PROFIL DIAN WIJAYANTI, BIDADARI CANTIK JAKARTA ELEKTRIK PLN



Dian Wijayanti Ingin perkuat Timnas dan Meraih Medali emas : kompas.com

Pemain Jakarta Elektrik PLN, Dian Wijayanti, menjalani latihan ketat bersama klubnya, sekaligus menjalani kuliah. Dia juga menyimpan rencana menikah.

Dian tengah bersuka cita. Kerja keras dia dan rekan-rekannya selama enam bulan sejak seri pertama Proliga terbayar lunas. Mereka menjadi juara Proliga usai mengalahkan Jakarta Pertamina Energi dengan skor 3-2 pada final yang dihelat di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017).

Namun, kewajiban Dian untuk terus berlatih keras usai menjadi juara belum benar-benar usai. Bahkan, bisa jadi Dian dan teman-temannya akan menjalani latihan lebih keras. Bersama-sama tim nasional putri dia akan menjalani latihan menuju SEA Games 2017 Kuala Lumpur.

"Untuk karier di voli, saya belum merasa cukup sih. Ini hat-trick gelar juara. SEA Games kemarin, enggak puas dengan hasilnya. Kalau ASIAN Games 2018 berat. Hehehe," kata Dian.

Selain itu, dia juga terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Informatika di kampus Medan. Ke jurusan itu ada arahan sih dan itu ada beasiswa dan dispensinya termasuk mudah," kata Dian. 

"Saya masuk jurusan Informatika karena memang tertarik, memang suka utak-atik. Dari kecil udah suka utak-atik, sampai rusak-rusak dan nggak bisa benerin lagi. Kalau dulu saya masih kecil mainannya bukan mainan cewek, malah pegangnya mainan anak cowok, kayak tamiya dan segala macam," tutur dia. 

Sebelum mengambil kuliah di Medan, Dian pernah menjadi mahasiswa Perpajakan Universitas Trisakti. Tapi, di kampus tersebut Dian tak bsia menjalani karier volinya. 

"Di Trisakti itu sedikit sulit buat dapat dispensasi dan sebagainya, mau pelatnas juga sedikit sulit. Jadi saya mengundurkan diri dan pindah ke Medan, di sana lebih mudah untuk dapat dispensasi atau apa gitu," jelas dia.

Dengan dua kesibukan itu, Dian juga mulai merencanakan untuk mengakhiri masa lajang. Bisa jadi, dia akan dipinang oleh kekasihnya Oky Setia Primadi yang juga pemain voli tahun ini. 
Dian WIjayanti saat berlatih bersama Elektrik PLN
"Rencana nikah sih, dari Oki-nya mengajak kalau tidak tahun ini ya tahun depan. Cuma, ya bagaimana nanti saja deh. Dibilang nggak siap ya tidak, tapi dibilang siap banget atau ngebet juga enggak. Jadi ya, biasa aja gitu," ujar perempuan berambut sepunggung itu. 

"Kalau aku sih pengennya setelah nikah, udah enggak main voli lagi. Ya kalau mau voli terus sih juga bosen. Hehehe. Capek, latihannya juga berat. Ya tapi kita merasa itu terbayar. Terus kalau sudah selesai gitu,'wah, ternyata kemarin gue bisa juga ya ngelewatin itu'. Padahal kalau dipikir-pikir berat banget.

"Ya kalau nikah masih bisa main dan dibolehin, ya mungkin masih main. Cuma kalau hamil kan ya nggak mungkin main," tutur dia. 

Sumber : Sport.detik.com

PROFIL PAUL SANDERSON, LEGIUN ASING JAKARTA PERTAMINA ENERGI ASAL AUSTRALIA

Paul Sanderson (melakukan smash), mengaku betah bermain di Indonesia

Smash keras Paul Sanderson tak bisa diantisipasi para pemain Palembang Bank SumselBabel pada laga final Proliga 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017).

Jakarta Pertamina Energi pun meraih poin terakhir yang memastikan meraka memenangi laga final dan mendapatkan gelar juara Proliga 2017. Pertamina menang dengan 3-0 (26-24, 25-15, 25-12).

Bagi Sanderson, ini merupakan tahun kedua dia membela Pertamina di Proliga, setelah 2015. Pada kiprah pertamanya, dia gagal membawa Pertamina juara.

Paul Sanderson berasal dari Melbourne, Australia. Voli sebenarnya bukanlah olahraga pertama yang dia tekuni. Ketika masih berusia empat tahun, dia sudah mengenal olahraga bola basket.

"Di kelas tujuh, ada guru yang punya klub bola voli dan dia mengajak saya bergabung. Ketika itu, saya masih melakukan dua-duanya, basket dan voli," kata Sanderson saat ditemui sebelum laga final.

"Setelah berusia 16 tahun, saya harus memilih salah satu karena tidak mungkin menjalani keduanya. Di basket, akan lebih sulit untuk masuk tim nasional karena persaingan lebih ketat. Akhirnya saya memilih voli," ujar dia.

Voli sudah mengantar Sanderson keliling dunia. Dia pernah bermain di liga negara lain, termasuk Puerto Rico dan Belgia. Tahun lalu, dia turut mengantar Knack Roeselare menjuarai Liga Belgia.

Setelah Proliga, Sanderson tak punya banyak waktu untuk bersantai-santai. Dia akan segera menjalani pemusatan latihan bersama tim nasional.

"Saya masih ingin bermain di Olimpiade (Tokyo 2020). Namun, semua tergantung kondisi badan saya," ujar pemain kelahiran 7 Januari 1986 tersebut.

"Saya sekarang 31 tahun. Saya sudah tua, tetapi tidak terlalu tua juga. Saya lihat ada yang berusia 40 tahun dan masih bisa bermain," ujar pemain yang memiliki spike tajam tersebut.

Meski sudah berstatus pemain internasional, Sanderson mengaku bisa menimba ilmu kala bermain di Proliga bersama Pertamina. Dia banyak berlatih untuk lebih sabar saat bermain dari pelatih Putut Marhaento.

"Dari pinggir lapangan, dia sering mengingatkan agar saya lebih tenang dan sabar sehingga bisa berpikir lebih jernih. Normalnya, saya pemain yang cukup intens," ucap Sanderson sambil tertawa.

Jika tahun depan diajak Pertamina bergabung untuk bermain di Proliga lagi, Sanderson dengan senang hati akan menjawab iya. Lokasi Indonesia yang tidak terlalu jauh dari Australia, jadi salah satu pertimbangan.

Sanderson juga senang dengan cuaca di Indonesia saat Proliga berlangsung. Kompetisi yang tidak terlalu lama juga jadi nilai plus.

"Sebelum ikut Proliga saya belum pernah ke Indonesia. Aneh memang, karena biasanya orang Australia senang berlibur ke Indonesia, ke Bali. Natal tahun lalu, saya berlibur ke Bali, tetapi hanya dua hari," kata pemain setinggi 195 cm tersebut.

Selain Sanderson, Pertamina punya satu lagi pemain asing yaitu Aleksandar Minic dari Montenegro. Minic banyak menyumbang poin untuk Pertamina pada laga final kemarin, terutama lewat servis-servis tajamnya.

MUNGKINKAH TIEN MEI ORANG YANG TEPAT MENANGANI TIMNAS PUTRI INDONESIA

Pelatih Jakarta Elektrik PLN Tien Mei, banyak disarankan untuk memimpin timnas Indonesia di ajang SEA Games nanti. : Juara.net
Manajer Jakarta Elektrik PLN, Heri Hermawan mengaku timnya tak memiliki masalah jika pelatih Tien Mei, melatih timnas voli putri Indonesia. Menurut dia, hal itu sah-sah saja.

Tien Mei sukses membawa Jakarta Elektrik meraih juara Proliga 2017. Mereka mengalahkan Jakarta Pertamina Energi pada final di GOR Amongrogo, Minggu (23/4/2017).

Ini adalah gelar ketiga beruntun yang diberikan Tien Mei kepada Jakarta Elektrik. Sebelumnya, pelatih asal Tiongkok itu mempersembahkan gelar 2015 dan 2016.


Kesuksesan tim voli putri Jakarta Elektrik PLN menjuarai Proliga 2017 sedikit banyak ditentukan tangan dingin pelatih Tien Mei. Pelatih asal China yang sering dipanggil “Kak Mei” oleh para pemainnya itu ibarat sudah tahu sisi-sisi terdalam Berlian Marsheila dan kawan-kawan.

Minggu (23/4) di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Tien Mei memandu tim asuhannya memenangi grand final melawan Jakarta Pertamina Energi. Pada laga yang harus diselesaikan lima set, Elektrik PLN menang 3-2 (25-20, 24-26, 25-22, 18-25, 15-11).

"Tien Mei sudah beberapa tahun pegang Elektrik. Dia sudah tahu karateristik pemain Indonesia, sudah tahu pemain Indonesia, dan sangat tahu dengan manajemen kita. Jadi tidak ada kecanggungan. Jadi Tien Mei sosok yang dibutuhkan tim," kata Heri.

SEA Games rencananya akan digelar pada 19 sampai 31 Agustus 2017. Pada SEA Games 2015 lalu, timnas voli putri Indonesia meraih medali perunggu.

"Tien Mei cocok kalau pegang timnas. Dengan Jakarta Elektrik, kontraknya selesai bulan Mei. Lalu Agustus ada SEA Games. Kami tidak keberatan, kalau untuk negara tidak," tambah Heri.

Sentuhan personal Tien Mei menjadi salah satu kunci kejayaan Elektrik PLN. Setidaknya itu diungkapkan dua pemain tim ini, Berlian Marsheila dan Dian Wijayanti.

Sheila, panggilan akrab Berlian, menuturkan, semalam sebelum final, atau tepatnya Sabtu malam, Tien Mei memanggil seluruh pemainnya satu per satu. Menurut Sheila, itu selalu dilakukan sang pelatih sebelum laga puncak.

“Waktu itu saya ditanya, apa yang kamu rasakan, kamu ingin apa? Jujur, saya bilang, saya ingin juara lagi sehingga bisa tercatat sebagai pengoleksi tiga gelar juara berturut-turut,” kata Sheila pada Minggu malam, sesuai laga final.

Terhadap keinginannya itu, Tien Mei, seperti dituturkan Sheilla, mengingatkan bahwa jalan menuju juara kali ini tidak mudah. “Salah satunya karena Pertamina Energi juga ingin juara setelah tahun lalu kalah di final, juga oleh kami. Selain itu, sejumlah pemain juga cedera dan sakit di tengah Proliga berlangsung,” tutur libero Elektrik PLN itu.

Ihwal sentuhan personal Tien Mei ini juga diungkapkan Dian Wijayanti. “Kak Mei hebat sebagai pelatih. Karena dia bisa memahami kami yang atlet voli perempuan ini, mungkin karena Kak Mei juga perempuan. Jadi, bisa tahu pemain-pemain ini lagi gak enak hati, mood-nya lagi jelek, lagi berantem sama pacar, itu Kak Mei tahu,” ujar Dian yang berusia 23 tahun.

Tien Mei sendiri, meski dikenal bawel saat melatih, bisa menjadi sangat tenang di tengah pertandingan. Ketika memandu tim asuhannya menjalani laga final Minggu lalu, misalnya, wajahnya terlihat santai, sembari sesekali berdiskusi dengan asisten pelatih, Abdul Munif.

“Sebelum set kelima saya minta pemain buka hati, tidak usah berpikir menang atau kalah. Yang penting bermain voli dengan senang, tetapi jangan sampai kehilangan konsentrasi. Mau pukul keras, ya, keras saja, jangan takut. Servisnya out, ya, sudah gakpapa. Yang penting main berani,” tutur Tien Mei.

Kesuksesan Elektrik PLN dilengkapi terpilihnya Tien Mei sebagai pelatih terbaik, serta Aprilia Manganang sebagai pemain terbaik.

Pelatih Timnas Putra

Di bagian putra setali tiga uang. Jakarta Pertamina Energi yang tampil sebagai juara juga menempatkan pelatihnya, Putut Marhaento, sebagai pelatih terbaik. Adapun kapten Pertamina Energi, Agung Seganti, dinobatkan sebagai pemain terbaik.
Putut Marhaento saat menangani Jakarta Elektrik PLN :PLNTV
Pelatih tim voli putra Jakarta Pertamina Energi Putut Marhaento juga mengutamakan faktor mental saat grand final melawan Palembang Bank SumselBabel. Pertamina Energi menang dengan skor 3-0 (26-24, 25-15, 25-12). “Beberapa pemain bilang ke saya, terutama pemain muda, katanya mereka grogi. Saya tanya balik, kenapa grogi? Apa karena banyak penonton? Saya katakan, kalau pertandingan yang nonton banyak, kan, harusnya malah senang,” katanya.

Selama melatih Agung Seganti dan kawan-kawan di Proliga, Putut mengutamakan soliditas tim. Soliditas itu salah satunya dengan memastikan filosofi tim “tanpa bintang” di Pertamina Energi.

Oleh karenanya, meski di tim asuhannya ada pemain asing, yakni Alexander Minic dan Paul Richard Sanderson, di mata Putut semua pemain punya tanggung jawab yang sama.


“Minic dan Sanderson juga pernah kalah kalau latihan melawan tim cadangan. Ya, saya ingatkan juga kalau mereka ada kesalahan. Tim yang bagus juga harus dibentuk dari tim cadangan yang bagus. Kalau tim cadangan kurang bagus, tetap berdampak pada penampilan,” kata Putut. 

WAHANA EXPRESS DAN TECTONA JUARA KOMPETISI IVOBA SENIOR

Wahana Express Grup Berhasil Juara Kompetisi Ivoba Senior.
Tim bola voli putra Tectona dan tim putri Wahana Express Group (WEG) keluar sebagai juara Kompetisi Bola Voli Ivoba Senior KU-22 Tahun 2017, setelah kedua tim tersebut mampu menyapu bersih kemenangan, pada pertandingan yang berlangsung di GOR Persada, Jalan Persada, Kamis, 27 April 2017.

Tim putra Tectona memastikan tampil sebagai juara setelah meraih dua kali kemenangan saat mengalahkan Alko 3-0 (25-23, 25-21, 25-12), dan Pasundan dengan skor 3-1 (19-25, 25-18, 33-31, 25-21). Peringkat kedua kategori, putra diraih oleh Pasundan yang meraih satu kali kemenangan saat mengalahkan Alko 3-1 (25-17, 21-25, 25-17, 25-17). 

Sementara Alko hanya bisamenempati posisi juru kunci setaelah gagal merah kemenangan dari dua pertandingan yang dijalaninya.

Kepastian tim putri Wahana Express Group menjadi juara kompetisi Ivoba senior, diraih saat mengalahkan pesaing utamanya Bahana Bina Pakuan 3-0 (25-18, 25-23, 27-25). Dengan hasil tersebut, tim asuhan Rastoni ini telah meraih empat kali kemenangan dari lima pertandingan yang harus dijalani.

Pelatih Wahana Express Group, Rastoni mengatakan, pada pertengahan set ketiga konsentrasi pemaiannya sempat buyar, sehingga banyak melakukan kesalahan yang menguntungkan lawan.

“Mereka menganggap enteng karena merasa sudah unggul 2-0, padahal lawan sedang bermain bagus dan sering membuat flashing da pukulanyang kencang. Setelah kita briefing, semangat anak-anak bisa kembali lagi dan bisa menang 3-0,” ujarnya.

Pelatih Bahana Bina Pakuan, Salman Gusniafi Immar menuturkan, meski sempat membalikan kedaan pada set ketiga, para pemainnya banyak melakukan kesalahan sendiri pada akhir pertandingan, sehingga poin pun terbuang percuma.

“Target sebelumnya memang finalis, dan materi pemain lawan juga rata-rata pemain Proliga kemarin. Sementara kita campuran dari kelahiran tahun 1995 sama tahun 1999 dan 2000,” tuturnya.

Sebelumnya, Tri Retno Mutiara dkk mampu meraih kemenangan saat mengalahkan  tuan rumah Tectona 3-0 (25-18, 25-20, 25-22), Patriot Kota Bekasi r 3-0 (25-15, 25-18, 25-20), dan Parahyangan juga dengan skor 3-0 (25-11, 25-15, 25-8).

Sementara bagi Bahana Bina Pakuan, kekalahan ini harus memupus ambisi Normalita dkk untuk bisa menggeser Wahana. Dengan demikian Bahana masih memiliki peluang untuk menempati posisi kedua, bersaing dengan Alko yang juga sama-sama akan menjalani pertandingan terakhir, Jumat, 28 April 2017.

Pada laga penentuan nanti, Bahana Bina Pakuan akan menghadapi Parahyangan. Sementara Alko yang pada pertandingan sebelumnya menundukan Tectona, akan menghadapi partai sengit melawan Wahana Express Group.

Jadwal pertandingan Jumat, 28 April 2017, pukul 13.00 WIB: Bahana Bina Pakuan – Parahyangan, pukul 14.00 WIB : Patriot – Tectona, pukul 16.00 WIB : Wahana Express Group – Alko.

Pikiran-rakyat.com

BELAJARLAH DARI PROLIGA WAHAI PSSI

Kompetisi Bola Voli Profesional Proliga, meskipun miskin sponsor, namun taat pada aturan hukum yang ada di Indonesia

PT Liga Indonesia Baru selaku operator Go-Jek Traveloka Liga 1 wajib untuk becermin dan tegas melarang klub-klub untuk memainkan pemain asing yang belum memiliki izin kerja dan tinggal. Apalagi, operator di kompetisi lain, seperti Proliga, mampu tegas menaati aturan itu.

Hingga Selasa (18/4), tercatat ada 26 pemain asing dari 12 klub Liga 1 yang belum mengantongi surat keterangan izin tinggal terbatas (Kitas) dari Imigrasi, serta izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Namun, sebagian dari pemain asing itu sudah turun membela klub sejak Liga 1 bergulir, Sabtu (15/4). Hal itu merupakan pelanggaran serius terhadap aturan keimigrasian dan ketenagakerjaan Indonesia.


Pengamat sepak bola dari Institut Teknologi Bandung, Tommy Apriantono, prihatin dengan maraknya pelanggaran itu. Menurut dia, jika dibiarkan, itu merupakan bentuk pelecehan terhadap negara.

“Aturan (terkait pekerja asing) itu, kan, ketentuan umum, bukan hanya di olahraga dan sepak bola. Itu juga berlaku di semua sektor. Jika di Proliga dan basket (Liga Basket Indonesia/IBL) aturan itu bisa dihormati, kenapa di sepak bola tidak? Saya kira persoalan mendasarnya ada di operator (PT LIB),” ujar Tommy dihubungi dari Jakarta, kemarin.

Seperti dikatakan Tommy, selama bertahun-tahun, Proliga dan IBL juga mendatangkan banyak pemain asing ke Tanah Air. Namun, kontras dengan PT LIB yang mendorong pelanggaran, Proliga dan IBL justru melarang klub memainkan bintang asing jika belum memiliki Kitas.

“Prinsip kami yaitu menegakkan aturan dengan tegas dan tidak boleh ada yang abu-abu. Sekali ada toleransi, maka akan jadi masalah di kemudian hari. Ini, kan, aturan negara. Tak boleh ada alasan (melanggar),” kata Direktur Proliga Hanny S Surkatty.

Akibat ketegasan itu, sejumlah pemain asing di Proliga, seperti Polina Liutikova dari Ukraina gagal tampil di putaran 1 musim ini akibat belum turunnya Kitas.

“Ya, ada yang mengeluh. Namun, saya katakan, pakai pemain lain. Voli itu, kan, permainan tim, bukan individual. Jika ada yang nekat melanggar, tim dinyatakan kalah walked out,” ujar Hanny.

Berkaca dari hal itu, Manajer Umum Arema FC Ruddy Widodo menyatakan, pihaknya berupaya mematuhi aturan negara itu sebelum memainkan Juan Pablo Pino, pemain marquee (tersohor) mereka yang baru saja direkrut.

“Belajar dari pengalaman PSSI dibekukan dua tahun lalu, kita memang tidak boleh meremehkan masalah-masalah ini (aturan soal pemain asing). Maka dari itu, saya sampai turun tangan sendiri mengurus dokumen Pino ketimbang mempercayakannya begitu saja kepada agen. Pino mengantongi visa kunjungan usaha yang diurus di Singapura,” katanya.

Perlu waktu

Menurut Ruddy, meski prosesnya tak sulit, butuh waktu hingga berpekan-pekan untuk mendapatkan Kitas. Untuk itu, ia mengusulkan dibuat nota kesepahaman antara PSSI dan Imigrasi guna mempercepat penerbitan Kitas.

Sementara itu, Kantor Imigrasi Kelas I Bandung menegur keras PT Persib Bandung Bermartabat (Persib) karena nekat memainkan Michael Essien dan Carlton Cole, akhir pekan lalu.

“Kami masih menunggu PT PBB mengurus segala perizinan untuk menerbitkan izin tinggal terbatas bagi kedua pemain itu. Selama izin belum ada, kami peringatkan PT PBB selaku penjamin untuk tidak memainkan Essien dan Cole,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Bandung Maulia Purnamawati, di Bandung.

Saat ini, Essien dan Cole hanya mengantongi visa kunjungan. Kemarin, keduanya hadir di Kantor Imigrasi Bandung untuk memenuhi undangan pemeriksaan.


“Keduanya tidak mengetahui proses perizinan yang dilakukan PT PBB selaku penjamin. Kami akan membantu proses izin keimigrasian mereka jika persyaratannya sudah dipenuhi,” kata Maulia.

Palembank Bank Sumsel Babel Dibunuh Servis Tajam Pertamina Energi

Jump Serve keras Alexandar Minic membuat kubu Bank Sumsel Babel keok

Laga final di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017), bisa dibilang sebagai penampilan terburuk Palembang Bank SumselBabel pada Proliga 2017.

Mereka kalah 0-3 (24-26, 15-25, 12-25) dari Jakarta Pertamina Energi dan gagal menjadi juara.

Aji Maulana dkk hanya bisa mengimbangi permainan Pertamina pada set pertama. Pada set kedua, mereka sudah kesulitan. Set ketiga, mereka tak banyak berkutik.

"Pertandingan tadi hanya satu set, hanya set pertama. Set kedua dan ketiga, kami sudah tidak bisa bermain," kata Samsul Jais, pelatih Bank Sumsel.

"Permainan lawan istimewa, kami bermain di bawah tekanan. Mereka melakukan variasi serangan yang sulit untuk diblok. Kami 'dibunuh' lawan dan kami banyak mati sendiri," kata Samsul lagi.

Samsul menyebut servis para pemain Pertamina, khususnya jump serve Aleksandar Minic (Montenegro), sebagai senjata utama lawan yang gagal mereka antisipasi.

Tadi seperti bukan permainan voli. Kemarin-kemarin kami kalah dari mereka 1-3, tetapi sekarang 0-3, telak. Servis-servis mereka sangat bagus dan membuat kami kesulitan," kata Aji.
Minic memang punya servis keras dan tajam. Dengan postur 205 centimeter,jump serve Minic memang langsung jadi serangan berbahaya.

Pada set kedua dan ketiga, pelatih Pertamina, Putut Marhaento, menempatkan Minic sebagai pemain pertama yang melakukan servis.

Dengan strategi tersebut, Pertamina langsung memberi tekanan kepada lawan. Pada awal set ketiga, lewat servis Minic, Pertamina melaju hingga 11-0.

"Saya memberi instruksi kepada Minic, yang penting bolanya masuk dulu. Ternyata, meskipun servisnya tidak terlalu keras, tetap saja bola receive lawan tidak bisa sampai ke pengumpan," kata Putut.

Kapten tim Pertamina, Agung Seganti, juga mengakui bahwa performa prima Minic saat melakukan servis sangat membantu tim meraih poin.

"Semua pemain kami tampil all-out pada final ini, terutama dua pemain asing kami. Mereka bermain luar biasa," kata Agung.

Selain Minic, Pertamina juga diperkuat pemain asing dari Australia, Paul Sanderson. Servis Sanderson yang tak bisa diantisipasi pemain Bank Sumsel, jadi poin terakhir atau penentu kemenangan Pertamina.
Sumber : Juara.net

Akhir Penantian Juara Agung Seganti

Agung Seganti dan Keluarga

Senyum terus menghiasi wajah Agung Seganti setelah timnya, Jakarta Pertamina Energi, keluar sebagai juara Proliga 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017).

Agung dkk memastikan raihan gelar juara setelah menundukkan Pelembang Bank SumselBabel 3-0 (26-24, 25-15, 25-12) pada partai final.

"Lunas," kata Agung sambil tertawa. "Akhirnya saya bisa juara Proliga lagi setelah 2013 (bersama Bank Sumsel). Akhirnya setelah empat tahun, saya bisa juara lagi bersama Pertamina."

Tak hanya membawa Pertamina meraih gelar juara, Agung juga mendapat penghargaan pribadi yang tak kalah prestisius. Dia terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2017.


"Waktu final four, saya bisa membawa tim meraih kemenangan. Ternyata saya juga terpilih sebagai spiker terbaik. Dari situ saya sempat berpikir dan menargetkan menjadi MVP," kata kapten tim Pertamina tersebut.

"Gelar MVP ini untuk keluarga kecil saya. Ini merupakan hiburan atau bonus di luar target utama membawa Pertamina menjadi juara," kata pemain 26 tahun tersebut.

Dukungan anak dan istri

Agung memiliki satu orang putri yang belum genap berusia dua tahun, bernama Callista Azzahra Putri Seganti, hasil pernikahannya dengan Raden Ayu Widya Sari.

Callista dan Ayu juga turut menjadi saksi saat Agung membawa Pertamina meraih gelar Proliga 2017. Keduanya hadir di GOR Among Rogo untuk memberikan dukungan langsung.

"Dari sejak berusia tiga bulan saya sudah ajak Callista untuk ikut nonton ayahnya bertanding," kata Ayu yang dulunya merupakan finalis kontes kecantikan di Sumatera Selatan.

"Kalau lihat bola, langsung dia pukul. Agung juga penginnya nanti Callista jadi pemain voli. Kalau saya, penginnya dia jadi dokter atau polisi," kata Ayu lagi.

Agung dan Ayu bertemu pada 2011. Setelah berpacaran sekitar tiga tahun, mereka memutuskan menikah pada 2014. Kini, Ayu berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sementara Agung menjadi karyawan PT Pertamina.

"Sekarang urus anak sama Agung saja dulu. Nanti, rencananya mau usaha sendiri, bikin kafe misalnya. Tetapi, nanti dulu, tunggu Callista besar," ujar Ayu lagi.

Agung dkk mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 200 juta atas prestasi mereka menjadi juara Proliga.

Selain itu, Agung juga mendapatkan hadiah sebesar Rp 10 juta atas prestasinya menjadi MVP dan Rp 5 juta sebagai spiker terbaik.

Petrokimia Gresik Pulangkan 3 Pemainnya

Pemain Bank Jatim yang membela Gresik Petrokimia dipulangkan kembali usai Peoliga Berakhir
Setelah pergelaran Proliga 2017, saatnya Gresik Petrokimia memulangkan tiga pemain pinjamannya. Tiga pemain tersebut merupakan pemain Bank Jatim. Mereka adalah Faiska Ratri Dwi, Siska Putri Rosa Ningrum, dan Dhini Indah Sari.
Pemulangan Siska, Dhini, dan Faiska berdasar kontrak yang sudah disepakati. Yakni, tenaga mereka hanya digunakan selama Proliga 2017. Setelah selesai, ketiganya wajib kembali ke klub yang menaunginya.
Manajer Petro Sasono Handito menyatakan, Siska, Dhini, dan Faiska sudah berpamitan kepada manajemen dan pemain Petro lainnya. ’’Kami mengapresiasi jasa mereka selama Proliga 2017,’’ ujarnya.
Sasono berterima kasih kepada tiga pemain tersebut. Mereka sudah memberikan yang terbaik selama bermain untuk Petro hingga lolos ke final four. Meski di babak itu Petro babak belur dan gagal melaju ke grand final.
Mantan manajer tim sepak bola Petrokimia Putra Gresik tersebut mengatakan, timnya untuk sementara tidak ada kegiatan. Para pemain diliburkan. ’’Dua minggu lagi kami latihan lagi untuk persiapan Livoli 2017,’’ katanya.
Sembari meliburkan pemain, Sasono juga berburu pelatih. Sebagaimana diketahui, posisi pelatih Petro tengah kosong pasca pemecatan Li Huanning. ’’Nanti asisten pelatih (M. Hanafi, Red) yang sementara melatih, sambil kami cari pengganti,’’ katanya.
Target tidak main-main diungkapkan Sasono untuk Livoli musim ini. Petro harus juara. Karena itu, dia tidak ingin gegabah mencari pelatih pengganti. ’’Harus yang terbaik biar tim ini bisa berprestasi lagi,’’ paparnya.
Sementara itu, pelatih Bank Jatim Labib menuturkan bahwa nantinya para pemain yang baru memperkuat Petro tersebut bergabung dengan tim junior Bank Jatim. Labib berharap pengalaman mereka di Proliga bisa ditularkan kepada para juniornya. ’’Kembalinya mereka setelah Proliga menjadi modal bagus buat kami. Mereka bisa mengajari adik-adiknya agar bermain lebih bagus,’’ paparnya.
Faiska berencana kembali berlatih dengan rekannya di Bank Jatim Rabu (26/4). Senada dengan Faiska, Siska menyatakan bahwa dirinya tidak sabar untuk kembali berlatih dengan tim yang telah membesarkan namanya tersebut. Dia memendam ambisi untuk membawa Bank Jatim menjuarai Livoli 2017. ’’Yang jelas, saya harus berusaha cepat beradaptasi lagi dengan teman-teman lainnya,’’ paparnya.
Sama halnya dengan Petro, Bank Jatim kini bersiap menyambut Livoli 2017. Selain kepulangan pemain seniornya, mereka terus berburu pemain baru untuk meningkatkan daya gedor Bank Jatim.
sumber : Jawapos.com

Aprilia Manganang Kembali Jadi MVP, Agung Seganti Kembali Menemukan Performanya

Aprilia Manganang kembali menjadi MVP di ajang Proliga 2017

Pemain putri Jakarta Elektrik PLN, Aprilia Manganang, dan putra Jakarta Pertamina Energi, Agung Seganti, berhasil merebut predikat pemain terbaik (MVP) Proliga 2017. 

Agung dan Aprilia memang tampil apik saat sepanjang musim ini. Mereka sekaligus berhasil mengantarkan tim masing-masing menjadi juara Proliga 2017. 

Bermain di GOR Amongrogo, Minggu (23/4/2017), putri Pertamina Energi keluar sebagai juara usai mengalahkan Pertamina Energi dengan skor 3-2. Adapun Agung memimpin Pertamina untuk mengalahkan Palembang Bank SumselBabel dengan skor telak 3-0.

Predikat itu melengkapi sukses Aprilia sebagai sebagai topskor putri final four Proliga 2017 ini. Aprilia sekaligus berhasil mempertahankan gelar MVP 2016. Sementara Agung menjadi spiker terbaik putra. 

"Waktu final four saya mendapatkan penghargaan spike terbaik. Dari situ saya berfikir untuk menambah satu gelar lagi, gelar MVP. Dan akhirnya terpenuhu," tutur Agung usai pertandingan.

Sementara itu, penghargaan pelatih terbaik Proliga 2017 disabet oleh Putut Marhaento (putra Jakarta Pertamina Energi) dan Tian Mei (putri Jakarta Elektrik PLN).

Bukan kali ini saja Tian Mei berhasil mengantarkan PLN Elektrik menjadi juara. Dia membuat putri Elektrik PLN juara Proliga tika kali beruntun.

The Real Final, Elektrik Menangkan Pertarungan Sengit Menghadapi Pertamina

Pemain Jakarta Elektrik PLN merayakan Gelar mereka yang ketiga usai menaklukan perlawanan sengit Jakarta Pertamina Energi

Tim voli putri Jakarta Elektrik PLN mencetak hat-trick setelah menang atas Jakarta Pertamina Energi pada babak final Proliga yang berlangsung di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (23/4/2017).

Elektrik menang 3-2 (25-20, 24-26, 25-22, 18-25, 15-11). Tahun lalu, Berllian Marsheilla dkk menang atas Pertamina juga dengan skor 3-2.

Bagi Elektrik, ini merupakan gelar juara Proliga yang mereka raih secara tiga kali beruntun yakni pada 2015, 2016, dan 2017. Sebelumnya, mereka adalah kampiun Proliga pada 2004, 2009, serta 2011.

Pertamina mengawali set pertama dengan baik setelah unggul 1-4. Namun, Elektrik mengejar ketinggalan menjadi 4-4.

Setelah itu, kedua tim terlibat duel sengit. Elektrik yang bermain lepas berhasil unggul 22-19 dan memenangi set ini.

Pada set kedua, Elektrik unggul di awal 4-2. Pertamina berusaha keras mendekat hingga mencatat skor imbang 18-18, lalu berbalik unggul 23-19.

Elektrik membalas dan kembali membuka jarak 23-24 dan menyamakan kedudukan 24-24. Pertamina mencetak dua poin beruntun dan menutup set ini. Skor menjadi imbang 1-1.

Pada set ketiga, Pertamina memimpin pada perebutan poin awal 8-3. Elektrik berhasil mendekat dan memastikan set ini jadi milik mereka.

Pada set keempat, Pertamina unggul 16-10.Mereka menjaga keunggulan dan merebut set ini. Kedudukan menjadi imbang 2-2.

Elektrik membuka awal set penentuan dengan 7-4. Aprilia Manganang dkk semakin menjauh dengan 12-5.

Pertamina tidak bisa mempertahankan ritme permainan, sementara Elektrik bermain lepas. Elektrik yang sudah di atas angin akhirnya mengunci kemenangan setelah memenangi set ini.

Faktor Mental 

Usai laga final tersebut Pelatih Jakarta Eletrik PLN, Tien Mei pun mengungkapkan rahasia kemenangan di pertandingan yang menurutnya sengit tersebut.

Pertandingan tersebut berlangsung sengit sejak awal set pertama hingga set keempat. Kedua tim berbagi angka sama sehingga pertandingan harus dilanjutkan dengan set kelima untuk penentuan.

"Tim yang memiliki mental baik akan muncul sebagai pemenang. Kami melihat, tim Jakarta Pertamina Energi sudah kehilangan mental ketika mereka banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Tien Mei usai partai grand final seperti dikutip dari Antara.
Jakarta Pertamina ENergi harus puas kembali menjadi Runner-up setelah dikandaskan kembali oleh lawan yang sama di final tahun lalu Jakarta Elektrik PLN pada ajang proliga 2017.
Pada awal set kelima, kedua tim saling berbagi angka hingga kedudukan 4-4. Namun tim Jakarta Pertamina Energi banyak membuat kesalahan sendiri sehingga memberikan setidaknya delapan angka secara berturut-turut kepada Jakarta Elektrik PLN.

Hal tersebut, diakui Libero Jakarta Electrik PLN Berlian Marsheilla telah melecutkan semangat dan tekad anggota timnya untuk juara.

"Pada awalnya, kondisi tim kami sangat sulit. Ada tiga pemain yang tidak berada dalam kondisi yang baik karena sakit atau cedera. Namun, semuanya sudah bertekad untuk meraih kemenangan," katanya.

Sejumlah pemain dalam tim Jakarta Elektrik PLN, lanjut dia, juga baru pertama kali tampil pada laga grand final sehingga masih terlihat gugup. "Tetapi semua bermain baik dan bisa meraih kemenangan," katanya.

Sementara itu, Pelatih Jakarta Pertamina Energi Risco Herlambang mengakui keunggulan tim yang juga menjadi lawan timnya pada final tahun sebelumnya. Serupa tahun ini, tahun lalu tim Jakarta Pertamina Energi pun kalah dari Jakarta Elektrik PLN.


"Kami ucapkan selamat kepada Jakarta Elektrik PLN yang tampil sebagai juara. Penentuan pada pertandingan final ini ada di set kelima," katanya. "Kami tidak mampu meredam permainan mereka."

sumber : Juara.net

USAHA FINALIS PROLIGA 2017 MEMBENDUNG APRILIA MANGANANG, DAN ANNA STEPANIUK


Anna Stepaniuk menjadi andalan baru Jakarta Pertamina Energi, selain smash keras, Anna merupakan pemain cerdas dengan tipuan bola-bolanya yang sangat efektif di lapangan
Laga terakhir pada putaran final kejuaraan bola voli Proliga 2017 di Bandung, Jawa Barat, 16 April lalu, menyisakan pekerjaan rumah bagi tim putri Jakarta Pertamina Energi dan Jakarta Elektrik PLN. Pertamina masih kedodoran di barisan tengah, sedangkan Elektrik PLN kesulitan membobol barisan blok lawan.

Kini, kedua tim tengah menyiapkan strategi terbaik untuk beradu kekuatan pada laga grand final di Yogyakarta, Minggu (23/4).

Pelatih Pertamina, Risco Herlambang, masih mengandalkan Regan Hood Scott, Anna Stepaniuk, dan Asih Titi Pangestuti untuk menjaga bagian depan net. Scott dan Stepaniuk juga memikul tugas untuk melancarkan spike ke bidang PLN.

Scott punya gaya spike keras, sedangkan Stepaniuk lebih bisa mengombinasikan serangan. Selain mengandalkan spike keras, Stepaniuk juga piawai mengelabui lawan dengan bola lambung pelan, tetapi melampaui jangkauan tangan blocker PLN.

Beberapa kali tipuan Stepaniuk ini membuat barisan depan PLN, Aprilia Manganang, Lindsay Stazler, dan Maria Jose, kocar-kacir. Ketika lentingan bola pelan Stepaniuk lolos dari tangan blocker PLN, Berlian Marsheilla yang menjadi libero juga kesulitan menjangkau bola.

“Kami memang harus mewaspadai Pertamina. Mereka mainnya sangat kompak dibandingkan tim-tim lainnya,” kata Aprilia, sang kapten Elektrik PLN, Kamis (20/4).

Aprilia mengakui, kekuatan pemain asing Pertamina menjadi kunci kekuatan tim itu. Kombinasi serangan seperti yang dilakukan Stepaniuk memang jarang dilakukan timnya. PLN yang diasuh pelatih China, Tien Mei, itu cenderung melancarkan bola-bola keras ke sudut belakang bidang lawan.

Aprilia dan Maria, duo spiker keras PLN, sangat piawai dalam penempatan bola sulit. Beberapa kali spike Aprilia menghunjam dan memelintir cepat. Kalaupun mampu diraih Pertamina, hasilnya hampir pasti bola mati.

Kekuatan Aprilia

Dalam setiap laga melawan Elektrik PLN, tim Pertamina Energi berhitung keras untuk meredam serangan Aprilia. “PLN kuat karena punya Aprilia. Saya rasa pemain asing mereka kalau secara individual masih kalah dibandingkan Aprilia,” kata Risco.
Aprillia Manganang masih menjadi andalan Jakarta Elektrik PLN dalam mendulang poin di final Proliga 2017
Asih sengaja ditempatkan untuk membantu Scott dan Stepaniuk dalam meredam serangan Aprilia. Selain andal dalam mengeblok bola, Asih juga cerdas menyerobot bola-bola yang diumpan matang oleh setter Tri Retno Mutiara.

Aprilia mengatakan cukup direpotkan oleh Asih, quicker Pertamina. Ia dan timnya akan memperbaiki posisi agar bola dari quicker lawan bisa diatasi.

Pada laga puncak nanti, Tien Mei masih akan memasang formasi yang sama. Selain Aprilia, Stazler, Jose, dan Berlian, Tien Mei juga menempatkan Wilda Siti Nurfadilah Sugandi sebagai quicker. Wilda akan bergantian dengan Shella Bernadetha (17).

Penampilan Shella sebagai pemain baru mampu mencuri perhatian penonton. Kecepatannya menyarangkan bola kerap membuahkan poin bagi PLN.

Secara teknis, PLN lebih unggul dari Pertamina. Ini karena di bagian tengah mereka memiliki Berlian, libero yang sudah tiga tahun ini terpilih sebagai libero terbaik di Proliga. Berlian menjadi salah satu kunci keberhasilan serangan PLN. Adapun libero Pertamina, Wahida Muntaza (Tasya) dan Novia Andriyanti, masih kalah jam terbang.

“Dalam final nanti, saya rasa kekuatan kami sama. Hanya saja, kami memang harus adu sabar melawan PLN,” kata Risco optimistis.

Makin solid

Adapun laga final putra mempertemukan tim Jakarta Pertamina Energi dengan Palembang Bank SumselBabel. Optimisme kubu Pertamina diungkapkan Manajer Syafrudin Sa’id. “Penampilan tim terus membaik, termasuk saat empat besar sehingga saya merasa tim ini makin solid dan matang, tinggal dipelihara stabilitasnya,” ujarnya.

Manajer Palembang Bank SumselBabel Hidayat tak kalah yakin. Ia mengatakan, rekam jejak timnya dengan Pertamina di Proliga 2017 masih satu kemenangan di pihaknya, berbanding dua kemenangan Pertamina.

“Skor menang-kalah masih 1-2. Kami ingin menyamakan skor menjadi 2-2, dengan trofi juara di pihak kami,” kata Hidayat.

Palembang Bank SumselBabel kembali bangkit musim ini. Mereka menggandeng pelatih baru, Samsul Jais, untuk mengulang sukses juara 2011 dan 2013.

Di final 2011, SumselBabel mengalahkan tim Jakarta Sananta dan di final 2013 mereka menundukkan Jakarta BNI 46. Namun, kemudian kejayaan SumselBabel surut hingga 2016.

Proliga tahun ini menjadi ajang pembuktian bagi tim yang digawangi Aji Maulana, Sigit Adrian dan dua pemain asing, Evandro Sauza serta Carlos Arajuo, itu. Mereka akan berjuang menundukkan Pertamina Energi.

Bagi Samsul Jais, musim ini SumselBabel menorehkan sejarah tersendiri, salah satunya menundukkan BNI Taplus, 3-0, di babak empat besar. “Selama ini SumselBabel tidak pernah menang melawan BNI. Tahun ini keadaan mulai berubah,” kata Samsul.

Untuk mengembalikan kekuatan tim, Samsul mengatakan tidak hanya membenahi teknik dan strategi. Ia juga membenahi faktor nonteknis yang kerap menjadi kendala untuk menang, yaitu kekompakan tim.

Direktur Proliga Hanny S Surkatty menilai final akan menampilkan laga menarik. Ia juga optimistis penonton akan berduyun-duyun hadir di tribune GOR Amongrogo karena penonton Yogyakarta tergolong fanatik terhadap voli.

Sumber : Kompas