Tampilkan postingan dengan label PROFILE. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PROFILE. Tampilkan semua postingan

RISSING STAR SHELLA BERNADETHA, DARI SEKEDAR PENONTON KINI MENJADI ANDALAN ELEKTRIK PLN


Shella Bernadetha 

Di antara barisan pemain yang bergabung di Jakarta Elektrik PLN, Shella Bernadetha merupakan pemain termuda. Namun, dia sudah dipercaya pelatih Tien Mei sebagai starter.

Meski paling muda, pemain yang menempati posisi quicker ini mampu mengimbangi permainan Aprilia Manganang dkk. Sepanjang Proliga 2017 digelar, dia kerap menyumbang poin untuk timnya.

Pada hari terakhir final four, Minggu (16/4/2017), Elektrik keluar sebagai juara. Sebelumnya Elektrik menjadi yang terbaik pada putaran pertama.

"Senang dan bangga di tahun pertama saya bergabung dengan Elektrik bisa membawa tim jadi juara final four," kata Shella  di GOR C-Tra Arena, Bandung.

Dua tahun lalu, perempuan kelahiran Cimahi, 31 Oktober 1999 ini adalah seorang penggemar voli yang menyaksikan Elektrik saat bertanding di Proliga.

Shella masih menyimpan kenangan saat dia berfoto dengan sejumlah pemain Elektrik yakni Wilda, Dian Wijayanti, dan Berllian Marsheilla. Shella kini sudah bermain dengan tiga orang tersebut.

Siswi kelas 2 SMA Pasundan ini mulai mengenal voli kelas 6 SD saat mengikuti mata pelajaran olahraga. "Olahraga voli jadi olahraga favorit di SD Barosman 4 Cimahi," ujar Shella.

"Awalnya, tangan saya sakit-sakit saat belajar passing. Lama kelamaan saya mulai menikmati," ucap Shella.

Lolos Seleksi di Jakarta ELektrik PLN 

Jalan Shella bergabung dengan Elektrik bermula pada Proliga 2015. Saat itu, dia diajak salah satu pebola voli Elektrik, Chika Swinerlin Pratiwi menonton Elektrik saat berlaga di Bandung.

Shella Bernadetha, berhasil mewujudkan mimpinya bermain bersama idolanya Wilda Siti Nurfadillah
"Kak Chika adalah saudara saya. Setelah menonton pertandingan, Kak Chika mengajak saya berfoto dengan sejumlah pemain Elektrik supaya bisa ketularan jadi pemain ha-ha-ha," kata sulung dari dua bersaudara ini.

Pada 2016, Shella mengikuti seleksi masuk PLN. Namun, tidak berhasil. Meski gagal, Shella tak putus asa. Dia mencoba lagi tahun berikutnya dan dinyatakan lolos.

"Rasanya seperti mimpi bergabung dengan Elektrik. Apalagi, saya bisa bermain dengan pemain idola saya Teh Kiwil (sapaan akrab Wilda Siti Nurfadilah)," ucap Shella sambil tersenyum.

"Teman-teman dan orangtua mendukung ketika saya masuk Elektrik. Mereka kagum karena saya bisa langsung mengikuti Proliga, padahal saya belum pernah ikut kejurda, kejurnas atau PON," tutur Shella.

Selama menjalani latihan untuk Proliga, Shella mengaku banyak mencuri ilmu dari Wilda."Kalau Kak Tien Mei (pelatih Elektrik) memberi masukan kepada Teh Wilda, saya diam-diam mendengarkan untuk menjadi masukan bagi penampilan saya," aku Shella.

Tien Mei juga memompa semangat putri dari pasangan Regies Onan dan Lely ini agar tidak minder saat bermain dengan pemain lain yang lebih senior.

mundurnya Yolla yuliana dari Elektrik juga membuat Shella sering dipasang, hal ini karena posisi keduanya sama yaitu seorang quicker. hal ini karena quicker yang tersisa selepas Yolla mundur hanya tinggal Wilda dan Shella. otomatis pelatih tien mei pun melakukan rotasi dalam setiap permainannya, agar menghindari kelelahan dan cedera.

"Kak Mei bilang saya jangan takut-takut saat bermain. Kalau bisa menyumbang poin harus berteriak biar lapangan tidak sepi ha-ha-ha," kata remaja berusia 17 tahun ini.

Bermain di Proliga membuat Shella harus izin tidak mengikuti pelajaran dari sekolahnya."Beruntung Kepala Sekolah menyukai olahraga, jadi Shella dipermudah saat izin mengikuti Proliga," ucap Shella.

Ke depan, Shella memiliki mimpi memperkuat timnas Indonesia pada ajang SEA Games.

Kini dia fokus mempersiapkan diri untuk tampil pada final Proliga 2017 melawan Jakarta Pertamina Energi. Laga puncak akan digelar Minggu (23/4/2017) di GOR Amongrogo, Yogyakarta.

Juara.net

JAUH DARI KELUARGA, APRILIA RAYAKAN PASKAH BERDUA SANG KAKAK

Aprillia manganang harus rela jauh dari orangtua saat merayakan hari Paskah

Hari ini, umat kristiani di seluruh dunia memperingati hari raya Paskah yang tepat jatuh pada hari ini. Pevoli Jakarta Electric PLN, Aprilia Manganang, pun tak ketinggalan merayakan Paskah meski di tengah latihan jelang final four Proliga 2017.

Meski disibukkan dengan latihan jelang babak final four Proliga 2017, bintang tim voli wanita Jakarta Electric PLN, Aprilia Manganang masih menyempatkan waktu untuk memperingati Paskah di gereja. Meski begitu, Aprilia mengaku sedih karena Paskah tahun ini harus kembali ia rayakan tanpa kehadiran orang tua.


“Sempat pagi tadi masuk gereja bareng kakak untuk memperingati Paskah. Disempatkan walau habis itu langsung latihan jam 9 pagi, tapi Paskah tahun ini kembali tidak bareng keluarga karena kan mereka di kampung dan ini Paskah ketiga aku tanpa orang tua,” ujar Aprilia.

Untaian harapan dan doa pun dipanjatkan pevoli yang memiliki nama lengkap Aprilia Santini Manganan tersebut di hari kematian dan kebangkitan Yesus Kristus ini. Meski tak merayakan bersama keluarga, namun Aprilia tetap mensyukuri berbagai nikmat Tuhan yang diperolehnya.

“Yang pasti sedih lah karena tidak sama-sama mereka biasanya waktu kecil selalu bareng mama dan papa merayakan paskah,” tambahnya.

“Momen paskah itu buat saya sangat berarti karena kasih sayang Tuhan Yesus yang rela mati demi umatnya dan momen ini mudah-mudahann bisa jadi kemenangan dan kita bias jadi juara lagi tahun ini,” tutupnya.


Aprilia kini tengah fokus bersama klubnya, Jakarta Elektrik PLN untuk menghadapi Gresik Petrokimi di ajang final four Proliga 2017, Sabtu (08/04/17). Jakarta Elektrik bertekad melaju ke partai final dan memeprtahankan gelar juara yang mereka raih tahun lalu. 

WILDA SITI NURFADILLAH INGIN UMROH BARENG KELUARGA

Wilda Siti Nurfadillah kini semakin terlihat cantik dengan hijab :kompas.com

Pemain tim voli putri Jakarta Elektrik PLN, Wilda Siti Nurfadilah, ingin memberangkatkan keluarganya ke Mekah, Arab Saudi untuk ibadah umrah.

Rencana tersebut diungkapkan oleh Wilda kepada JUARA seusai menjalani latihan rutin bersama timnya di kawasan Cinere, Depok, Senin (3/4/2017).

"Setelah Proliga atau SEA Games, rencananya saya mau ngajakin satu keluarga berangkat umrah," kata Wilda.

"Sebenarnya rencana ini sudah terpikir sejak tahun lalu. Saya dapat bonus setelah main di Pekan Olahraga Nasional (PON) bersama Jawa Barat. Jadi, bonusnya saya pakai untuk keluarga," tutur dara berusia 21 tahun itu.

Dalam kesempatan itu, Wilda juga bercerita soal kuliahnya. Ia merupakan mahasiswi jurusan Manajemen Ekonomi di Universitas Bandung Raya.

Wilda berharap bisa segera menuntaskan studinya dan menjadi sarjana setelah semua agenda kompetisi Proliga tuntas.

"Seharusnya sih sekarang saya sudah nyusun skripsi. Tetapi tertunda melulu. Penginnya tahun ini bisa lulus. Pasti bisalah kalau dikejar terus," kata pemain berdomisili Cimahi ini.

Target lain Wilda pada tahun ini adalah masuk tim nasional. Pemain berhijab ini berambisi mengangkat prestasi voli Indonesia di kancah internasional, khususnya pada ajang SEA Games 2017.

Saat ini, Wilda dan rekan-rekan setimnya di Elektrik sedang disibukkan dengan persiapan menjelang babak final four Proliga 2017.

Keberhasilan menembus final four menjadi kebanggaan bagi Elektrik karena mereka berpeluang meraih gelar Proliga untuk yang kali ketiga secara beruntun.

Tim putri Elektrik sendiri tercatat sudah lima kali menjadi juara Proliga yakni 2004, 2009, 2011, 2015, dan 2016.

"Semua tim yang masuk final four pasti bagus dan akan sulit dihadapi. Meskipun juara bertahan, kami enggak boleh anggap remeh lawan. Buktinya, kemaren kami sempat kalah 0-3 dari Gresik (Petrokimia)," ucap Wilda.

"Dari segi teknik permainan, Elektrik perlu memperbaiki passing dan pertahanan. Passing itu sangat menentukan untuk mengambil poin. Lawan banyak dapat poin karena kami sering salah passing," tutur dia melanjutkan.

Pada final four Proliga 2017, Wilda dan para pemain Elektrik akan bersaing dengan Jakarta PGN Popsivo, Jakarta Pertamina Energi, dan Gresik Petrokimia.

sumber : Juara.net


MENGAPA PEMAIN SEPERTI RAMLI GEBOT TIDAK MASUK PROLIGA..??

Fenomena Ramli Gebot yang terkenal lewat sosmed
Akhir- akhir ini nama Ramli Gebot memang menjadi fenomena tersendiri di kalangan pecinta voli Indonesia, melalui aksi-aksinya yang banyak direkam oleh penonton dan diupload ke youtube membuat banyak mata penggemar voli tercengang dengan gaya smash yang agak sedikit nyentrik dari Ramli. Bahkan, dalam beberapa akun instagram seperti voliindo yang merepost aksinya ini, aksinya mendapatkan perhatian dari para Fans bola voli di luar negeri dengan beragam komentarnya, seperti “unbelievable”, “amazing” dan “incredible Action”.

Bagaimana tidak, smash yang biasanya dilakukan dengan awalan yang cukup jauh dari net, mampu Ramli modifikasi dengan tidak menggunakan awalan sama sekali. Dan bahkan dengan aksinya ini, Ramli mampu mengecoh bloker lawan dengan awalan yang sulit untuk bisa ditebak. Hal inilah yang mampu membuat penonton penasaran dan ingin melihat aksinya langsung di lapangan.

Berkat aksi-aksinya tersebut banyak para penggemar bola voli di Indonesia yang berharap Ramli bisa beraksi di pentas proliga 2017 ini. Maklum, selama ini penonton merindukan seorang pemain yang bukan hanya mampu menyumbang poin di lapangan, namun juga mampu menghibur dengan aksi-aksi eksentrik seperti Ronaldinho ataupun Neymar di dunia Sepakbola.
Salah satu Aksi Ramli di ajang Tarkam : Source IG Ramli gebot
Dahulu Indonesia memilik seorang Gugi Gustaman yang pertama kali memperkenalkan serangan ala Quick Smash dan terkenal dengan tipuan Double Stepnya. Dan kini Ramli mampu memodifikasi serangan quick dengan variasi awalan yang mampu membuat bloker hanya terpaku di tanpa bisa mengikuti pola gerakannya.

Namun, harapan para penggemar bola voli tanah air untuk menyaksikan Kang “Ramli Gebot” di pentas proliga pun sirna. Setelah dalam susunan semua tim proliga, tidak ada nama Ramli dalam skuadnya. Hal ini memang cukup menjadi tanda tanya besar di kalangan pecinta voli, mengingat dengan aksinya, tentulah brand Ramli Gebot bisa menarik penonton ke GOR untuk menonton langsung.

Sebenarnya bukan hanya Ramli saja yang banyak dinantikan aksinya dalam ajang paling bergengsi di tanah air tersebut, masih banyak para pemain Tarkam lainnya yang penonton ingin saksikan di pentas proliga seperti Hafif Dandi, Aldy Azhar, Mangkenyos dari Bali, atau Kaula Nurhidayat. Namun tentulah keputusan pelatih di tiap tim yang menentukan mana pemain yang cocok dengan strategi mereka dan mana yang tidak.

Berikut beberapa alasan logis mengapa Ramli Belum bisa tampil di pentas proliga :

1. Strategi Pelatih
Banyak pelatih yang memiliki strategi tersendiri dan pemain dengan karakter tertentu. Sehingga walaupun seorang pemain terlihat hebat di mata penonton, belum tentu pemain tersebut dibutuhkan dalam skema pelatih, seperti contoh dalam sepakbola ketika nama ngetop seperti Paulo Dybala dan Mauro Icardi tidak masuk susunan skuad Argentina, padahal di level klub kemampuannya tidak diragukan lagi.

2. Proliga Kompetisi yang singkat.
Kompetisi proliga memang digelar tidak lebih dari lima bulan, dan banyak tim proliga dibentuk sangat mepet dengan waktu pelaksanaan. Sehingga para pelatih tidak mau mengambil resiko dengan membentuk tim baru dan harus menyesuaikan kembali kerja sama timnya. Oleh karena itu banyak tim yang mengambil paket pemain seperti BSB Palembang yang mengambil satu tim TNI AU, atau Jakarta Pertamina Energi yang banyak mengambil pemain Yuso, sementara tim seperti BNI banyak mengambil pemain senior seperti Rudi Tirtana, Didi Irwadi, dan Riviansyah.


3. Setter
Gaya serangan cepat milik Ramli mengingatkan kita pada Hinata Shoyo di anime Haikyuu!!. Sehingga serangan tersebut hanya efektif dilakukan oleh seorang Spike dan setter yang sudah saling mengerti dan sehati. Mungkin bisa jadi pasangan setter seorang Ramli Gebot sudah dikontrak tim lain, sementara tim tersebut sudah kelebihan stok pemain. salah satu setter yang menjadi pasangan Ramli adalah A.R Dicky yang kini membela Jakarta Elektrik PLN. bisa kita bayangkan mungkin bila kedua pemain ini dipasangkan di team Elektrik mungkin bisa menjadi salah satu pasangan terkuat seperti layaknya Hinata Shoyo dan Kageyama di team Karasuno High School.


Dicky A.R adalah salah satu setter sehati dari Ramli yang kini membela Jakarta ELektrik PLN.
Memang segala keputusan tentang pengambilan pemain ini ada di tangan pelatih. Karena pelatihlah yang menyusun strategi dan pemain yang cocok dalam pola strateginya. Ramli Gebot hanyalah seorang pemain kelas  Tarkam yang berlatih mandiri. Namun ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari seorang Ramli Gebot yaitu :
  1. Untuk menjadi terkenal tidak melulu harus tampil di televisi atau menjadi anggota timnas,
  2. Selalu kembangkan bakat dan gayamu, walaupun berlatih sendiri niscaya kesuksesan akan bersama orang yang bersungguh-sungguh.
  3. Jangan pernah takut cibiran orang bila kita memiliki variasi sendiri, karena orang terkenal adalah yang menciptakan dan bukan yang selalu meniru orang.
  4. Tetap rendah hati dan tidak sombong.

Itulah beberapa pandangan dari admin mengenai banyaknya pertanyaan yang menanyakan mengapa Ramli Gebot tidak ikut proliga dan sebagainya.




SERING DI CAP PEMAIN TITIPAN, ANDRI REZA TIDAK MINDER IKUT PROLIGA

Andri Reza, Pemain termuda di skuad bekasi BVN yang masih berusia 13 Tahun

Batam Sindo BVN baru kali kedua mengikuti persaingan pada Proliga.Tahun ini, mereka diperkuat oleh pemain yang masih berusia belasan tahun sebagai bagian dari regenerasi.

Andri Reza adalah pemain termuda di BVN dan masih berusia 13 tahun. Meskipun paling belia, Andri tidak minder berhadapan dengan pemain tim lain yang lebih berpengalaman di cabang olahraga voli.

Andri sendiri merupakan putera dari pelatih BVN, Rudi Iskandar. umurnya yang tergolong terlalu muda untuk ikut kompetisi sekelas Proliga sering membuat orang sedikit nyinyir akan kehadirannya di lapangan. 

"Saya tidak malu bermain dengan yang lebih senior karena ingin mencuri banyak ilmu dari mereka," ujar Andri di GOR Kertajaya, Surabaya.

Pada laga melawan Jakarta Pertamina Energi, Minggu (12/3/2017), Andri diturunkan sebagai pemain pengganti Pedro Luis Garcia Toribio.

Namun, BVN harus mengakui keunggulan Pertamina dengan 1-3 (25-18, 21-25, 19-25, 23-25).

"Tadi passing saya masih jelek. Tetapi, saya tidak kecewa karena masih belajar," ujar Andri yang baru berpartisipasi pada Proliga 2017 ini.

Andri sudah mengenal voli sejak usia 3 tahun dari ayahnya, Rudi Iskandar yang merupakan mantan pemain nasional dan pelatih BVN.

"Awalnya masih lihat-lihat ayah melatih voli. Baru di kelas 3 Sekolah Dasar (SD) saya mulai latihan bersama Ayah. Saya senang voli karena anti mainstream" aku bungsu dari tiga bersaudara ini.

Dengan menekuni voli, Andri harus pandai membagi waktu antara sekolah dan latihan. Saat ini, dia masih duduk di kelas 1 SMPN 3 Bekasi.

"Alhamdulillah nilai sekolah saya tetap baik. Sekarang saya mendapat dispensasi dari sekolah karena mengikuti Proliga," ujar remaja yang menyukai mata pelajaran Matematika dan Agama Islam ini.

Andri memiliki mimpi bisa memperkuat Indonesia pada SEA Games. Dia sebelumnya pernah memperkuat Merah Putih pada Kejuaraan U-19 yang digelar 2016 di Myanmar.

"Saat itu, kami mendapat medali perunggu. Ke depan, saya ingin berprestasi seperti pemain idola saya, Leonal Marshal (Kuba)," ucap Andri.

BVN masih akan berjuang untuk memperebutkan tiket menuju babak empat besar Proliga. Tiga tempat telah diamankan oleh Surabaya Bhayangkara Samator, Bank SumselBabel, dan Pertamina.

Perjuangan BVN dan Pertamina masih akan berlanjut pada putaran kedua Seri III yang digelar di GOR Ken Arok, Malang, 17-19 Maret.

juara.net

HAMPIR PENSIUN DINI DARI VOLI DAN MISI BANGKIT KEMBALI, MAYA KURNIA INDRI BERBAGI KISAHNYA

Maya Kurnia Indri Sari

Perjalanan hidup pebola voli putri Maya Kurnia Indri sempat mengalami titik terendah ketika salah satu dokter yang menangani cedera lutut kirinya menjatuhkan vonis bahwa dia harus pensiun.

Namun, Maya tak menggubris saran dokter tersebut. Sebaliknya, atlet kelahiran 17 Februari 1992 itu memilih menantang dirinya sendiri untuk bangkit.

"Saya tidak percaya bahwa karier voli saya sudah selesai. Saya percaya bahwa saya masih bisa main voli lagi," tutur Maya kepada JUARA belum lama ini.

Keyakinan itulah yang kemudian membawa Maya kembali ke liga voli profesional Tanah Air, Proliga, setelah absen sejak Oktober 2015.

Perjuangan Maya untuk kembali ke dunia yang dicintainya terbilang berliku. Selain sempat mengalami depresi, Maya juga harus naik meja operasi untuk memulihkan cedera tulang rawan di lutut kirinya.

"Sebelum operasi, saya sempat bertemu dengan beberapa orang yang pernah mengalami kasus cedera serupa," ucap Maya.

"Di antara mereka, baru ada satu orang yang berhasil. Nah, saya ingin menjadi orang yang kedua," kata Maya lagi.

Kini, perjuangan Maya tersebut tuntas terbayar. Terhitung mulai putaran kedua Proliga tahun ini, Maya resmi menyandang status quicker tim Jakarta Elektrik PLN.

Maya melakukan debut comeback pada Proliga 2017 dengan menjadi pemain pengganti pada laga melawan Jakarta BNI Taplus yang berlangsung di GOR Tridharma, Gresik, Jawa Timur, Jumat pekan lalu.

Pada laga tersebut, Elektrik menang telak 3-0 (25-19, 25-18, 25-23).

"Pertama kali turun bermain melawan BNI, saya masih belum bisa mengontrol diri. Begitu masuk ke lapangan, saya deg-degan dan merasa tidak menjadi diri sendiri," tutur Maya.

Pemain yang kini memakai nomor punggung 3 itu mengaku belum siap menjadi pemain pengganti. Maklum saja, sejak berkarier sebagai pemain voli profesional pada usia belasan tahun, Maya hampir selalu dipasang sebagai starter.

Maya bahkan menyandang status Pemain Terbaik alias Most Valuable Player (MVP) pada Livoli 2013.

Tentu bukan perkara mudah bagi Maya untuk meminggirkan ego pemain inti dan mempersiapkan mental sebagai pemain pengganti.

"Saya baru menyadari bahwa menjadi pemain pengganti itu tidak mudah. Ketika pemain inti menemui kebuntuan di dalam lapangan, pemain pengganti diharapkan bisa memecahkan masalah tersebut," kata Maya.

"Saya sendiri sampai saat ini masih sedikit terbebani memikirkan bagaimana cara untuk membayar ekspetasi yang diberikan tim," ucap atlet 25 tahun itu.

Faktor Tien Mei

Kendati masih gugup, Maya mengaku senang bisa kembali bermain voli dan bergabung dengan salah satu tim terbaik Tanah Air, Elektrik.

Menurut Maya, kehadiran sosok pelatih Tien Mei menjadi faktor yang mendorong dirinya menerima pinangan Elektrik.

"Dari dulu saya sebetulnya sudah penasaran dengan program latihan Kak Mei," ujar Maya.

"Semakin ingin karena saya sekarang pemain yang nol lagi. Kak Mei bisa mengubah pemain yang semula nol sampai menjadi matang," kata Maya.

Selama tiga pekan dilatih Tian Mei, Maya merasa lebih berkembang, baik secara teknik maupun psikologis.

Lebih lanjut, Maya berharap dapat memberi kontribusi maksimal kepada Elektrik.

"Bergabung dengan Elektrik adalah hal yang berat karena mereka tim juara. Elektrik sudah dua tahun beruntun menjadi juara Proliga. Saya ingin membantu untuk meraih gelar ketiga," kata Maya.

Saat ini, Elektrik tengah menjalani Seri II putaran kedua yang berlangsung di GOR Kertajaya, Surabaya, pada 10-12 Maret.

Pada laga pertama seri ini, Elektrik meraih kemenangan atas Bandung Bank BJB Pakuan dengan 3-1 (20-25, 25-16, 29-27, 25-20).

TRIO SURABAYA SAMATOR DILANTIK MENJADI POLISI

Rivan Nurmulki

Mimpi spiker Surabaya Bhayangkara Samator, Rivan Nurmulki, untuk menjadi anggota kepolisian akan segera terealisasi. Rivan dijadwalkan dilantik di SPN Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (7/3/2017).

"Iya, kalau lancar, tanggal 7 Maret ini saya akan dilantik. Saya senang sekaligus bangga karena mimpi menjadi polisi akhirnya tercapai," tutur Rivan kepada JUARA.

Rivan bukan satu-satunya pevoli dari tim Samator yang akan segera menyandang status anggota kepolisian. Selain dia, Rendy Tamamilang dan Yuda Mardiasyah Putra juga akan dilantik.

Saat ini, ketiganya tengah dikarantina di Sekolah Polisi Negara (SPN) Surabaya sebelum resmi dilantik.
Rendy Tamamilang 
 "Rivan, Rendy, dan Yuda sekarang sudah di SPN. Tadi selesai pertandingan, mereka langsung kembali ke SPN untuk persiapan pelantikan," ucap asisten pelatih Samator, Joni Sugiyatno, Mingu (5/3/2017) malam.

Samator menyelesaikan Seri I putaran kedua di GOR Tridharma, Gresik, Jawa Timur, dengan hasil mengecewakan. Mereka menelan dua kekalahan secara beruntun.

Kekalahan pertama Samator didapat dari Jakarta Pertamina Energi pada Sabtu (5/3/2017). Rivan dkk kalah 1-3 (20-25, 21-25, 25-15, 24-26).


Samator kembali terjegal saat menjumpai Palembang Bank SumselBabel, Minggu (6/3/2017). Kali ini, skuat yang dilatih Ibarsjah Djanu Tjahyono tumbang dengan skor 1-3 (19-25, 28-26, 20-25, 25-27).

TRIK JUMP SMASH KERAS DARI LUIS FELIPE FONTELES SANG JUARA OLIMPIADE RIO 2016

Luis Felipe Fonteles, pemilik Jump Service terkecang di dunia saat menjuarai olimpiade 2016 di Brazil
Luis felipe fonteles atau yang lebih dikenal dengan panggilan ‘Lipe’ adalah salah satu dari dua pemain yang memenangkan medali emas bersama Mauricio Borges di Tim Nasional Brazil. Keduanya kini membela Halkbank Ankara Turki, dan berlaga di Volleyball Champions League.

"Halkbank dan saya Telah bernegosiasi ketika musim panas tentang comeback saya ke Eropa," Lipe menceritakan. "Karena saya sebelumnya pernah bermain untuk Fenerbahce, dan Saya tahu ini adalah salah satu tim besar di Eropa, dan itu merupakan kesempatan besar untuk melanjutkan karir saya dengan klub yang memiliki tujuan tinggi. Ini selalu menjadi tujuan utama saya - tidak peduli di tim mana saya bermain - Saya selalu ingin berada di level atas! Jadi itu semacam pilihan yang mudah untuk membuat saya memilih tim seperti Halkbank ini ."

Halkbank telah mengalami kekalahan dalam tiga pertandingan berturut-turut di Grup E, tapi Lipe tidak merasa semuanya sudah berakhir. " Saya telah memiliki banyak pengalaman dalam karir saya, dan menunjukkan bahwa jika Anda memiliki kemampuan untuk mengubah situasi yang sulit, Anda bisa melakukannya! Saya yakin bahwa kami masih memiliki kesempatan untuk mengubah posisi kami saat ini di Liga Champions. Hal ini tidak mudah tapi itu situasi yang hampir sama di Olimpiade musim panas lalu. Kami tidak membiarkan beberapa hasil buruk mempengaruhi suasana hati dan keterampilan dari tim kami, dan yang akhirnya membantu kami menjaring medali emas Olimpiade menakjubkan! Oleh karena itu, saya yakin bahwa kita dapat mengatur keadaan untuk mengubah hal-hal yang mendukung kita dan dapat mengejar tempat di Final Four. Saya juga yakin bahwa kami dapat lolos ke tahap akhir dari liga nasional Turki dan kami membuktikan hal ini di putaran final piala nasional di mana kami memenangkan medali perak, jadi kami siap untuk tantangan di depan. "
Lipe bermain Untuk Salah satu Klub Turki Halkbank
Saat ditanya Bagaimana kehidupan sehari-harinya di Turki? Apakah ada tempat yang mirip seperti Brasil yang membuat merasa kangen setiap kali mereka berada jauh dari negara asal mereka? Felipe menceritakan : "Sebenarnya saya memiliki kehidupan yang cukup nyaman di Ankara! Ketika saya tidak sibuk dengan tim, saya hanya pergi keluar dengan istri saya; kita pergi ke bioskop atau ke restoran. Cuaca telah dingin dan kami telah melihat banyak salju di sini di Ankara, sehingga bersama-sama dengan istri saya kami mencoba untuk menggunakan waktu luang kita untuk menemukan beberapa restoran baru. Tentu saja, saya merindukan keluarga saya banyak, terutama keponakan saya, dan putri baptis saya. Namun, ini adalah sesuatu yang saya telah menjadi digunakan untuk selama karir saya dan saya tahu bahwa mereka memahami posisi saya, tapi tentu saja sulit berada jauh dari mereka untuk waktu yang lama. "

Pada tanggal 21 Agustus 2016, Lipe berhasil mendapatkan impian dari setiap atlet, yaitu menjadi juara Olimpiade - melakukannya di kandang dan membuat seluruh rakyat Brasil gembira. "Apa yang saya ingat dari hari itu? Yah, saya memiliki banyak kenangan untuk berbagi dari Olimpiade saat itu, ketika kami memenangkan final dengan Italia, rasanya seperti aku bisa melihat seluruh karirku hanya dalam beberapa detik. Rasanya seperti semua yang saya lalui selama ini mendapatkan  akhir yang bahagia. Hal Ini akan selalu ingat dan tetap terkesan dalam pikiran saya -. Serta dalam kenangan banyak orang di seluruh dunia "

"Untuk memenangkan Olimpiade yang merupakan pencapaian olahraga tertinggi," Lipe berujar. "Setiap anak yang bermain voli atau olahraga lainnya yang ingin bermain di Olimpiade satu hari nanti - sehingga untuk mempersembahkan emas dan melakukannya untuk negara asal Anda, adalah sesuatu yang sangat istimewa, maka anda harus terus melatih diri dan tidak cepat puas...!. Dan Karena saya telah menjadi semacam panutan bagi banyak anak-anak yang juga ingin sukses dalam hidup mereka, saya menyadari bahwa saya sekarang memiliki tanggung jawab besar terhadap pengembangan voli dan olahraga pada umumnya di negara asal saya. Jadi saya akan melakukan sesuatu hal untuk mencoba dan membantu pengembangan bola voli di negara saya dengan kemampuan yang saya bisa ".

Orang-orang tahu Lipe seseorang yang sangat emosional, agresif ', dan dia menjadi seperti seorang prajurit  di lapangan saat ia beraksi, terkadang sering berselisih dengan teman setimnya, namun dia adalah seorang yang selalu meminta maaf ketika usai. "Saya percaya ada sesuatu dalam diri saya, semacam semangat kompetitif ... Ketika saya terlibat dalam setiap jenis kompetisi, saya selalu ingin menang! Tidak peduli apakah ini adalah tentang voli, mengendarai sepeda motor, bermain poker, dll Ketika saya bersaing untuk sesuatu, saya selalu ingin menjadi  yang terbaik! Jika tidak sedang bermain, sebenarnya saya orang yang tenang. Ada sebuah cerita menarik Ketika saya pertama kali pergi ke Polandia untuk bermain dengan Zaksa, presiden klub, Mrs Sabina Nowosielska, mengundang saya untuk makan siang. Setelah beberapa saat, dia datang dengan sebuah pertanyaan. "Apakah Anda yakin kami menyewa seorang pemain yang tepat untuk klub kami? Karena banyak yang mengatakan kepada saya bahwa Anda adalah seorang pemain yang sangat agresif dan ini adalah apa yang saya inginkan untuk tim saya, tapi saat ini kok anda bukan jenis orang yang saya lihat hari ini! ".. ??  Itulah saya! Saya kira bahwa dengan semua energi saya gunakan saat bermain, saya hanya perlu untuk bersantai ketika saya di luar lapangan! ".

Jump Serve Lipe adalah salah satu yang paling kuat di dunia... Jump Servenya biasanya menjadi mimpi buruk untuk penerima lawan terutama Libero lawan. "Sejak saya mulai dengan voli ketika saya masih 12, pelatih pertama saya mengajari saya bagaimana cara melakukan Jump Serve. Namun, pada tahap selanjutnya karir saya, dia tidak pernah membiarkan saya melakukan serve dengan kuat, karena dia ingin aku fokus pertama pada sisi teknis dahulu. Saya ingat dia mengatakan kepada saya - dan saya tidak akan pernah melupakan perkataannya ini - 'suatu hari Anda akan menjadi Jump Server Terbaik dunia, tapi pertama-tama Anda harus belajar bagaimana melakukan hal itu ". Sejak hari-hari awal karir saya, saya selalu melatih jump servis saya, teknik dan daya saya. Ini bukan sesuatu yang Anda pelajari dalam semalam, tetapi jika Anda bekerja keras dan berkomitmen untuk itu, Anda mungkin mencapai apa yang Anda inginkan. Di atas ini, saya selalu merasa rasa tanggung jawab terhadap tim saya. Saya selalu merasa bertanggung jawab untuk membuat mereka keluar dari situasi sulit melalui jump servis saya. Mungkin ini membantu juga, jadi ketika saya akan melakukan jumpa servis saya sadar bahwa itu akan bekerja dengan baik, "kata pemain Brasil yang berjuluk 'ironman' ini.
Lipe mendapatkan begitu banyak pelajaran dari voli
Apa yang telah Lipe ambil dari voli selain medali, titel dan ketenaran? "Voli adalah olahraga yang luar biasa, tidak hanya dari sudut pandang fisik. Voli membantu mengembangkan kepribadian Anda dalam banyak cara dan menyediakan Anda dengan aset yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari Anda, juga di luar lapangan. Hal ini berlaku misalnya untuk kerja tim, kepemimpinan, dan pendelegasian tugas, pengaturan dan pencapaian tujuan, dedikasi dan tanggung jawab pribadi. Ini adalah olahraga yang mengajari tentang hidup ! Dan jika ini tidak cukup untuk menginspirasi anak-anak, yang akan mendapat banyak teman dari voli, berapa banyak tempat yang akan Anda kunjungi, berapa banyak orang yang dapat mencapai dan menginspirasi diri sendiri ! " Lipe menegaskan.


Itulah Kata-kata yang sangat menginspirasi dari seorang juara Olimpiade, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan.

TURUN GUNUNG KE PROLIGA, RIVIANSYAH SAMPAI PEGAL - PEGAL

Muhammad Riviansyah Turun gunung ke proliga : juara.net

M Riviansyah kembali masuk dalam deretan pemain pada Proliga 2017. Mantan quicker nasional tersebut bergabung dengan Jakarta BNI Taplus.

Rivi kali terakhir bermain pada Proliga 2010 dengan memperkuat tim Jakarta P2B Sananta.

"Saya diajak bergabung dengan BNI sejak November 2016. Rasanya kangen juga sudah lama tidak berpartisipasi," kata Rivi saat dijumpai JUARA di GOR PSCC Palembang, Sabtu (4/2/2017).

Demi mempersiapkan diri pada turnamen bola voli kasta tertinggi se-Indonesia tersebut, pria berusia 32 tahun ini mengambil cuti selama tiga bulan dari pekerjaannya.

"Saat pertama kali latihan bersama, badan saya langsung pegal-pegal. Saya juga cepat capek. Mungkin karena sudah tua ya ha-ha-ha," aku Rivi.

Selama menjalani latihan, dia menilai bahwa pemain muda BNI memiliki potensi yang bagus bagi Indonesia ke depan.

"Namun, mereka hanya jago teknik. Saat bermain seperti tidak punya perhitungan. Makanya, saya suka gemas dengan pemain muda sekarang," ucap pemain yang pernah mengantar Indonesia meraih medali emas pada SEA Games Thailand 2007 dan SEA Games Laos 2009 ini.

Kembali menghadapi suasana kompetisi Proliga, Rivi merasakan banyak perbedaan. Menurut dia, Proliga tahun ini kurang semarak.

"Seharusnya, bisa dikemas dengan lebih menarik karena antusiasme penonton masih sangat luar biasa. Hal itu yang sering membuat saya kangen dengan Proliga," ujar Rivi.
Rivi juga menyayangkan Proliga menjadi satu-satunya turnamen bagi pemain voli Indonesia. Saat masih bergabung dengan timnas, anak pertama dari dua bersaudara ini sering diikutkan pada kejuaraan asia.

"Karena itu, pemain sekarang kurang mendapat pengalaman bertanding. Seusai Proliga, para pemain akan dipilih mengikuti SEA Games. Tidak ada turnamen lagi," ucap Rivi.

Selama enam tahun terakhir, Rivi fokus bekerja di Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) wilayah Duren Sawit, Jakarta. Namun, dia tidak sepenuhnya meninggalkan cabang olahraga yang telah membesarkan namanya itu.

"Dua tahun terakhir, saya bantu melatih tim Maluku asuhan Victor Laiyan (pelatih voli nasional). Jadi pelatih lebih capek secara pikiran daripada sebagai pemain," tutur Rivi.

"Sebagai pelatih, saya bukan tipe yang galak. Baru saat menangani pemain putra saya lebih tegas. Melatih pemain putra lebih mudah daripada pemain putri karena mereka lebih menurut jika diberikan arahan," ucap Rivi.

Pada laga kedua putaran pertama seri II Proliga, BNI melawan Jakarta Elektrik PLN. Rivi tidak turun karena kondisi tubuhnya sedang tidak fit.

Pertarungan tersebut harus dijalani selama lima set dengan kemenangan diraih Elektrik 25-22, 25-12, 22-25, 25-27, 10-15.


"Mental tim sedang tidak bagus. Padahal, secara kemampuan di atas kertas, lebih unggul BNI," ujar Rivi.

juara.net

MENJADI HIJABERS, WILDA SITI NURFADILAH INGIN TETAP BERPRESTASI

Wilda kini lebih modis

Pemain tim bola voli putri Jakarta Elektrik PLN, Wilda Siti Nur Fadilah punya penampilan baru pada Proliga 2017 dengan mengenakan hijab.

"Saya mulai mengenakan hijab setelah Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016. Sebenarnya niat untuk pakai (hijab) sudah muncul sejak lama, tetapi saya masih takut. Tahun lalu, saya mulai menutupi bagian bawah dengan manset kaki," kata Wilda kepada JUARA di GOR PSCC, Palembang, Minggu (5/2/2017).

Wilda Siti Nurfadillah kini lebih Religius
Sebelum resmi berhijab, pemain berusia 21 tahun ini berkonsultasi dengan kedua orangtuanya. "Orangtua setuju, asal setelah memakai hijab tidak dilepas lagi," ujar Wilda.

Setelah mengenakan hijab, pemain yang menempati posisi quicker ini merasakan sejumlah perbedaan. "Perbedaan yang terasa, saat hendak bermain, barang bawaannya lebih banyak karena sudah tidak pakai celana pendek lagi," aku Wilda.

Wilda mengenakan tambahan manset dan hijab khusus yang bahannya bisa menyerap keringat. Dia mendapatkannya melalui teman sang Ibu.

"Sekarang setelah berjilbab saya ingin membuktikan diri tetap bisa berprestasi. Awalnya sempat merasa tidak nyaman kalau bertanding di GOR yang udaranya panas. Sekarang sudah terbiasa," ucap mahasiswa semester akhir Universitas Bandung Raya ini.

Untuk penampilan sehari-hari, Wilda kerap menjadikan salah satu Instagram sebagai sumber referensi. "Saya suka lihat-lihat Instagram busana muslim supaya tidak bingung saat berpenampilan dengan hijab," tutur Wilda.

Selain sibuk berlaga di Proliga, Wilda merupakan pegawai honorer di Dinas Pemuda dan Olahraga (Disorda) Bandung bagian olahraga masyarakat.


"Ke depan, saya ingin kembali membawa Elektrik memenangi Proliga 2017. Saya juga ingin Indonesia meraih medali emas pada SEA Games Malaysia 2017," ucap Wilda.

juara.net

RENDY FEBRIANT TAMAMILANG, RELA TINGGALKAN KAMPUNG HALAMAN DEMI CITA-CITA

Rendy Tamamilang : juara.net

Rendy Febriant Tamamilang menjadi salah satu andalan tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator dalam mengarungi persaingan pada Proliga 2017.

Dalam usia yang tergolong belia, 20 tahun, Rendy sudah banyak mencicipi gelar pada berbagai kompetisi voli. Dia juga berhasil mengantar Samator menjuarai Proliga 2014 dan 2016.

Mimpi Rendy menekuni voli bermula dari Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut). Pemain yang menempati posisi open spiker itu sudah mengenal olahraga tersebut sejak Sekolah Dasar (SD).

"Saya kenal voli saat kelas 2 SD, ikut-ikutan main saja. Baru mengikuti kompetisi saat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya bisa bermain voli secara otodidak, berlatih sendiri di dekat rumah," kata Rendy kepada JUARA di Restoran Bumbu Desa, Palembang.

Kepiawaian bermain bola voli didapat secara turun temurun dari sang kakek yang sempat berkiprah hingga tingkat provinsi. Ayah Rendy, Frits Tamamilang juga pernah masuk tim nasional (timnas) untuk tingkat kelompok usia.

"Saat kelas 3 SMP saya berhasil menembus final pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) 2009. Sejak babak awal saya tidak memberi tahu keikutsertaan saya di sana. Saat masuk final, saya kabari orangtua. Mereka baru tahu kalau ternyata saya bisa bermain voli," tutur Rendy.

Bakat anak kedua dari tiga bersaudara ini mulai dilirik Samator ketika sedang mempersiapkan diri mewakili Sulut pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau.

"Pada 2011, saya melakukan latih tanding bersama Ayip Rizal (pemain timnas). Di sana, saya belajar bagaimana teknik bermain voli yang benar. Setelah itu, saya diajak ke Sentul untuk mulai berlatih bersama Samator," ucap pemain kelahiran 12 Februari 1996 ini.
Meskipun masih berusia 15 tahun, Rendy berani jauh dari orangtua dan keluarga demi mewujudkan mimpi sebagai pemain voli nasional.

"Sebenarnya saya mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Manado. Tetapi, kalau saya di Manado terus, saya tidak akan berkembang. Saya juga tidak mau menyusahkan orang tua. Makanya, saya pilih berkarier voli ke pulau Jawa," aku Rendy.

Rendy juga sempat dibujuk salah satu pelatih PON agar mengurungkan niatnya hijrah ke pulau Jawa. Namun, tekadnya sudah bulat untuk berlatih ke Samator yang bermarkas di Driyorejo, Gresik.

"Orangtua sempat melarang saya pergi bersama Samator. Setelah mengetahui tekad dan cita-cita saya, mereka memberi restu," ucap Rendy.

"Sebelum berangkat, mereka memberi pesan agar saya bisa bertahan di Samator dan melalui berbagai tantangan dengan tegar. Sampai pulau Jawa, saya bertekad untuk jadi pemain sukses," ujar pemilik tinggi badan 191 sentimeter ini.

Selama 1,5 tahun berlatih dengan Samator, Rendy terpilih mengikuti kejuaraan nasional yunior pada 8 Juli 2012 dan berhasil membawa timnya menjadi juara.

Pada Desember 2012, dia terpilih mengikuti Livoli. Saat itu, dia merasa masih canggung dan kaku ketika bermain.

Kekurangan tersebut dia perbaiki ketika mewakili Indonesia pada Asian School Games 2013. Hasilnya, Merah Putih menjadi juara.

"Setelah itu, saya mulai turun pada Proliga 2012 dan masih menjadi cadangan. Saya kemudian terus memperbaiki diri dengan mempelajari teknik pemain idola saya, Bli I Nyoman Rudi Tirtana (mantan pemain timnas)," kata Rendy.

Kemampuan Rendy kian terasah setelah dia berhasil membawa Tanah Air menjuarai Asian School Games 2013.

Setahun kemudian, dia terpilih masuk dalam tim inti Samator dan mampu mengantar Samator naik podium kampiun pada Proliga 2014.

Tak hanya itu, dia dinobatkan sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2014 ketika masih berusia 18 tahun. Dia menjadi MVP termuda di sektor putra sejak turnamen ini digelar pada 2002.

Keberhasilannya ini membawa dia terpilih masuk dalam timnas SEA Games Singapura 2015. Namun, tim Merah Putih hanya mampu menyumbang medali perunggu.

"Timnas Indonesia, sudah beberapa kali kalah dari Thailand. Kami kurang mengikuti uji coba karena hanya mengandalkan Proliga sebagai satu-satunya kompetisi tertinggi," tutur Rendy.

Pada 2016, Rendy kembali membawa Samator menjuarai Proliga setelah menaklukkan Jakarta BNI Taplus. Dia juga mendapat gelar sebagai server terbaik.

Berbagai prestasi yang telah dia raih membuat Rendy terpilih mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) sejak September 2016 dengan durasi selama tujuh bulan.

"Sebenarnya ada tiga instansi lain yang meminta saya bergabung (AU, AD, AL). Saya pilih kepolisian karena memberi izin untuk saya bertanding voli meskipun saat ini sedang bertugas menjalani pendidikan. Kalau masuk instansi lain agak sulit mendapat izin," tutur Rendy.

"Saat pendidikan, latihan yang saya jalani cukup berat dari 04.00 hingga 23.00 WIB. Latihan yang saya ikuti meliputi menembak, outbond, baris-berbaris, dan pengendalian massa. Meskipun berat, saya menikmati karena ini sudah menjadi cita-cita sejak lama (jadi polisi)," aku Rendy.

Rencananya, pendidikan Rendy di SPN akan berakhir pada Maret 2017. "Tetapi, pendidikan saya tinggal dulu karena sekarang sedang bertanding di Proliga," ujar mahasiswa jurusan manajemen Universitas Yos Sudarso ini.

Rendy bertekad kembali membawa Samator kembali mengukir gelar pada Proliga 2017. Dia juga berencana membeli rumah di Surabaya setelah resmi bekerja di kepolisian."Itu baru rencana. Yang terpenting, saya fokus dulu di Proliga," katanya.

Juara.net