NILAM SUKMA PAWENING, PEMBAWA BAKI SANG SAKA MERAH PUTIH TERNYATA ATLET VOLI


Nilam Sukma Pawening saat menjadi pembawa baki


Siapa Sangka pembawa baki sang saka merah putih Nilam Sukma Pawening merupakan Atlet voli di PBV Karuci jakarta, gadis cantik asal SMAN 67 Jakarta ini juga punya bawaan sifat yang jujur tapi menenangkan dalam mengejar apa yang dicita-citakannya.

Saat itu adalah sore di mana saya bertukar nama dengan Nilam Sukma Pawening. Dia adalah cewek si pembawa baki di tim Arjuna Paskibraka Nasional tahun ini. Siapa mengira, cewek dengan badan tinggi-tegap sekaligus ramping ini menyodorkan tangannya lebih dulu dan mengajak jari-jari saya untuk berjabatan dengannya. Hangat. Apalagi saat melihat senyumnya yang ramah.

”Hai Kak, saya Nilam,” sapanya kalem. Senyumnya belum juga lepas, seperti juga jari-jari saya yang masih belum melepas jari-jari Nilam. Eh!

”Jadi ini tangan halus si pembawa baki itu?” ujar saya membalas keramahan Nilam yang diganjarnya lagi dengan senyuman yang lebih lebar menunjukkan barisan giginya yang putih dan rapat. Rapi. Serapi gerakan Nilam ketika ia menjemput bendera pusaka dari tangan Presiden pada (17/8) lalu untuk dikibarkan di tiang bendera Istana dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71.

Wajah Nilam tentu sudah banyak disorot kamera TV nasional, terutama saat ia membuat gerakan satu-satu menaiki anak tangga Istana. Katanya, kalau sampai salah menghitung langkah, bukan cuma Nilam yang dicap gagal melainkan satu angkatan Paskibraka nasional.
”Siapa yang nggak mau jadi cewek pembawa baki? Posisi ini menjadi incaran banyak orang, tapi tanggung jawabnya besar,” ujar penyuka warna pink ini saat membagi pengalamannya menjadi cewek pembawa baki itu.

Nilam tidak canggung menceritakan duduk perkara kenapa dia bisa terpilih menjadi cewek pembawa baki sementara ada banyak anggota cewek lain juga di Paskibraka angkatannya yang menginginkan posisi yang sama.

”Sebenarnya setiap putri terbaik (cewek Paskibraka, RED) bisa melakukannya. Saat latihan, kita semua mendapat latihan di posisi itu, cuma mungkin ada faktor lain yang dipertimbangkan panitia, sehingga yang dicari adalah yang pembawaannya tenang, perhitungan yang tepat, serta gerakan yang konsisten,” ungkap pemilik zodiak Libra ini tenang membagikan kisahnya.

Nilam mengaku, ada kegembiraan yang membuncah saat dikabarkan panitia bahwa posisi pembawa baki jatuh ke tangannya. Seperti apa yang ditargetkan Nilam selama mengikuti proses seleksi mulai dari jalur paskibra sekolah,wilayah Jakarta Timur sampai mewakili DKI Jakarta, perjuangan menjadi pembawa baki meski tercapai prosesnya tidaklah mudah.

Nggak cuma harus mengorbankan waktu dan tenaganya untuk latihan baris berbaris dan konsen membawa baki, cewek kelahiran Jakarta 19 Oktober 2000 ini juga harus mengorbankan jadwal latihan olahraga voli yang selama ini digelutinya.

Nilam (memakai deker)  saat bermain di tim karuci jaktim

Nilam mengaku harus rela meninggalkan hobinya sebagai Atlet voli di tim Pbv Karuci jaktim setelah dirinya terpilih menjadi anggota paskibra. 

”Sampai harus off dulu main volinya karena bener-bener sibuk latihan berbulan-bulan. Terus pas latihan di nasional kita di karantina lagi sebulan, dan latihannya keras ada latihan fisik berupa lari sprint, lompat karet, dan jogging putarin Jambore. Itu untuk daya tahan tubuh doang," kata cewek yang pernah menang di kejuaraan Voli tingkat kecamatan dan wilayah Jakarta Timur serta mengikuti kejuaraan bola voli pada turnamen Pekan Olahraga Provinsi (POP) Pelajar pada 2015 lalu.

Sebagai atlet, Nilam juga harus bisa mengatur emosi bukan cuma saat bertanding melainkan juga pada saat berhadapan dengan orang nomor satu di Indonesia, yaitu Bapak Presiden Joko Widodo.

“Deg-degan banget pastinya dapet tanggung jawab ini, tapi nggak boleh gampang grogi karena itu yang dicari untuk jadi seorang pembawa baki,” kenangnya menarik nafas panjang, lega sudah menjalankan amanah dan mensukseskan keseluruhan tugas Paskibraka Nasional.
Tiba-tiba, cewek yang tidak suka buah Durian tersebut mengingat masa-masa penentuan siapa yang lolos seleksi untuk mewakili provinsinya dan hal itu yang menjadikan Nilam setenang penampilannya sekarang.

“Saya ingat, ada dua pasang DKI yang bakal masuk untuk Paskibaraka Nasional, saya rasa dia (saingan) cantik, begitu juga pasangannya gagah, tapi nggak tau kenapa Nilam yang diloloskan? Nah, pas Nilam cari tahu, katanya tes psikologi Nilam bagus. Mungkin itu salah satu faktornya, dan oh iya panitia juga bilang ‘putra putri yang mewakili masing-masing provinsi adalah yang terbaik, jadi harus yang punya attitude terbaik juga’,” jelasnya panjang lebar tapi setuju sikap itu penting karena siapapun putra-putri yang terpilih akan membawa nama baik provinsi masing-masing.

Dikutip dari : hai-online.com

PUTRI PETROKIMIA REKRUT EKS PEMAIN PON HADAPI LIVOLI 2016

Novia Andriani (petrokimia gresik)

Menjelang Livoli 2016, tim voli putri Petrokimia terus melakukan persiapan latihan di GOR Tridharma Gresik.

Tak tanggung-tanggung persiapan mereka mendatangkan pelatih asal China, Li Huanning yang juga mantan pelatih PON Jawa Timur.

Keputusan menggunakan Li (sapaan Li Huanning), dimaksudkan untuk membina atlet-atlet muda Petrokimia pada ajang Livoli yang rencananya akan digeber 4-11 Desember 2016.

"Kita menggunakan jasa Li, karena baru saja mendengar jika kontrak dengan PBVSI Jawa Timur diperpanjang, maka dari itu pengurus tim voli Petrokimia meminta untuk diperbantukan ke sini," kata Gatot Santoso kabid teknik voli Petrokimia, pada Senin (24/10/2016)

Ternyata pengurus tidak hanya meminta bantuan pelatih asal China ini untuk memoles atlet-atlet muda putri bola voli Petrokimia.

Mereka juga mendatangkan tiga pemain PON Jawa Timur dan juga satu dari PON Jawa Tengah.
Mereka adalah, Bunga Mita Sari (libero), Esta Iniseamas Rusdiana (Libero), Khalisa Azilia Rahma (Tosser) dan dari Jawa Tengah Rika Dwi Latri (Quicker).

Namun sayang Khalista Azilia Rahma, tidak dapat bergabung dalam tim. Karena harus menyelesaikan studynya, yang akan memasuki masa ujian sekolah.

Petrokimia juga berencana mendatangkan dua lagi atlet PON dari Sulawesi Utara, mereka adalah Graciela Suwu dan Mariane Adeli (tosser).

Namun nama atlet tersebut belum dipastikan untuk bergabung, karena alasan Gatot Santoso, pemain yang dibidik belum menanggapi.

"Tujuan kita meminta mereka untuk bergabung pada tim Petrokimia, untuk memotivasi para atlet kami. Selain itu ditim ini atletnya masih muda semua, hanya ada empat pemain senior," imbuh Gatot Santoso kepada (TRIBUNnews.com Network).

Gatot Santoso menambahkan, jika membentuk tim ini untuk Livoli2016 sangat mendadak, maka dari itu dia berharap tangan dingin Li Huanning dapat meraih prestasi tertinggi Livoli yang akan diikuti, oleh tim Petrokimia ini.

"Kita terkendala PON XIX Jawa Barat kemarin, jadi mepet sekali persiapan kami. Semoga saja dapat maksimal anak-anak menghadapi Livoli nanti,"

PRAJURIT INDOBATT KONTINGEN GARUDA UNIFIL RAIH JUARA DI KOMPETISI ANTAR SATUAN





Indonesian Battalion (Indobatt) Kontingen Garuda XXIII-J/Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) meraih gelar juara dalam kompetisi bola voli pantai yang digelar Unifil.
Mengalahkan wakil negara-negara lain, Indobatt meraih gelar juara I dan II, serta gelar pemain terbaik, dalam pertandingan yang berlangsung di lapangan olahraga Markas HQ-Unifil Naqoura, Lebanon.

TNI yang mengirimkan tiga tim, Indobatt A, Indobatt B, dan Indobatt C meraih kemenangan lewat Indobatt A. Sementara posisi runner up diamankan Indobatt C.
Sementara penghargaan pemain terbaik direbut Serma (Mar) Lastari dari Indobatt A. Penghargaan dan sertifikat diberikan langsung oleh komandan dari Austria selaku tuan rumah pertandingan.

Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-J/Unifil Letkol (Inf) Dwi Sasongko mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anak buahnya.

“Walaupun sudah mendekati akhir masa penugasan, prajurit Indobatt selalu menunjukan semangat dan sportifitas yang tinggi dalam setiap ajang kompetisi tingkat UNIFIL, dan mengharumkan nama Bangsa dan Negara dikancah Internasional melalui olahraga,” tutur Letkol Inf Dwi Sasongko.

PROFIL NANDITA AYU SALSABILA, PEMENANG MISS VOLLEY VTV CUP 2016


Nandita Ayu Salsabila

Nandita Ayu Salsabila, pemain voli muda berbakat yang dimiliki Indonesia. Memiliki paras Ayu seperti namanya, dan smash-smash kerasnya kerap menghujam pertahanan lawan timnya membuat nandita disebut-sebut sebagai calon pengganti Amalia Fajrina Kelak.

Siapa sangka, Nandita Ayu sendiri adalah anak mantan bek kiri legendaris Timnas Indonesia. Sudirman, sang ayah, adalah pria yang besar di lapangan sepak bola dan menjadi andalan timnas garuda pada medio 90an. Sedangkan Tri Wahyuni, sang ibu, adalah mantan pemain Timnas voli putri Indonesia di era 1990-an.

Buah jatuh tidak jauh dari pohon. Pepatah itu, tampaknya, pas untuk menggambarkan keluarga Sudirman, ayah dari Nandita Ayu. Mantan bintang tim nasional sepak bola Indonesia tersebut mempunyai keluarga yang istimewa. Betapa tidak, istri dan tiga anaknya berkecimpung dalam dunia olahraga.

Tri Wahyuni, Ibu nandita, adalah penggawa timnas voli pada era 1990-an yang berhasil membawa medali perak pada SEAgames 1996. Ayu memiliki dua orang adik yaitu  Tasya Aprilia Putri, yang kini menajadi andalan timnas Junior dan bersekolah di SKO Ragunan Jakarta. Sementara itu, Risky M. Sudirman, Adik bungsu Ayu, mengikuti jejak sang ayah menjadi pemain bola. Risky bergabung di Sekolah Sepak Bola (SSB) Villa 2000.
Nandita Ayu dan Adiknya Tasya Aprilia yang sama-sama atlet voli Nasional

“ Sejak kelas 1 SD saya sering melihat mamah latihan hingga akhirnya tertarik dengan voli. Saat kelas 3 SD, saya mulai sering berlatih sama mamah. Kelas 5 SD, saya masih klub hingga akhirnya memperkuat Indonesia tepat pada kelas 2 SMP," ujar Ayu.

Ayu -sapaan Nandita Ayu Salsabila sudah harus rela tinggal jauh dari keluarga sejak SMP, hal itu dikarenakan dirinya harus tinggal di Asrama SKO Ragunan dan Hal itu membuatnya harus berpisah dengan keluarga.  Namun, Sebagai kepala keluarga, Ayahnya sadar betul kondisi yang harus dialami itu. Sebagai mantan atlet nasional, dia tahu benar kerasnya latihan yang harus dilakoni atlet profesional..

Risiko atlet, jarang pulang ke rumah, sibuk latihan. Terkadang jika ada TC di timnas atau main di luar kota, Ayu harus jauh dari orangtuanya.

Sudirman sengaja mengarahkan anaknya menjadi atlet. Hal itu berdasarkan pada kisah hidupnya sendiri. ''Karena saya dulu pemain sepak bola dan ibunya pemain voli, kami sudah merasakan enaknya jadi atlet. Sekarang kami tinggal menikmati,'' ujar pria yang saat aktif menjadi pemain berposisi sebagai bek kiri tersebut.

Karena itu, Sudirman dan istri berusaha keras mengarahkan buah hatinya untuk mencintai olahraga. Tidak hanya mengajak ke lapangan saat berlatih, tapi juga membujuk sang anak untuk mau berlatih. ''Ada saja caranya, mulai memaksa sampai dibujuk untuk mau berlatih. Biasanya kami belikan makanan kesukaan mereka, tapi setelah itu harus latihan,'' ucapnya lantas tertawa.

Perjuangan Ayahnya tidak sia-sia. Ayu yang kini berhasil masuk timnas. Dan dia menjadi pemain profesional di klub Proliga, serta kini menjadi andalan provinsi DKI Jakarta di PON kemarin.

''Sekarang mereka menikmati hasilnya. Memang berat, tapi ujungnya kan enak juga. Kami tidak perlu memberi uang jajan. Malah sekarang mereka bisa memberi orang tuanya,'' tutur Sudirman.

Ayu mengakui, orang tuanya telah memberikan jalan yang tepat. Meski harus lelah berlatih dan kehilangan waktu bermain, dirinya tidak pernah menyesal menjadi atlet profesional. Dia bersyukur punya orang tua yang mantan atlet. Selain bakat yang menurun kepada dirinya, Ayu semakin terbantu dengan atmosfer latihan yang dibawa orang tuanya.

''Saya beruntung, latihan yang saya dapatkan dari orang tua tentu berbeda. Karena itu, saya bisa seperti sekarang ini,'' tuturnya.

Untuk mendukung kemampuan, Ayu memiliki alat latihan sendiri di rumah. Bukan hanya latihan, untuk menu makanan dan suplemen pendukung, dia lebih diperhatikan dan beruntung dibanding rekan-rekannya. Ayu mendapat multivitamin yang tepat dan rutin, sehingga mendukung perkembangan fisiknya.

''Tempat dan alat latihan saya sudah siap. Multivitamin juga sudah disiapkan. Saya bertekad meraih prestasi lebih tinggi dari orang tua,'' tegasnya.

Ayu menyadari tidak bisa menikmati masa muda dengan bebas. Namun, dia sedikit  terobati karena sedari SMP sudah terbiasa tinggal dan berkumpul dengan rekan-rekan sesama pemain yang sebaya. Ayu merasa lebih nyaman tinggal di mes karena bisa terus berkumpul dengan teman-temannya.

''Saya tetap bisa main meski saya lebih sibuk dibanding anak seusia saya. Saya harus berlatih setiap hari dari mulai latihan pagi dan latihan sore, bahkan terkadang Ayu harus rela berpanas terik saat berlatih Fisik di tengah hari. Tapi, saya menikmatinya,'' tegas pemain yang berposisi sebagai open spiker tersebut.

Cita-cita Ayu ke depan adalah bisa melampaui pencapaian ibunya yang meraih medali perak dalam ajang SEA Games. Dia berambisi mempersembahkan emas untuk Indonesia. ''Saya berusaha keras. Mudah-mudahan voli juga terus berkembang di Indonesia,'' ungkapnya.
Turnamen internasional pertama yang diikuti Ayu saat itu adalah ASEAN School 2012. Posisinya saat itu masih libero, bukan open spike seperti yang diguluti Ayu saat ini. Itu adalah salah satu momen membanggakan bagi Ayu.

Pasalnya, ia terpilih setelah dilakukan seleksi dari seluruh Indonesia dan menjadi pemain paling muda di sana. Nasehat sang ibu menjadi faktor utama yang mengantarkan Ayu ke pintu menuju kesuksesan.

"Mamah selalu bilang agar saya tidak sombong. Ia juga mengingatkan jangan nge-down saat melakukan kesalahan," tutur Ayu.

Target Selanjutnya

Di ajang SEA Games, ia juga sudah dua kali memperkuat Indonesia. Jika pada SEA Games Myanmar 2013 belum berstatus pemain inti, wanita kelahiran 12 Juli 1997 itu sudah mendapatkan tempat utama di SEA Games Singapura 2015.

Nandita Ayu memperoleh penghargaan miss vtv cup
Regenerasi timnas putri sepertinya akan segera berpindah ke tangan angkatan Nandita ayu dan kawan-kawan. Banyak dari rekan Ayu yang seumuran kini menjadi andalan di klub proliga dan provinsi. Sebut saja Legisya Nurasiah, tri Retno mutiara, Yasmin Afisa, Putri Anindya, dari jabar, Arsela Nuari dari DKI, Erlina Noviyanti dari DKI, dan angkatan seumurannya dari provinsi lainnya.

Prestasi membanggakan baru saja direngkuh Nandita Ayu Salsabila. Ketika ikut membela Timnas voli putri Indonesia, ia dinobatkan sebagai Miss Bola Voli Piala VTV 2016 di Vietnam. Kebetulan, Ayu juga sukses membawa Timnas Indonesia finis di peringkat ketiga.

Mengenai penghargaan Miss Bola Voli Piala VTV 2016, Ayu juga mengaku tidak menyangka. Kreteria pemilihan itu adalah atlet yang paling cantik di setiap tim dan melihat performanya selama di lapangan.

Ya, saya sendiri kaget ketika nama saya yang disebutkan. Sebelum dipilih, saya sempat menjalani proses pemotretan seperti model. Sempat risih karena saya tak pernah make up sebelumnya," ungkap Ayu sembari tertawa.

Kini, Ayu bertekad melanjutkan prestasinya dengan meraih gelar juara Proliga 2017. Setelah menjuarai Proliga 2012 dan 2013 bersama Popsivo Polwan, tahun depan mahasiswa semester 3 manajemen Trisakti itu akan memperkuat Pertamina.

 Dari berbagai sumber 

SADA CRUZEIRO RAIH GELAR JUARA DUNIA KEJUARAAN ANTAR KLUB DUNIA PRIA





FIVB Men Club World Championship mempertandingkan partai final yang seru. tim tuan rumah Sada Cruzeiro berhasil Merengkuh mahkota juara dunia untuk ketiga kalinya.  kali ini mereka berhasil mengalahkan Zenit Kazan dengan penampilan yang luar biasa di depan publik sendiri di Ginasio Divino Braga di Betim .

Dari empat pertemuan antara Cruzeiro dan Kazan sejak edisi 2015 dan 2016, partai kali ini adalah yang paling menakjubkan pada kejuaraan dunia, karena mereka berhasil mengalahkan wakil Rusia dengan kemenangan 3 set langsung, dan menjadi pertama kalinya berhasil mengalahkan kazan dengan kaunggulan 3 set langsung.

Pendukung di Betim memainkan peran peting, membawa suara dan warna untuk meningkatkan energi tim mereka. Dan terbukti ampuh menjadikan Cruzeiro berhasil merengkuh gelar ketiga dunia mereka di Divino Braga gymnasium.



MVP William Arjona dan pencetak gol Evandro Guerra dan Yoandy Leal adalah aktor utama pada pertandingan final tersebut. Tiga dari mereka terpilih menjadi anggota Dream Team, serta libero Sergio Nogueira. Wing spiker Wilfredo León dan middle-blocker Artem Volvich mewakili Kazan sementara Trentino Simone Giannelli dan Bolivar Pablo Crer juga termasuk dalam dream team.

sebelumnya, partai panas terjadi di perebutan peringkat ketiga,  Bolívar dan Trentino berjuang selama lima set yang mendebarkan di pertandingan medali perunggu, dan pada set yang terakhir berakhir untuk kemenangan Trentino, satu-satunya tim lebih unggul dari sang juara Cruzeiro pada perolehan gelar juara dunia, dengan empat medali emas dan dua perunggu.



 Daftar juara FIVB Pria Club World Championship :
1989 - Maxicono Parma (ITA)
1990 - Mediolanum Milan (ITA)
1991 - Il Messaggero Ravenna (ITA)
1992 - Misura Milan (ITA)
2009 - Trentino Betclic (ITA)
2010 - Trentino Betclic (ITA)
2011 - Trentino Diatec (ITA)
2012 - Trentino Diatec (ITA)
2013 - Sada Cruzeiro (BRA)
2014 - Belogorie Belgorod (RUS)
2015 - Sada Cruzeiro (BRA)
2016 - Sada Cruzeiro (BRA)

Keseluruhan Statistik - Edisi  2016:

Pencetak gol paling tinggi oleh Day
16 - Yoandy Leal Hidalgo dari Sada Cruzeiro v Taichung Bank pada 18 Oktober
24 - Nikolay Uchikov dari UPCN v Bolívar pada tanggal 19 Oktober
19 - Jan Stokr dari Trentino v Bolívar pada tanggal 20 Oktober
17 - Thiago Vanole dari Minas Tenis Clube v Bolívar pada tanggal 21 Oktober
16 - Robertlandy Simón dari Sada Cruzeiro v Bolívar pada 22 Oktober
25 - Thomas Edgar dari Bolívar v Trentino pada tanggal 23 Oktober

Pencetak skor tebanyak
25 - Thomas Edgar dari Bolívar v Trentino pada tanggal 23 Oktober
24 - Nikolay Uchikov dari UPCN v Bolívar pada tanggal 19 Oktober
19 - Jan Stokr dari Trentino v Bolívar pada tanggal 20 Oktober
19 - Todor Aleksiev dari Bolívar v Trentino pada tanggal 23 Oktober
18 - Yoandy Leal Hidalgo dari Sada Cruzeiro v Zenit Kazan pada tanggal 20 Oktober

Top Individu Blok
5 - Pablo Crer dari Bolívar v Trentino pada tanggal 23 Oktober
5 - Pablo Crer dari Bolívar v Minas Tenis Clube pada tanggal 21 Oktober
5 - Pablo Crer dari Bolívar v UPCN pada tanggal 19 Oktober
4 - Sebastián Tunggal dari Trentino v Bolívar pada tanggal 20 Oktober
4 - Simone Giannelli dari Trentino v Bolívar pada tanggal 23 Oktober

Top Individu serve
4 - Oleg Antonov dari Trentino v Bolívar pada tanggal 23 Oktober
3 - Maxim Mikhaylov dari Zenit Kazan v Taichung Bank pada tanggal 21 Oktober
3 - Evandro Guerra dari Sada Cruzeiro v Tala'ea El-Geish pada tanggal 19 Oktober
3 - Jan Stokr dari Trentino v Minas Tenis Clube pada tanggal 19 Oktober
3 - William Arjona dari Sada Cruzeiro v Taichung Bank pada 18 Oktober

Top Team blok
14 - Bolívar v Minas Tenis Clube pada tanggal 21 Oktober
13 - Bolívar v Trentino pada tanggal 23 Oktober
12 - Trentino v Bolívar pada tanggal 23 Oktober
10 - Zenit Kazan v Tala'ea El-Geish pada 18 Oktober
10 - Bolívar v UPCN pada tanggal 19 Oktober

Top Team serve
11 - Sada Cruzeiro v Taichung Bank pada 18 Oktober
9 - Sada Cruzeiro v Bolívar pada 22 Oktober
8 - Sada Cruzeiro v Tala'ea El-Geish pada tanggal 19 Oktober
8 - Bolívar v Minas Tenis Clube pada tanggal 21 Oktober
8 - Zenit Kazan v Taichung Bank pada tanggal 21 Oktober

Set Scoring tertinggi
33-31 - Bolívar v UPCN pada tanggal 19 Oktober
31-29 - Bolívar v Trentino pada tanggal 23 Oktober
30-28 - Bolívar v UPCN pada tanggal 19 Oktober
27-25 - Bolívar v UPCN pada tanggal 19 Oktober
26-24 - Sada Cruzeiro v Zenit Kazan pada tanggal 20 Oktober

Scoring pertandingan tertinggi
235 - Trentino v Bolívar pada tanggal 23 Oktober
221 - Bolívar v UPCN pada tanggal 19 Oktober
185 - Sada Cruzeiro v Zenit Kazan pada tanggal 20 Oktober
180 - Taichung Bank v Tala'ea El-Geish pada tanggal 20 Oktober
178 - Bolívar v Minas Tenis Clube pada tanggal 21 Oktober

TIJANA BOSKOVIC RAIH PENGHARGAAN MVP FIVB WOMEN CLUB CHAMPIONSHIP 2016 MANILA



Tijana Boskovic : Fivb.com


Manila, Philippins, 23 Oktober 2016 - peraih medali perak Serbia Rio 2016 Olympic Tijana Boskovic berhasil meraih penghargaan sebagai Most Valuable Player dari 2016 FIVB Club World Championship di Mall of Asia Arena, setelah ia memimpin Eczacibasi Vitra Istanbul Juara.

Dia memimpin Dream Team dari semua bintang yang bersinar sepanjang minggu di ibukota Filipina terbseut, memukau semua orang dengan beberapa pertunjukan yang luar biasa. Dia disebut sebagai pahlawan pada Dream Team ini.

Boskovic, 19, adalah pemain Serbia kedua yang memenangkan penghargaan, setelah Jovana Brakocevic pada 2013 untuk VakifBank Istanbul.

Berikut Daftar nama yang masuk skuad Dream team Turnamen : 


2016 FIVB Club World Championship Dream Team:
- Setter: Carli Lloyd (USA), Pomi Casalmaggiore.
- Opposite: Tijana Boskovic (Serbia), Eczacibasi Vitra Istanbul.
- Hitter luar: Zhu Ting (Cina), VakifBank Istanbul & Tatiana Kosheleva (Rusia), Eczacibasi Vitra Istanbul.
- Blocker Tengah: Milena Rasic (Serbia), VakifBank Istanbul & Foluke Akinradewo (USA), Volero Zurich.
- Libero: Fabi Oliveira (Brazil), Rexona Sesc Rio de Janeiro.

pemain bintang dari host PSL-F2 Logistik Manila, Lidsay Stalzter dan libero Yuri Fukuda menerima 'Mover dari Game' khusus penghargaan atas kontribusi mereka terhadap popularitas voli di Filipina.



MVP dari Kejuaraan Dunia Klub:
1991 - Sao Paulo: Ida Alvares (BRA), Sadia Sao Paulo (BRA)
1992 - Jesi: Ana Flavia Sanglard (BRA), Acqua di Fiori Belo Horizonte (BRA)
1994 - Sao Paulo: Ana Moser (BRA), Leite Moca Sorocaba (BRA)
2010 - Doha: Katarzyna Skowronska (POL), Fenerbahce Istanbul (TUR)
2011 - Doha: Natasa Osmokrovic (CRO), Rabitah Baku (AZE)
2012 - Doha: Sheilla Castro (BRA), Sollys Nestle Osasco (BRA)
2013 - Zurich: Jovana Brakocevic (SRB), VakifBank Istanbul (TUR)
2014 - Zurich: Ekaterina Gamova (RUS), Dinamo Kazan (RUS)
2015 - Zurich: Jordan Larson (USA), Eczacibasi Vitra Istanbul (TUR)
2016 - Manila: Tijana Boskovic (SRB), Eczacibasi Vitra Istanbul (TUR)