Kegagalan Indonesia meraih medali emas dimulai ketika tim putri yang dimotori kapten sekaligus setter, Shinta Ainni tidak mampu meruntuhkan dominasi tim putri Thailand. Pada pertandingan yang berlangsung kurang dari satu jam itu, Indonesia kalah telak 0-3 (16-25, 19-25, 17-25). Kekalahan di partai Final menjadi kekalahan kedua Indonesia diajang POM ASEAN 2016. Sebelumnya tim putri Indonesia juga takluk di babak penyisihan dengan skor 0-3 (18-25, 21-25, 14-25).
Dominasi tim putri Thailand memang sudah tidak diragukan lagi. Meratanya kemampuan para pemain dan padunya tim membuat Thailand menjadi salah satu tim putri yang ditakuti tidak saja di kawasan Asia tapi juga dunia. Pada gelaran POM ASEAN kali ini saja, Thailand membawa serta Pornpun Guedpard, Ajcharaporn Kongyot, Soraya Phomla, tiga pemain inti yang seminggu sebelumnya memberikan gelar peringkat kelima di World Grand Prix. Ketiganya termasuk pemain muda masa depan Thailand yang sudah memiliki prestasi tingkat dunia.
Tim Putra Gagal Manfaatkan Peluang
Tim putra Indonesia juga dipaksa
pulang dengan medali perak setelah kalah dengan skor 1-3 (26-28, 26-24, 17-25,
36-38) dari Thailand. Fikri Septian dkk sebenarnya menunjukan grafik penampilan
yang meningkat. Kelemahan di block yang kurang rapat serta spike tidak
mematikan yang menjadi sorotan ketika berhadapan dengan Filipina sukses
dipoles dan diperbaiki. Alhasil Indonesia mampu meredam serangan-serangan
Thailand yang diperkuat oleh Kitsada Somkade dan Kissada Nilsawai, dua pemain
yang membawa Thailand meraih emas SEA Games 2015 lalu.
Indonesia sebenarnya berpeluang
besar untuk memenangi set keempat dan memaksa Thailand bertanding lima set jika
saja anak asuh Andri Widiatmoko mampu tampil lebih tenang terutama ketika
mendekati akhir pertandingan. Sayang ketenangan dan koordinasi para pemain
Indonesia justru hilang ketika poin-poin kritis.
“Kami main masih boros dan mudah
membuang poin. Selain itu kerjasama tim juga belum begitu padu.” ungkap Fikri
Septian, kapten timnas putra Indonesia yang dihubungi seusai pertandingan.
Terkait dengan kurang padunya tim, pemain yang juga tampil di Proliga 2016 ini mengungkap hal itu dikarenakan tidak adanya pemusatan latihan yang cukup sebelum timnas berangkat ke Singapura. “Koordinasi dan team work kami belum begitu padu karena tidak ada pemusatan latihan, sehabis lebaran langsung berangkat ke Singapura.” lanjut Fikri.
Terkait dengan kurang padunya tim, pemain yang juga tampil di Proliga 2016 ini mengungkap hal itu dikarenakan tidak adanya pemusatan latihan yang cukup sebelum timnas berangkat ke Singapura. “Koordinasi dan team work kami belum begitu padu karena tidak ada pemusatan latihan, sehabis lebaran langsung berangkat ke Singapura.” lanjut Fikri.
Tidak adanya pemusatan latihan yang cukup bukan hanya
kali ini saja terjadi. Hal serupa juga pernah terjadi pada 2014 lalu.
Menghadapi POM ASEAN yang pada 2014 lalu dilaksanakan di Palembang, pemusatan
latihan tim nasional baru dilakukan satu minggu jelang pertandingan pertama
digelar.
sumber : Volimania.org