GAGAL PATAHKAN DOMINASI THAILAND, INDONESIA HARUS PUAS DENGAN DUA MEDALI PERAK


Tim nasional Indonesia kembali harus menelan pil pahit gagal meraih medali emas di Final cabor voli indoor Pekan Olahraga Mahasiswa se- Asia Tenggara yang berlangsung kemarin, (16/7) di Hall Olahraga dan Rekreasi NUS, Singapura. 

Kegagalan Indonesia meraih medali emas dimulai ketika tim putri yang dimotori kapten sekaligus setter, Shinta Ainni tidak mampu meruntuhkan dominasi tim putri Thailand. Pada pertandingan yang berlangsung kurang dari satu jam itu, Indonesia kalah telak 0-3 (16-25, 19-25, 17-25). Kekalahan di partai Final menjadi kekalahan kedua Indonesia diajang POM ASEAN 2016. Sebelumnya tim putri Indonesia juga takluk di babak penyisihan dengan skor 0-3 (18-25, 21-25, 14-25).


Dominasi tim putri Thailand memang sudah tidak diragukan lagi. Meratanya kemampuan para pemain dan padunya tim membuat Thailand menjadi salah satu tim putri yang ditakuti tidak saja di kawasan Asia tapi juga dunia. Pada gelaran POM ASEAN kali ini saja, Thailand membawa serta Pornpun Guedpard, Ajcharaporn Kongyot, Soraya Phomla, tiga pemain inti yang seminggu sebelumnya memberikan gelar peringkat kelima di World Grand Prix. Ketiganya termasuk pemain muda masa depan Thailand yang sudah memiliki prestasi tingkat dunia.

Tim Putra Gagal Manfaatkan Peluang


Tim putra Indonesia juga dipaksa pulang dengan medali perak setelah kalah dengan skor 1-3 (26-28, 26-24, 17-25, 36-38) dari Thailand. Fikri Septian dkk sebenarnya menunjukan grafik penampilan yang meningkat. Kelemahan di block yang kurang rapat serta spike tidak mematikan  yang menjadi sorotan ketika berhadapan dengan Filipina sukses dipoles dan diperbaiki. Alhasil Indonesia mampu meredam serangan-serangan Thailand yang diperkuat oleh Kitsada Somkade dan Kissada Nilsawai, dua pemain yang membawa Thailand meraih emas SEA Games 2015 lalu. 

Indonesia sebenarnya berpeluang besar untuk memenangi set keempat dan memaksa Thailand bertanding lima set jika saja anak asuh Andri Widiatmoko mampu tampil lebih tenang terutama ketika mendekati akhir pertandingan. Sayang ketenangan dan koordinasi para pemain Indonesia justru hilang ketika poin-poin kritis. 

“Kami main masih boros dan mudah membuang poin. Selain itu kerjasama tim juga belum begitu padu.” ungkap Fikri Septian, kapten timnas putra Indonesia yang dihubungi seusai pertandingan.

Terkait dengan kurang padunya tim, pemain yang juga tampil di Proliga 2016 ini mengungkap hal itu  dikarenakan tidak adanya pemusatan latihan yang cukup sebelum timnas berangkat ke Singapura. “Koordinasi dan team work kami belum begitu padu karena tidak ada pemusatan latihan, sehabis lebaran langsung berangkat ke Singapura.” lanjut Fikri.

Tidak adanya pemusatan latihan yang cukup bukan hanya kali ini saja terjadi. Hal serupa juga pernah terjadi pada 2014 lalu. Menghadapi POM ASEAN yang pada 2014 lalu dilaksanakan di Palembang, pemusatan latihan tim nasional baru dilakukan satu minggu jelang pertandingan pertama digelar.


sumber : Volimania.org

MENJELANG OLIMPIADE 2016, TIM VOLI PANTAI INDONESIA ASAH MENTAL KE AUSTRALIA

Tim Voli Pantai Indonesia. 


Kapten tim putra voli pantai Indonesia, Ade Chandra Rahmawan, mengaku sudah siap merebut satu tiket untuk lolos ke Olimpiade dalam babak kualifikasi yang di gelar di Australia. Menurutnya, saat ini tinggal memantapkan mental sebaik mungkin.

Tim voli pantai, baik putra dan putri, telah menggelar pelatnas di Denpasar, Bali, sejak Maret lalu. Selama tiga bulan latihan di sana, Ade menyebut dia dan rekan-rekannya digembleng mental dan strategi.

Dia menilai mental merupakan hal yang penting untuk dibangun terutama dalam menghadapi lawan. Apalagi menurutnya kualifikasi di Australia yang diadakan pada 25-27 Juni mendatang itu diikuti oleh tim-tim kuat.

"Sekarang fokusnya latihan tim, bagaimana memperkuat tim. Yang utama adalah kuat mental. Kuat mental dalam keluar dari tekanan lawan yang sesungguhnya. Jadi kita selalu membayangi siapa lawan kita sekarang di latihan, seolah-olah dia lawan kita sekarang dan strateginya menghadapinya bagaimana,'" ungkap Ade saat ditemui di sela-sela kunjungan Menpora Imam Nahrawi di Denpasar Bali, Minggu (19/6).

Menghadapi lawan-lawan yang kuat dan unggul postur tubuh, tak membuat Ade pesimistis. Dia mengaku telah mempersiapkan strategi.

"Solusi lawan yang tinggi itu, kita harus main cepat, bagaimana caranya mengeser pukulan, kesempatannya cuma itu. Kalau main biasa, kita kalah jangkuannya karena mereka tinggi-tinggi, jadi harus main cepat," lanjut dia.

Kendati demikian, pasangan Rendy Verdian itu menilai peluang lolos ke Olimpiade 2016 cukup terbuka. Sebab menurutnya kekuatan lawan sama-sama kuat.

"Peluangnya 50:50. Tapi memang Australia tim kuat, tapi kami sempat menang kok lawan Jepang dan Thailand," katanya.

sumber : sport.detik.com

Profil Pungky Afriecia, Bidadari Cantik Voli Indonesia


Pungky Afrecia


Pungky Afriecia, nama yang satu ini tentu sudah sering didengar oleh para pecinta voli Indonesia, maklum pevoli cantik kelahiran 21 silam ini selalu menjadi pusat perhatian penonton ketika ia dan timnya berlaga. Pungky dianggap sebagai salah satu atlet tercantik Indonesia saat ini.

Klaim itu memang cukup beralasan. Pungky memiliki atribut lengkap untuk menjadi idola. Paras cantik, berkulit putih, piawai bermain bola voli, dan ramah kepada penggemar. Ditambah lagi, Pungky berada di tengah bidadari voli lain seperti Yolla Yuliana hingga Berllian Marsheilla di tim Jakarta Eektrik PLN.

Dianggap sebagai salah satu pevoli tercantik di Indonesia, Pungky afrecia tak lantas merasa risih. Dia justru bangga dengan anggapan tersebut, meski di sisi lain justru merasa kecantikannya tidak seberapa dibanding banyak perempuan lain.

Pungky telah menekuni dunia Voli sejak SD. Awalnya ia hanya ikut bermain biasa, namun lama-kelamaan ikut ekstrakulikuler karena dia dianggap memiliki bakat oleh gurunya. Selain itu, ibunda Pungky juga merupakan mantan Atlet voli, walaupun tidak sampai tembus tingkat nasional.  Sempat mandek tidak latihan selama beberapa bulan karena menghadapi Ujian nasional saat kelas 6 SD. Pungky melanjutkan latihan kembali saat memasuki kelas 1 SMP.

Perjalanan karier Pungky bukannya tanpa hambatan. Bahkan, sang ayah awalnya tak menyetujui pilihan Pungky menjadi atlet voli. Latihan voli yang keras  dan identik dengan jatuh bangun rupanya membuat sang ayah khawatir akan kesehatan putri tercinta. Meski begitu lambat laun, dengan melihat prestasi Pungky yang terus menanjak akhirnya sang ayah memberikan izin penuh kepadanya.



"Hal itu wajar karena saya kan anak perempuan, sedangkan kalau latihan voli itu capek banget dan harus jatuh bangun mengejar bola. Papa meminta saya fokus belajar saja. Namun, setelah melihat kesungguhan saya dan kemudian diiringi dengan prestasi, ayah pun akhirnya mendukung," kata Pungky mengenang.

Saat ditanya mengapa Pungky tidak menjadi Model saja, pungky menjawab : "Waktu kecil saya memang sempat suka nyanyi dan jadi model. Namun, saya hobinya memang sudah di voli. Tapi saya tak akan menolak kesempatan jika ada tawaran yang datang dari dunia hiburan. Kalau bisa volinya tetap jalan juga secara beriringan," ujar Pungky.

Walaupun karier Pungky di pentas bola voli nasional belum semengilap beberapa rekan setimnya di Alko yang sudah menembus level tim nasional dan tampil di ajang sekelas SEA Games seperti Berllia Marseheilla, Yolla Yuliana atau Aprillia Manganang. Namun, dalam usia belia, perempuan kelahiran Bandung pada 28 April 1994 itu bertekad bisa terus berkembang menjadi atlet nasional dan lebih baik lagi kedepannya.

Walaupun sudah 5 tahun ikut livoli bersama Alko, Pungky baru sekali merasakan gelar pada tahun 2015 lalu. Di pentas proliga pun Pungky akhirnya bisa merasakan manisnya gelar Juara bersama Jakarta Elektrik PLN pada tahun ini. Walaupun belum menembus skuad utama tim, namun bagi Pungky dilatih oleh pelatih sekaliber Tien Mei merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya.

Pungky menyadari bahwa dirinya masih harus terus berkembang untuk bisa menembus level timnas, apalagi bersaing dengan nama-nama macam Aprillia, Yolla, Amalia Fajrina, Maya Kurnia, dan sederet bintang papan atas lainnya harus berusaha dengan keras.

Pungky pun menyadari kariernya sebagai atlet mungkin tak bertahan selamanya, Pungky juga sudah memikirkan masa depannya, termasuk rencana membuat usaha kecil-kecilan atau bahkan kerja di instansi pemerintahan sebagai Pegawai Negeri Sipil. "Saya sih maunya punya usaha sendiri, apa saja, misalnya kuliner atau butik. Selain itu, juga ingin jadi PNS," harapnya.

Di usia 21 tahun, tentu perjalanan Pungky untuk mewujudkan mimpinya masih terbuka lebar. Bukan mustahil juga mimpi berprestasi tinggi di dunia voli bisa dibarengi dengan berkarier di dunia entertainment. Toh, di mana ada niat, di situ ada jalan. 

Nama : Pungky Afriecia
Lahir  : Bandung, 28 April 1994
Karier:

      Kejurda Junior (2008, 2012) 
      Kejurnas Junior (2009,2012) 
      Popda, Popwilnas, Popnas (2009-2012) 
      Livoli Divisi Utama (Prayoga Unitas 2007, Bahana BP 2012, Alko Bandung 2013-15) 
      Proliga (Valeria Papua Barat 2014) 
      Proliga 2016 ( Jakarta elektrik PLN) Juara.
Klub  : 
Amatir         : Alko Bandung 
Profesional : Manokwari Valeria (2014)
                     Jakarta Electrik PLN (2015)
 
   
Baca Juga : 

RESMI, MEDALI OLIMPIADE BRAZIL 2016 TELAH DILUNCURKAN, BEGINI DESAINNYA..


Komite Olimpiade Internasional telah resmi meluncurkan medali yang akan dipakai dalam gelaran olimpiade pada hari abu 15 Juni 2016 kemarin. Menjelang 52 hari hitungan mundur menuju pesta olahraga sedunia tersebut.

Medali Olimpiade Rio Brazil 2016 ; sumber : getyimages

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC). Thomas Bach hadir pada acara peluncuran di Barra Olympic Park kemarin "Hari ini menandai awal dari hitungan mundur menuju Olimpiade pertama yang akan dipentaskan di benua Amerika Selatan."



Medali yang didesain kali ini memiliki simbol hubungan antara kekuatan kepahlawanan dan kekuatan alam. Bernilai 500gr emas, perak dan perunggu. Medali ini dibuat dan disain sedemikian rupa agar para juara memiliki kebanggaan di hati mereka kelak ketika mereka naik podium.

Total 2,488 medali telah dibuat, medali emas 812, 812 perak, dan 864 medali perunggu -untuk atlet yang akan naik podium di Rio nanti.

Fitur Daun laurel yang melingkari lambang olimpiade rio didesain melambangkan kemenangan pada zaman Yunani kuno. Daun laurel mewakili hubungan antara kekuatan alam dan Olimpiade.

Sebagai tradisi Olimpiade, disisi medali lainnya menampilkan gambar Nike, dewi Yunani yang melambangkan kemenangan dengan Stadion Panathinaikos dan Acropolis sebagai latar belakangnya.

Sementara itu, Tim voli dan voli Pantai  yang sudah lolos Olimpiade. Akan terlebih dahulu mengikuti turnamen di Meksiko awal bulan ini. Tim Pria telah meloloskan lima wakil terakhir yang akan berlaga di olimpiade nanti, yaitu Polandia, Iran, Prancis, Kanada, dan Meksiko,Tim tersebut akan bergabung dengan tuan rumah Brazil,  pemenang Piala Dunia USA dan runner-up Italia, pemenang turnamen kualifikasi Olimpiade Afrika Mesir, pemenang turnamen kualifikasi Olimpiade Eropa Rusia, pemenang turnamen kualifikasi Olimpiade Amerika Selatan Argentina dan NORCECA Olimpiade kualifikasi turnamen pemenang Kuba.

Sementara di Cabang Puteri Italia, Belanda, Jepang, Korea dan Puerto Riko telah memastikan lima tempat di olimpiade Rho nanti, untuk bergabung dengan tuan rumah Brasil, Cina sang pemenang Piala Dunia wanita dan runner-up Serbia, Kamerun pemenang turnamen kualifikasi Olimpiade Afrika, Rusia pemenang turnamen kualifikasi Olimpiade Eropa, Amerika Selatan Olimpiade kualifikasi turnamen pemenang Argentina, dan NORCECA Olimpiade kualifikasi turnamen pemenang USA.

Di voli pantai, terdapat 15 tim perempuan dan 15 tim  laki-laki yang memenuhi syarat untuk bermain di Olimpiade nanti.