Shella Bernadetha |
Di antara barisan pemain yang bergabung di Jakarta Elektrik PLN, Shella Bernadetha merupakan pemain termuda. Namun, dia sudah dipercaya pelatih Tien Mei sebagai starter.
Meski paling muda, pemain yang menempati posisi quicker ini mampu mengimbangi permainan Aprilia Manganang dkk. Sepanjang Proliga 2017 digelar, dia kerap menyumbang poin untuk timnya.
Pada hari terakhir final four, Minggu (16/4/2017), Elektrik keluar sebagai juara. Sebelumnya Elektrik menjadi yang terbaik pada putaran pertama.
"Senang dan bangga di tahun pertama saya bergabung dengan Elektrik bisa membawa tim jadi juara final four," kata Shella di GOR C-Tra Arena, Bandung.
Dua tahun lalu, perempuan kelahiran Cimahi, 31 Oktober 1999 ini adalah seorang penggemar voli yang menyaksikan Elektrik saat bertanding di Proliga.
Shella masih menyimpan kenangan saat dia berfoto dengan sejumlah pemain Elektrik yakni Wilda, Dian Wijayanti, dan Berllian Marsheilla. Shella kini sudah bermain dengan tiga orang tersebut.
Siswi kelas 2 SMA Pasundan ini mulai mengenal voli kelas 6 SD saat mengikuti mata pelajaran olahraga. "Olahraga voli jadi olahraga favorit di SD Barosman 4 Cimahi," ujar Shella.
"Awalnya, tangan saya sakit-sakit saat belajar passing. Lama kelamaan saya mulai menikmati," ucap Shella.
Lolos Seleksi di Jakarta ELektrik PLN
Jalan Shella bergabung dengan Elektrik bermula pada Proliga 2015. Saat itu, dia diajak salah satu pebola voli Elektrik, Chika Swinerlin Pratiwi menonton Elektrik saat berlaga di Bandung.
Shella Bernadetha, berhasil mewujudkan mimpinya bermain bersama idolanya Wilda Siti Nurfadillah |
"Kak Chika adalah saudara saya. Setelah menonton pertandingan, Kak Chika mengajak saya berfoto dengan sejumlah pemain Elektrik supaya bisa ketularan jadi pemain ha-ha-ha," kata sulung dari dua bersaudara ini.
Pada 2016, Shella mengikuti seleksi masuk PLN. Namun, tidak berhasil. Meski gagal, Shella tak putus asa. Dia mencoba lagi tahun berikutnya dan dinyatakan lolos.
"Rasanya seperti mimpi bergabung dengan Elektrik. Apalagi, saya bisa bermain dengan pemain idola saya Teh Kiwil (sapaan akrab Wilda Siti Nurfadilah)," ucap Shella sambil tersenyum.
"Teman-teman dan orangtua mendukung ketika saya masuk Elektrik. Mereka kagum karena saya bisa langsung mengikuti Proliga, padahal saya belum pernah ikut kejurda, kejurnas atau PON," tutur Shella.
Selama menjalani latihan untuk Proliga, Shella mengaku banyak mencuri ilmu dari Wilda."Kalau Kak Tien Mei (pelatih Elektrik) memberi masukan kepada Teh Wilda, saya diam-diam mendengarkan untuk menjadi masukan bagi penampilan saya," aku Shella.
Tien Mei juga memompa semangat putri dari pasangan Regies Onan dan Lely ini agar tidak minder saat bermain dengan pemain lain yang lebih senior.
mundurnya Yolla yuliana dari Elektrik juga membuat Shella sering dipasang, hal ini karena posisi keduanya sama yaitu seorang quicker. hal ini karena quicker yang tersisa selepas Yolla mundur hanya tinggal Wilda dan Shella. otomatis pelatih tien mei pun melakukan rotasi dalam setiap permainannya, agar menghindari kelelahan dan cedera.
"Kak Mei bilang saya jangan takut-takut saat bermain. Kalau bisa menyumbang poin harus berteriak biar lapangan tidak sepi ha-ha-ha," kata remaja berusia 17 tahun ini.
Bermain di Proliga membuat Shella harus izin tidak mengikuti pelajaran dari sekolahnya."Beruntung Kepala Sekolah menyukai olahraga, jadi Shella dipermudah saat izin mengikuti Proliga," ucap Shella.
Ke depan, Shella memiliki mimpi memperkuat timnas Indonesia pada ajang SEA Games.
Kini dia fokus mempersiapkan diri untuk tampil pada final Proliga 2017 melawan Jakarta Pertamina Energi. Laga puncak akan digelar Minggu (23/4/2017) di GOR Amongrogo, Yogyakarta.
Juara.net