BANYAK STADION SEPAKBOLA MEGAH DIBANGUN, SEMENTARA UNTUK GOR VOLI ??

GOR PSCC Palembang Tampak dari Luar

Pemain bola voli yang berlaga di turnamen Proliga 2017 di Kota Palembang, Sumsel, 3-5 Februari lalu, pasti merasa beruntung. Mereka bermain di arena berstandar global yang pernah dipakai untuk menggelar berbagai kejuaraan tingkat nasional dan internasional.

Proliga 2017 digelar di Palembang Sport and Convention Center (PSCC). Posisinya bisa dicapai sekitar satu jam perjalanan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. PSCC dulu adalah bekas Gedung Olahraga Sriwijaya yang dibangun pada 1972 dan diresmikan presiden kedua RI Soeharto. Lima tahun lalu, gedung itu direnovasi untuk menyambut ajang multicabang SEA Games Jakarta-Palembang 2011.

Sejak saat itu, PSCC sering dipakai untuk menggelar kejuaraan tingkat nasional dan internasional, seperti Islamic Solidarity Games 2013, ASEAN Basketball League, dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional. Selain lokasinya strategis, kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.
Putaran Proliga 2017 di Gor PSCC Palembang
Saat matahari bersinar terik di luar ruangan, misalnya, di dalam arena justru terasa sejuk. Suhu udara bertiup sekitar 23-25 derajat celsius. Pertandingan yang bergulir mulai pukul 11.00 dapat berjalan lancar tanpa ada keluhan pemain-pemain kepanasan.

PSCC juga dilengkapi ruang ganti kostum, ruang penyimpanan peralatan, ruang wasit, ruang pertemuan VIP dan VVIP, serta panggung utama. Semua kursi tribune berada di lantai dua. Begitu masuk gedung, penonton diarahkan naik melewati tangga sehingga arena pertandingan betul-betul steril dari penonton. Arena dilengkapi pencahayaan dan pengeras suara yang baik. Toilet pun bersih dan terawat.

Lebih megah

Kapten tim bola voli putri Jakarta PGN Popsivo Polwan, Amelia Fajrina Nabila, mengatakan, dibandingkan dengan arena turnamen sebelumnya di Malang, arena di Palembang lebih baik. “Terasa sekali dari atmosfer penonton yang dihasilkan, di sini jadi lebih megah,” ujar Amelia.

Namun, Amelia heran mengapa alas arena tidak sama seperti SEA Games 2011. “Alas yang ada sekarang lebih bergelombang. Kalau dulu mulus. Padahal, lokasinya sama,” ujar Amelia.

Menurut Amelia, kondisi arena menunjang performa pemain sehingga kualitasnya perlu dijaga. Kemeriahan penonton Palembang mengingatkan Amelia saat tampil dalam kejuaraan di luar negeri, seperti di Filipina dan Thailand. Ia menilai, negara-negara lain di Asia memiliki arena olahraga lebih luas, dengan fasilitas lebih lengkap.

Kapten tim Jakarta Pertamina Energi, Novia Andriyanti, berharap penyelenggara Proliga tahun depan di kota lainnya sebaiknya juga memperhatikan kualitas arena. “Terutama dari sisi kebersihan, harus lebih ditingkatkan lagi,” katanya.

Wakil Direktur Proliga yang juga Wakil Ketua Bidang Pertandingan PBVSI Regi Nelwan mengatakan, arena olahraga di Indonesia yang memenuhi standar internasional masih sangat terbatas, bisa dihitung dengan jari. PSCC merupakan salah satu arena yang memenuhi standar global karena waktu itu dibangun untuk SEA Games Jakarta-Palembang 2011. “Arena lain belum ada yang seperti ini,” kata Regi.

Ia menambahkan, menyambut Asian Games 2018, yang juga direncanakan berlangsung di Jakarta dan Palembang, sudah saatnya Indonesia menyiapkan lebih banyak arena berstandar internasional. Yang tidak boleh dilupakan, selain arena kejuaraan, tuan rumah juga wajib menyediakan arena latihan.
GOR Sabilulungan di Kab. Bandung
Saat ini selain PSCC Palembang dan Istora hanya ada Gor Sabilulungan di Kab. Bandung yang bisa menampung penonton mencapai 6000 orang, Serta GOR Amongrogo Jogjakarta yang dinilai sudah memenuhi standar. namun masih diperlukan banyak GOR lain untuk menunjang pembinaan latihan para atlet junior.

Para pemain bola voli, badminton, basket, dan olahraga yang biasa dilakukan dalam GOR mungkin sedikit banyak Iri dengan cabang sepakbola, dimana saat ini semakin banyak stadion sepakbola dibangun dengan standar internasional, seperti stadion GBLA, Pakansari, Stadion Patriot, Gelora Bung Tomo, Stadion Batakan, dan saat ini GBK yang sedang dipercantik menjelang Asean Games.

Para pemangku kepentingan olahraga nasional harusnya bercermin ke negeri tetangga seperti Thailand, Filipina, dan Singapura yang memiliki GOR yang berstandar Internasional. Lengkap dengan elektronik Board serta layar raksasa di dalam GOR.

Hal ini sangat disayangkan, mengingat kompetisi Proliga, badminton, dan basket masih saja memakai GOR yang kurang layak untuk dipakai Kompetisi profesional. Bagaimana pemain bisa tampil maksimal, bila hawa dalam kor pengap, panas serta atap bocor, yang dapat mengganggu jalannya pertandingan.

Apalagi bila Indonesia menjadi tuan rumah kompetisi voli Asia atau dunia, GOR yang dipakai seperti Istora Senayan sudah sangat ketinggalan zaman dari segi arsitektur dan desain. Dipelukan renovasi besar untuk menyetarakannya dengan GOR kelas dunia seperti di negara-negara maju.
GOR Amongraga Jogjakarta saat menggelar kejuaraan junior Badminton : Sindonews.com


Memang tidak setiap bulan kompetisi diadakan, namun dengan banyaknya kor berstandar Internasional diharapkan ketika tidak dipakai untuk kompetisi pun, GOR tersebut bisa digunakan untuk pembinaan pemain muda. Baik dari cabang Bola Voli maupun cabang lain seperti Futsal, Basket, Badminton, dan olahraga Indoor lainnya. 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »