|
Anna Stepaniuk menjadi andalan baru Jakarta Pertamina Energi, selain smash keras, Anna merupakan pemain cerdas dengan tipuan bola-bolanya yang sangat efektif di lapangan |
Laga terakhir pada putaran final kejuaraan bola voli Proliga 2017 di Bandung, Jawa Barat, 16 April lalu, menyisakan pekerjaan rumah bagi tim putri Jakarta Pertamina Energi dan Jakarta Elektrik PLN. Pertamina masih kedodoran di barisan tengah, sedangkan Elektrik PLN kesulitan membobol barisan blok lawan.
Kini, kedua tim tengah menyiapkan strategi terbaik untuk beradu kekuatan pada laga grand final di Yogyakarta, Minggu (23/4).
Pelatih Pertamina, Risco Herlambang, masih mengandalkan Regan Hood Scott, Anna Stepaniuk, dan Asih Titi Pangestuti untuk menjaga bagian depan net. Scott dan Stepaniuk juga memikul tugas untuk melancarkan spike ke bidang PLN.
Scott punya gaya spike keras, sedangkan Stepaniuk lebih bisa mengombinasikan serangan. Selain mengandalkan spike keras, Stepaniuk juga piawai mengelabui lawan dengan bola lambung pelan, tetapi melampaui jangkauan tangan blocker PLN.
Beberapa kali tipuan Stepaniuk ini membuat barisan depan PLN, Aprilia Manganang, Lindsay Stazler, dan Maria Jose, kocar-kacir. Ketika lentingan bola pelan Stepaniuk lolos dari tangan blocker PLN, Berlian Marsheilla yang menjadi libero juga kesulitan menjangkau bola.
“Kami memang harus mewaspadai Pertamina. Mereka mainnya sangat kompak dibandingkan tim-tim lainnya,” kata Aprilia, sang kapten Elektrik PLN, Kamis (20/4).
Aprilia mengakui, kekuatan pemain asing Pertamina menjadi kunci kekuatan tim itu. Kombinasi serangan seperti yang dilakukan Stepaniuk memang jarang dilakukan timnya. PLN yang diasuh pelatih China, Tien Mei, itu cenderung melancarkan bola-bola keras ke sudut belakang bidang lawan.
Aprilia dan Maria, duo spiker keras PLN, sangat piawai dalam penempatan bola sulit. Beberapa kali spike Aprilia menghunjam dan memelintir cepat. Kalaupun mampu diraih Pertamina, hasilnya hampir pasti bola mati.
Kekuatan Aprilia
Dalam setiap laga melawan Elektrik PLN, tim Pertamina Energi berhitung keras untuk meredam serangan Aprilia. “PLN kuat karena punya Aprilia. Saya rasa pemain asing mereka kalau secara individual masih kalah dibandingkan Aprilia,” kata Risco.
|
Aprillia Manganang masih menjadi andalan Jakarta Elektrik PLN dalam mendulang poin di final Proliga 2017 |
Asih sengaja ditempatkan untuk membantu Scott dan Stepaniuk dalam meredam serangan Aprilia. Selain andal dalam mengeblok bola, Asih juga cerdas menyerobot bola-bola yang diumpan matang oleh setter Tri Retno Mutiara.
Aprilia mengatakan cukup direpotkan oleh Asih, quicker Pertamina. Ia dan timnya akan memperbaiki posisi agar bola dari quicker lawan bisa diatasi.
Pada laga puncak nanti, Tien Mei masih akan memasang formasi yang sama. Selain Aprilia, Stazler, Jose, dan Berlian, Tien Mei juga menempatkan Wilda Siti Nurfadilah Sugandi sebagai quicker. Wilda akan bergantian dengan Shella Bernadetha (17).
Penampilan Shella sebagai pemain baru mampu mencuri perhatian penonton. Kecepatannya menyarangkan bola kerap membuahkan poin bagi PLN.
Secara teknis, PLN lebih unggul dari Pertamina. Ini karena di bagian tengah mereka memiliki Berlian, libero yang sudah tiga tahun ini terpilih sebagai libero terbaik di Proliga. Berlian menjadi salah satu kunci keberhasilan serangan PLN. Adapun libero Pertamina, Wahida Muntaza (Tasya) dan Novia Andriyanti, masih kalah jam terbang.
“Dalam final nanti, saya rasa kekuatan kami sama. Hanya saja, kami memang harus adu sabar melawan PLN,” kata Risco optimistis.
Makin solid
Adapun laga final putra mempertemukan tim Jakarta Pertamina Energi dengan Palembang Bank SumselBabel. Optimisme kubu Pertamina diungkapkan Manajer Syafrudin Sa’id. “Penampilan tim terus membaik, termasuk saat empat besar sehingga saya merasa tim ini makin solid dan matang, tinggal dipelihara stabilitasnya,” ujarnya.
Manajer Palembang Bank SumselBabel Hidayat tak kalah yakin. Ia mengatakan, rekam jejak timnya dengan Pertamina di Proliga 2017 masih satu kemenangan di pihaknya, berbanding dua kemenangan Pertamina.
“Skor menang-kalah masih 1-2. Kami ingin menyamakan skor menjadi 2-2, dengan trofi juara di pihak kami,” kata Hidayat.
Palembang Bank SumselBabel kembali bangkit musim ini. Mereka menggandeng pelatih baru, Samsul Jais, untuk mengulang sukses juara 2011 dan 2013.
Di final 2011, SumselBabel mengalahkan tim Jakarta Sananta dan di final 2013 mereka menundukkan Jakarta BNI 46. Namun, kemudian kejayaan SumselBabel surut hingga 2016.
Proliga tahun ini menjadi ajang pembuktian bagi tim yang digawangi Aji Maulana, Sigit Adrian dan dua pemain asing, Evandro Sauza serta Carlos Arajuo, itu. Mereka akan berjuang menundukkan Pertamina Energi.
Bagi Samsul Jais, musim ini SumselBabel menorehkan sejarah tersendiri, salah satunya menundukkan BNI Taplus, 3-0, di babak empat besar. “Selama ini SumselBabel tidak pernah menang melawan BNI. Tahun ini keadaan mulai berubah,” kata Samsul.
Untuk mengembalikan kekuatan tim, Samsul mengatakan tidak hanya membenahi teknik dan strategi. Ia juga membenahi faktor nonteknis yang kerap menjadi kendala untuk menang, yaitu kekompakan tim.
Direktur Proliga Hanny S Surkatty menilai final akan menampilkan laga menarik. Ia juga optimistis penonton akan berduyun-duyun hadir di tribune GOR Amongrogo karena penonton Yogyakarta tergolong fanatik terhadap voli.
Sumber : Kompas