Nizar Zulfikar Dan Yuda Mardiansyah Diharapkan Jadi Pembeda Di Tim Nasional Voli

Nizar Zulfikar dan Yuda Mardiasyah
Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) mematok target meraih perunggu pada ajang Asian Games 2018 mendatang. Capaian ini cukup realistis melihat peta kekuatan lawan yang cukup berat.
Ketua Umum PBVSI Imam Sudjarwo mengatakan, lawan-lawan seperti Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok bakal menjadi batu sandungan bagi Merah Putih.
Menengok sejenak ke SEA Games 2017 lalu, tim voli putra dan putri Indonesia juga hanya sanggup meraih medali perak setelah keduanya sama-sama dipecundangi raksasa voli Asia Tenggara,Thailand. 
"Dari evaluasi dan koordinasi, target meraih perunggu atau juara tiga di grup putra dan putri itu cukup realistis," katanya di GOR Amongrogo Jogjakarta, usai penutupan ajang Proliga 2018, Minggu (15/4).
Melihat potensi para pemain yang ikut dalam Proliga 2018 yang cukup memuaskan, Imam yakin mereka bisa merealisasikan target itu.
Para pemain yang masuk tim nasional voli akan mulai pemusatan latihan pada bulan Mei mendatang. "Termasuk juga voli pantai. Khusus cabang olahraga ini, kami target emas," ucapnya.
Sementara itu, Pelatih Tim Nasional Putra Samsul Jais menambahkan bahwa kerangka timnas voli untuk Asian Games 2018 sudah terbentuk. Ia juga sudah mengantongi 14 nama yang diambil dari beberapa tim di ajang Proliga 2018.
Setelah para pemain timnas dipanggil, Jais menuturkan, ia berencana untuk melakukan training camp, dilanjutkan uji coba melawan tim dari negara-negara lain.
Pelatih tim voli putra Samsul Jais menyatakan, 18 pemain yang dipanggil untuk multievent terbesar se-Asia itu memiliki kualitas materi lebih bagus daripada tahun lalu, terutama pada sektor setter dan quicker. Masuknya Nizar Julfikar dan Yuda Mardiansyah membuat warna baru bagi skuad Merah Putih.
Samsul menilai, buruknya prestasi di SEA Games 2017 karena kehilangan sosok Nizar sebagai setter, alias pengatur serangan. Nizar kala itu tidak beegabung karena sedang menjalani pendidikan Sekolah Inspektur Kepolisian Sumber Sarjana.
Padahal, pemain 23 tahun itu menyabet best setter Proliga 2017 dengan catatan 446 kali memberikan umpan 393 di antaranya sukses menghasilkan spike.
”Nizar punya kualitas. Bola-bola cepat dan pelepasan open bagus. Dan juga usianya masih muda,” ungkap pelatih yang pernah membela timnas voli era 1989 hingga 1998 itu.
Sementara, Yuda disebut Jais merupakan quicker terbaik yang ada di dalam skuad. Selain membawa Samator juara Proliga 2018 dan Livoli 2017, pemain kelahiran Medan itu merupakan quicker terbaik sekaligus pemain muda terbaik Livoli 2017.
”Nilai plusnya, dia memiliki kemampuan kill blok dan pembacaan serangan lawan yang tidak pemain lain miliki,” terangnya.
Dengan adanya Nizar dan Yuda di badan tim, Jais yakin timnya bisa masuk babak delapan besar Asian Games 2018.
Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Iran, dan beberapa negara pecahan Uni Soviet disebutnya bakal menjadi pesaing kuat. Meski begitu, pelatih asal Palembang tersebut optimistis bisa menampilkan yang terbaik. (han)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »