Profil Klub KBC Celuk Bali, Penghasil Pemain Handal Untuk Tim Nasional

Tim KBC Celuk saat berlaga di kejurnas junior U-17 tahun 2017
Berbicara mengenai bola voli di Provinsi Bali, tentu ingatan kita akan langsung tertuju kepada nama-nama pemain voli nasional asal daerah tersebut. Sebut saja I Nyoman Rudi Tirtana, I Wayan Windu Segara, Kadek Juliadi, dan Komang Bumi Rekta, Made Vandim Sanjaya, dan masih banyak yang lainnya.
Salah satu klub penghasil pemain tersebut adalah klub Bola Voli Kartini Batik Club (KBC) Celuk, yang terletak di Kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar, Klub bola voli Kartini Batik Club (KBC) Celuk,lahir pada tanggal 22 Desember 1999. Dalam perjalanannya, KBC berubah nama menjadi Kemuda Bangsa Chanti (KBC), sejak 12 Mei 2014 lalu. 

Makna KBC sendiri kurang lebih ‘pemuda bangsa menuju damai’. Tujuan awal dari pembentukan klub tersebut adalah mengarahkan anak-anak muda di wilayah sekitar agar terhindar dari pengaruh negatif seperti trek-trekan, geng motor, mabuk, sampai narkoba. ‘’Kami punya Sekolah Bola Voli (SBV) KBC, dan memiliki 125  murid putra dan putri, mulai pelajar SMP, SMA, hingga tamat SMA,’’ sebut pemilik KBC Nyoman Sudiantarayana.
Untuk bisa masuk menjadi anggota dan berlatih di KBC, siswa harus sepengetahuan orangtuanya. Sebagai Iurannya mereka membayar Rp 100.000/bulan, uang iuran ini untuk kepentingan pemeliharaan lapangan, bola, serta alat perlengkapan latihan lainnya. Siswa dapat berlatih tiga sampai empat kali dalam sepekan. ‘’Jika mereka absen dua kali, kami tegur. Kami juga berkoordinasi dengan orangtuanya, apakah benar putra-putrinya berlatih,’’ ucap pria yang akrab disapa Mangkok ini.
Para siswa sekola bola voli KBC terdiri dari putra dan putri, sebagian besar siswa berlatih di voli indoor, namun ada pula yang menekuni voli pantai. Untuk voli indoor, ditangani pelatih Komang Agus Martayana, Dewa Gede Yuda Berata, Dewa Gede Adiputra, serta Wayan Okayana.
Sedangkan voli pantai siswa dilatih Wayan Indrawan dan Gusti Made Tamba. ‘’Voli pantai berlatih di Pantai Mertasari Sanur, sedangkan voli indoor di Jalan Jagaraga, Celuk,’’ sebut Mangkok.
Jika mereka sudah piawai bermain voli, mereka ditarik ke klub, dan tak jarang pula tenaganya dipinjam klub lokal, guna berlaga pada galadesa maupun antarkampung (tarkam). ‘’Mereka kami beri kesempatan turun di galadesa, supaya mendapatkan sekadar uang saku, apalag event lokal tanpa target,’’ jelasnya.
Akan tetapi, untuk kejurnas antarklub U-17, para pebola voli turun mengusung bendera KBC. Tujuannya, supaya kepiawaian dan skill mereka bisa dipantau klub-klub besar. Prestasi KBC tembus ke semifinal, pada Kejurnas Bola Voli Antarklub U-17 di Yogyakarta, tahun 2016.
Sederet bintang voli nasional telah lahir dari klub ini, Jebolan KBC seperti Nyoman Rudi Tirtana (klub Pro Liga BNI 46, dua kali menyumbang emas SEA Games), Wayan Acong Windu Segara (pelatih BNI 46, sekali meraih emas SEA Games), Komang Pande Darmawan (BNI 46), Made Vandim Sanjaya Putra (klub Pro Liga BVN Bekasi), Dewa Yuda Berata dan Ida Bagus Mahendra (klub Indomaret Sidoarjo, Juara Livoli), Putu Suandika (klub Pro Liga Jakarta Sananta).
Untuk pebola voli pantai, jebolan KBC adalah Wayan Indrawan/Putu Juniartha Wibawa (peraih perak PON XVIII di Riau 2012), serta Wayan Ekayoga (peraih perak PON XVII di Kaltim 2008). 

Mangkok pun berobsesi, pada Pro Liga 2019, alumnus KBC ada yang berlaga di klub Pro Liga seperti Vandim, serta debutan baru Komang Maranjana alias Mang Jay (188 cm), Komang Gede Raditya  Surawiyuda (188 cm), serta pebola voli putri Ni Nyoman Shaniawati (180 cm). ‘’Kami targetkan mereka bisa membela klub Pro Liga tahun depan. Vandim posisinya quicker juga disiapkan Pra PON voli pantai 2019, bersama pasangannya Nyoman Lantara, sedangkan Mang Jay, Surawiyuda dan Shaniawati posisinya open spiker,’’ papar Mangkok.
Shaniawati selama ini tenaganya sering dipakai klub di Ngawi, Jatim. Bahkan, ada juga asuhan KBC Salsabila yang masih duduk di bangku SMP, saat Lebaran pulang kampung ke Bandung. Bakat dan talentanya dilirik klub Bandung Tectona, dan kini dia direkrut klub JWS Minahasa, Sulut.
‘’Kami lebih senang mendidik siswa dari nol, yang penting mereka rutinitas berlatih, namun ada juga kendalanya bagi siswa sekolah unggulan, jadwal latihannya bisa dikompensasi pada hari Minggu,’’ terang Mangkok. 

Sumber : balipost.com dengan perubahan

Artikel Terkait

Previous
Next Post »