dan panas. Keringat pun mengucur, membasahi pakaian, mirip seperti para pemain yang menguras keringat di lapangan.

Udara di dalam GOR yang panas itu membuat pemain andalan tim putri Jakarta BNI Taplus, Sonja Milanovic, gagal tampil maksimal di Surabaya. Di putaran sebelumnya, di GOR Tridharma, Gresik, yang jauh lebih sejuk, Sonja bisa main lepas.

Namun, di GOR Kertajaya, Sonja gagal membantu timnya menghadang Gresik Petrokimia dan kalah telak 0-3.

“Agak aneh juga, enggak kena AC mainnya malah jeblok, mungkin biasa nyaman,” ujar Pelatih Putri BNI Taplus Sukirno saat membahas kekalahan timnya dari Petrokimia.

Tim putri BNI Taplus yang pernah mengawinkan gelar juara Proliga bersama tim putra, pada 2005 dan 2010, gagal ke empat besar. Tim debutan Bandung BJB Pakuan juga gagal melaju ke babak empat besar yang ditentukan pada seri ketiga putaran kedua di Malang, pekan lalu.

Tim putri BJB Pakuan yang merupakan tim debutan membuat persaingan ke final four ketat. Novriali Yami dan kawan-kawan berebut tiket dengan Gresik Petrokimia. Meskipun menang 3-1 atas Petrokimia pada laga terakhir, Minggu lalu, BJB gagal ke empat besar. banyak yang meragukan keseriusan Jakarta Elektrik PLN saat menghadapi Petrokimia, lantaran dengan mudahnya elektrik kalah dengan skor mencolok 3-0, karena sebelumnya elektrik adalah tim yang belum pernah kalah dari gresik.

Sementara juara bertahan dalam dua musim terakhir, Jakarta Elektrik PLN, tahun ini masih menjadi favorit juara. Musim ini mereka tidak menurunkan pemain asal China seperti sebelumnya. Mereka mencoba open spiker dari Venezuela, Maria Jose, dan pemain asal Amerika Serikat, Lindsay Stalzer.

Penantang terkuat PLN di kelompok putri, Jakarta Pertamina Energi, musim ini mengandalkan Regan Scott (AS) dan Anna Stepaniuk (Ukraina). Mereka menggantikan duo olimpian Marianne Steinbreicher (Brasil) dan Logan Tom (AS) yang menjadi andalan musim lalu. Steinbreicher dan Tom disebut “matahari kembar” karena masih ingin terlalu menonjol dalam tim.

“Regan dan Anna bagi saya lebih tenang, bahkan sangat sopan. Mereka tidak secerewet sebelumnya saat bertanding dan mengomentari teman-teman setim,” ujar Pelatih Pertamina Energi Risco Herlambang.

Bahkan, penampilan Anna yang berparas jelita itu cukup memesona selama ini. Anna, dalam penilaian Risco, bisa diandalkan dengan serangan spike yang tajam dan akurat.

Itu belum ditambah dengan bertaburnya pemain jelita dari kelompok putri dan yang ganteng-ganteng di kelompok putra. Selain itu, beberapa laga seperti duel klasik antara tim putri PLN dan Pertamina membuat para menonton gagal menyembunyikan kegemasan.
Surabaya Samator seperti kehilangan tajinya di Proliga 2017.
Keruntuhan hegemoni Surabaya samator yang ditinggal oleh 3 bintangnya yaitu Mirza, I Putu Randu, dan pemain asingnya Toiran membuatnya gagal total dalam ajang final four kali ini. hal ini lantaran para pelapis mudanya masih sangat jauh dari harapan Ibarsjah Djanu dalam menggantikan posisi senior mereka. praktis samator hanya mengandalkan smash tajam Rivan Nurmulki dan Rendy Tamamilang dalam mendulang poin. hal ini lantaran pemain asing yang didatangkan jauh dari harapan.

Bibir kerap tergigit sementara detak jantung kian cepat. Apalagi saat pemain idola melakukan kekeliruan. Terlihat wajah cemas bercampur rasa bersalah di raut wajah mereka. sang pelatihpun hanya diam terpaku, tak habis mengerti mengapa anak asuhnya tampil begitu buruk. 

Terlihat sesekali pelatih Jakarta Elektrik PLN Tien Mei mengerutkan dahinya, saat anak asuhnya gagal memblok smash keras dan tajam pemain Jakarta pertamina Energi. saat Aprilia tak berdaya menghadapi bendungan Jatiluhur dari Scot dan Agustin Wulandari, tampak wajah cemas rekan-rekannya karena hanya Aprilialah pendulang poin andalan mereka, dimana pemain asingnya pun kurang memberikan kontribusi.

Ada juga Rissing star baru yang muncul, jika musim kemarin Wahida Muntaza (Tasya) sang libero Jakarta pertamina menjadi buah bibir lantaran passing aduhainya, kini giliran pemain muda Jakarta Elektrik PLN Shella Bernadetha yang memang karena keberuntungannya pula atas kemunduran Yolla yuliana dari pentas proliga membuatnya bisa tampil secara Reguler. dan tak disangka dirinya menjadi pemain andalan dan mengalahkan sang senior Maya Kurnia Indri yang hanya menjadi pemanis di bangku cadangan.


Banyak pula para penggemar voli yang kecewa atas mundurnya sang Magnet proliga, yang keberadaannya selalu ditunggu disemua gelaran seri proliga di tiap daerahnya. Keputusan mundur Yolla yuliana yang secara tiba-tiba mundur menjelang seri Batam seakan menjadi kabar buruk bagi pemburu selfie Proliga yang belum sempat meminta foro bareng sang idola di kota yang akan menggelar seri proliga.

Alasan klasik ingin fokus kuliahlah yang membuat Yolla memutuskan mundur di tengah perjuangan Elektrik menjelang seri batam. namun ada kabar angin berhembus bahwa keretakan hubungannya dengan sang pelatih dan beberapa pemain seniorlah yang membuat dirinya memutuskan mundur dari pentas proliga 2017. hal ini ditengarai lantaran kini Yolla lebih sering banting stir ke dunia model dan layar kaca. 


Sontak saja kabar tersebut ditepis Yolla. Dia mengatakan bahwa skripsinya yang tertunda selama dua tahunlah yang menyebabkan dirinya mundur. hal ini lantaran ia ingin segera fokus kepada profesinya sebagai pemain voli dan tidak ingin tebagi fokusnya dengan kuliah.


Proliga 2017 memang menarik untuk disimak. Kini kita akan menanti final yang akan berlangsung nanti siang, antara sang juara bertahan Jakarta Elektrik PLN melawan calon kuat Jakarta pertamina energi. akankah terjadi sejarah dengan gelar ketiga Elektrik, atau Pertamina dengan pasukan mudanya bisa mengalahkan hegemoni pasukan Tien Mei.


saksikan nanti siang, live di Inewstv dan MNC sport




BEGINI GALAKNYA PARA PELATIH PROLIGA JIKA TIMNYA KALAH

Pelatih Jakarta Elektrik PLN Tian Mei, tak segan-segan memberikan hukuman kepada para pemainnya bila bermain buruk.

Kemenangan saja tidak cukup bagi pelatih asing tim-tim voli di Proliga 2017. Di kejuaraan voli paling bergengsi di Tanah Air ini, para pemain dituntut tampil bagus, tak asal menang.

Tim Putri Jakarta Elektrik PLN mengemban beban berat itu dari pelatihnya, Tien Mei, yang asal China. Tien Mei, yang dikenal tegas dan melatih klub ini sejak 2011, mewajibkan pemainnya tampil bagus. Kemenangan tak akan berarti baginya jika tim bermain di bawah performa. Meleset dari asa pelatih, hukuman berat diberikan.

Pada laga melawan BNI Taplus, Jumat (3/3), Berlian Marsheilla yang akrab disapa Sheilla dan teman-temannya di Elektrik PLN sudah siap dihukum. Meski menang 3-0 (25-19, 25-18, 25-23) atas Jakarta BNI Taplus, Elektrik PLN tak kuasa menampilkan aksi terbaik, seperti diharapkan Tien Mei.

Sepanjang pertandingan, Tien Mei hanya duduk di kursinya. Ia diam saja dan tidak banyak berdiri di pinggir lapangan. “Kalau sudah diam saja begitu, berarti dia marah. Dia tidak suka melihat cara kami bermain. Sudah pasti kami akan dihukum,” kata Sheilla sambil tersenyum.

Sheilla mengakui malam itu tim bermain kurang bagus. Mereka tidak bisa memainkan bola dengan baik. Sementara pengumpan juga tidak maksimal melepas bola-bola untuk smes.

“Kalau tidak bisa bermain bagus, biasanya kami tidak akan dikasih libur. Harus latihan terus,” kata Sheilla. Tien Mei di putaran kedua ini menerapkan hukuman bagi seluruh pemain, tak hanya perorangan.

Dengan cara ini, menurut asisten pelatih Abdul Munif, Tien Mei berusaha membuat tim lebih kompak, bisa bekerja sama, serta saling mengingatkan dan mendukung saat berlatih. Hukuman Tien Mei pun tak cuma menghapus jatah libur, tetapi juga bisa berbentuk latihan lebih keras lagi.

Sheilla sebagai libero (penerima bola) pernah dihukum untuk bisa menerima 10 bola berturut-turut yang dilontarkan Tien Mei ke berbagai arah. Satu bola gagal diterima dengan baik, hukuman ditambah. “Saya pernah hampir pingsan. Badan saya juga lebam-lebam karena jatuh bangun mengambil bola,” kata Sheilla. Namun, cara itu dianggap bisa memperbaiki kelemahan tekniknya. Tim mereka juga pernah dihukum lari keliling lapangan voli 33 kali hanya dalam waktu 10 menit.

Cara Li Huanning

Pelatih tim putri Gresik Petrokimia yang juga asal China, Li Huanning, juga menerapkan sistem penghargaan dan hukuman. Setiap kekalahan dibayar dengan latihan fisik dan teknik yang lebih keras. “Kalau biasanya latihan cuma 2 jam, bisa menjadi 3-4 jam sehari setelah kalah,” kata Bunga Mitasari, kapten Gresik Petrokimia.

Li Huanning mengatakan, hukuman perlu diterapkan untuk memacu perbaikan. Namun, ia tentu melihat grafik performa para pemain sebelum menghukum. “Saya harus memantau kondisi psikologis pemain. Jika performa mereka banyak turun, saya justru memberi mereka waktu tambahan istirahat agar mental mereka pulih,” kata Li Huanning. Mayoritas tim Gresik Petrokimia bermaterikan pemain muda.


Dengan disiplin ini, Gresik Petrokimia pada laga Jumat malam lalu mampu membuktikan lebih unggul dari tim kuat Jakarta PGN Popsivo Polwan. Popsivo, yang di putaran pertama memuncaki klasemen sementara, ditundukkan Petrokimia 0-3. “Ini kemajuan sangat besar. Tetapi, kami tidak boleh sombong,” kata Li Huanning.