SAMATOR GAGAL KE FINAL, INI ALASANNYA

Mahfud Nurcahyadi dkk, gagal melangkah ke Grand Final

Tim voli putra Surabaya Bhayangkara Samator gagal memijak babak final setelah kalah dari Jakarta BNI Taplus pada final four Proliga Seri II, 14-16 April.

Samator ditekuk BNI dengan 1-3 (22-25, 27-25, 24-26, 22-25) di GOR C-Tra Arena, Bandung, Sabtu (15/4/2017). Sehari sebelumnya, Samator ditumbangkan Jakarta Pertamina Energi dengan skor 1-3. 

Kekalahan ini membuat Samator dipastikan gagal mempertahankan gelar juara mereka di ajang Proliga. Nasib Samator sudah di ujung tanduk setelah kalah 1-3 (23-25, 22-25, 25-20, 19-25) dari Jakarta Pertamina Energi, Jumat (14/4/2017). 

"Permainan anak-anak hari ini kurang gereget. Receive dan spike mereka kurang bagus. Secara keseluruhan penampilan Samator tahun ini memang kurang bagus. Di sisi lain BNI hari ini bermain luar biasa. Anak-anak hanya kurang sabar di lapangan," ujar pelatih Samator,  Ibarsjah Djanu Tjahyono.

Dengan kegagalan Samator ini, final di nomor putra dipastikan mempertemukan Jakarta Pertamina Energi melawan Palembang Bank Sumsel Babel.

Sementara itu, pelatih BNI Taplus, Loudry Mapaitella yang menggantikan Tedy Hidayat, mengaku kemenangan diraih timnya berkat tampil tanpa beban. "Pertandingan ini bagi kedua tim nothing to lose. Samator beban harus menang. Kami optimalkan permainan. Setiap kemenangan ada bonus," ujar Loudry. 


"Keuntungan bagi kami karena samator bermain tidak optimal. Kejutan, tim sekelas Surabaya Bhayangkara Samator tertekan ketika dikejar skor," imbuh Loudry.  

Pencapaian Samator tahun ini menurun jika dibandingkan pada Proliga 2016. Kala itu, mereka berhasil meraih titel juara setelah menumbangkan Jakarta Pertamina Energi dengan 3-0.

"Kami berharap bisa menang pada pertandingan ini agar besok (Minggu) masih ada kesempatan lolos ke final. namun apa daya, Permainan pemain kurang greget. Mereka banyak melakukan kesalahan spike dan receive," kata pelatih Samator, Ibarsyah Djanu Tjahyono seusai pertandingan.

"Tahun ini permainan Samator kurang bagus. Tahun depan, kami harus lebih baik lagi. Kami akan banyak melakukan evaluasi, terutama dari pihak manajemen," ujar Ibarsyah.

Absennya beberapa pemain andalan mereka seperti Mirza, dan Quicker I Putu Randu, juga membuat kekuatan samator terkikis. hal ini lantaran penampilan para pemain muda mereka yang tidak konsisten.

Ibarsyah mengakui bahwa penampilan BNI bagus. "Kontribusi pemain asing mereka cukup besar, sedangkan pemain asing kami tidak terlalu signifikan pengaruhnya," tutur Ibarsyah.

Selain itu, performa tosser Samator, Nizar Zulfikar juga tidak maksimal di Bandung. Nizar baru saja mengikuti pendidikan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) di Jakarta.

"Nizar belum berlatih lagi dengan tim dan langsung bermain di sini. Dia terpaksa diturunkan karena tosser kedua tidak maksimal. Tidak ada tosser yang mumpuni membuat tim kurang solid," aku Ibarsyah.

Pada Seri I final four Proliga di Solo pekan lalu, Samator menelan dua kekalahan masing-masing dengan 0-3 dari Pertamina, dan Bank Sumsel.

Pemenang final four Proliga, akan mendapat hadiah Rp 40 juta. Peringkat ketiga dan keempat masing-masing memperoleh Rp 75 juta dan Rp 50 juta. Hadiah tersebut diberikan pada Minggu (16/4/2017).

Adapun hadiah bagi juara pertama dan kedua Proliga 2017 adalah Rp 200 juta serta Rp 100 juta baru diberikan setelah pertandingan final, Minggu (23/4/2017) di GOR Amongrogo, Yogyakarta.

Sumber : Juara.net

Artikel Terkait

Previous
Next Post »