PERASAAN YOLLA YULIANA KEMBALI DIPANGGIL TIMNAS

Yolla Yuliana Kembali berseragam timnas 
Pebola voli Jakarta Elektrik PLN, Yolla Yuliana, mengaku tidak mengira bakal kembali dipercaya memperkuat tim nasional (timnas) untuk SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Apalagi pada Proliga 2017, Yolla tidak bermain satu musim penuh karena menyelesaikan pendidikan strata 1 di salah satu universitas di Bandung, Jawa Barat.

"Jujur saja, saya merasa agak canggung balik lagi ke timnas. Saya banyak tertinggal, terutama untuk urusan fisik. Makanya,  saya harus berlatih lebih keras lagi untuk mengejar," kata Yolla kepada JUARA beberapa waktu lalu.

"Namun, di sisi lain, saya juga merasa senang karena masih diberi kepercayaan oleh PBVSI untuk membela timnas," ucap Yolla lagi.

Yolla tercatat sudah dua kali membela Indonesia pada ajang SEA Games, tepatnya pada 2013 dan 2015. Pada dua kesempatan tersebut, Yolla meraih satu keping medali perak dan satu keping medali perunggu.

Tahun ini, Yolla dan timnas putri diberi target meraih medali perak. Target itu, tutur Yolla, masih realistis.

Akan tetapi, quicker kelahiran Bandung, 16 Maret 1994 tersebut menilai Indonesia harus semakin waspada.

"Pesaing tambah banyak. Setelah hasil medali perunggu dua tahun lalu, bisa dilihat kalau negara-negara lain juga memperbaiki diri," ucap Yolla.

"Kalau ditanya lebih berat mana, tahun ini atau dua tahun lalu? Saya bisa menjawab lebih berat sekarang," kata pebola voli binaan klub Alko Bandung itu.

Lebih lanjut, Yolla mengatakan bahwa salah satu kendala utama timnas ialah kerja sama. Menurut Yolla, team work tidak dapat dibangun dalam rentang waktu yang singkat.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain yang berlatih bersama sejak masih berstatus junior, materi timnas Indonesia justru kerap mengalami bongkar pasang.

"Hal inilah yang terkadang membuat kebersamaan tim kita kurang solid. Sementara tim lawan karena dari junior sudah bareng, jadinya kompak banget," kata penyandang gelar Sarjana Ekonomi itu.

Sejak dipertandingkan pada SEA Games 1977, timnas voli putri Indonesia tercatat baru satu kali meraih medali emas, tepatnya pada SEA Games Singapura 1983.

Selebihnya, tim putri Merah Putih meraih enam medali perak dan delapan medali perunggu.

sumber : juara.net

KETIKA APRILIA MANGANANG HARUS BERDANDAN

Aprilia Manganang saat mengenakan pakian dinas PDH TNI

Atlet voli putri nasional, Aprilia Manganang, mengaku canggung saat diwajibkan berdandan dalam sebuah acara resmi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Saat ini, Aprilia sudah resmi menjadi anggota Kowad. Ia pun bercerita tentang pengalamannya ketika harus berdandan untuk acara Kowad.
Hal itu menjadi pemandangan yang tak biasa dari Aprilia. Selama ini, dia memang kerap berpenampilan tomboi layaknya seorang laki-laki.
"Pas di foto itu saya kelihatan kaku banget. Kalau anggota Kowad yang cewek kan memang wajib pakai make-up saat acara resmi. Sudah lama sekali tak berdandan seperti itu. Dulu pernah pakai gaun saat peneguhan sidi (baptis), itu pun sudah lama sekali," kata Aprilia saat ditemui di Padepokan Voli, Sentul, Kabupaten Bogor, Kamis (2/6/2017).
"Akan tetapi, namanya juga kerja. Saya disuruh pakai rok, sepatu high heels yang tingginya lima senti, dan jalan harus feminin. Saya pun sebenarnya enggak maungaku kalau itu saya," kata Aprilia seraya tertawa.
Aprilia Manganang beserta Korps Wanita Angkatan Darat
Saking canggungnya harus berdandan layaknya perempuan, Aprilia mengaku sampai susah tidur pada H-1 sebelum acara pelantikan. Aprilia menghadiri acara tersebut setelah menjalani pelatihan sebagai anggota Kowad. Ia bertugas di bagian jasmani karena dianggap mempunyai prestasi di bidang olahraga.

"Bayangkan saja, saya sampai cedera ankle karena pakai sepatu high heels. Kan tahu sendiri, basic aku tuh cowok banget, lalu tiba-tiba harus berpenampilan cantik," tutur Aprilia.
Kendati demikian, Aprilia bersyukur bisa dilantik menjadi anggota Kowad. Pekerjaan tersebut merupakan jaminan masa depan jika dia berhenti berkarier di dunia voli.

Sebagai anggota Kowad, Aprilia juga memperkuat tim voli korpsnya dan berhasil menjadi juara pada turnamen Piala Kartini 2017.

"Saya ini kan enggak selamanya bermain voli. Nanti kalau sudah pensiun, setidaknya saya punya pekerjaan tetap. Orangtua juga sudah mewanti-wanti hal ini," ucap pemain yang membawa Jakarta Elektrik PLN menjadi juara Proliga 2017.

Saat ini, Aprilia sedang fokus menjalani pemusatan latihan di Padepokan Voli, Sentul, Kabupaten Bogor. Dia menjadi salah satu pemain yang masuk skuat timnas voli putri untuk SEA Games 2017.

Sebelum berlaga di SEA Games 2017, Aprilia dkk akan menjalani try out di Vietnam (VTV International Women's Volleyball Cup) dan latih tanding di Jepang.

Sumber : Juara.net

PROFIL BINTANG MUDA INDONESIA, DONI HARYONO

Dony Haryono saat membela klub Bekasi BVN

Tim nasional (timnas) voli putra Indonesia untuk SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, telah resmi membentuk tim inti. Di antara 14 nama yang masuk, ada empat pemain debutan termasuk Doni Haryono.

Doni, 18 tahun, terpilih sebagai pemain timnas voli putra setelah dinilai pelatih kepala Putut Marhaento tampil apik selama menjalani Proliga 2017.

Padahal, Doni mengaku baru serius menekuni olahraga permainan ini saat duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Teuku Umar, Semarang, Jawa Tengah.

"Saya merasa bangga bisa masuk timnas. Sempat tidak mengira juga karena banyak pemain senior yang bagus," tutur Doni kepada JUARA seusai menjalani latihan di Padepokan Voli Sentul, Jawa Barat, Kamis (1/6/2017).

"Selesai Proliga, saya dikontak Pak Putut. Beliau memberi tahu kalau saya masuk timnas. Setelah itu, baru dikontak PBVSI mengenai hal yang sama," kata pemain binaan PPLP Jawa Tengah itu.

Sebagai pemain nasional baru, Doni mengaku memanfaatkan kesempatan yang dia punya saat ini untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari para senior dan juga tim pelatih.

"Sejauh ini saya masih proses adaptasi dengan tim. Saya banyak berdiskusi dengan mas Agung (Seganti) dan mas Sigit (Ardian)," ucap Doni.

"Mereka banyak memberi saran supaya saya bisa lebih tenang kalau bermain. Jangan buru-buru mau matiin bola, tetapi passing dulu," kata anak kedua dari dua bersaudara itu.

Selain cukup dekat dengan Agung dan Sigit, Doni mengaku akrab dengan teman sekamarnya yang juga merupakan pemain baru timnas, Hernanda Zulfi.

"Dia lucu banget, suka becanda. Sementara saya tipikal pendiam. Mungkin karena sama-sama junior kami jadi akrab," ujar Doni.

Bicara soal target bersama timnas, Doni mengaku belum berpikir terlalu jauh. Namun, dia berharap dalam tempo dua tahun sudah bisa masuk ke dalam starting six.

"Sekarang saya ikuti program latihan saja. Saya masih banyak menyesuaikan teknik, terutama servis dan blok," kata Doni.

Sebelum bergabung dengan timnas senior, Doni sudah pernah membela Indonesia pada level junior. Doni tercatat dua kali menjadi bagian dari skuat Merah Putih pada ASEAN School Games 2015 dan 2016.

sumber : Juara.net

Ramadhan Cup, Sebuah Tradisi Kejuaraan di Bulan Puasa

Ramadhan Cup, sebuah tradisi turnamen di bulan Ramadhan

Gelaran kompetisi bola voli putri Kharisma Bumiputera Ramadhan Cup 2017 tuntas dengan menasbihkan Wahana Express Group sebagai kampiun usai mengalahkan Bahana Bina Pakuan A di babak final yang digelar di GOR Kharisma, Simpay Asih, Jalan Cijambe Kota Bandung, Minggu (18/6/2017). Bukan hanya sebuah kejuaraan, namun ajang Ramadhan Cup sendiri menjadi sebuah rutinitas dan tradisi yang digelar komunitas bola voli di Jabar, khususnya di Kota Bandung, setiap datangnya bulan suci Ramadhan.

Sebelum gelaran Kharisma Bumiputera Ramadhan Cup 2017, sudah didahului dengan beberapa gelaran Ramadhan Cup di setiap tahunnya. Gelaran kompetisi bola voli di setiap bulan suci Ramadhan sendiri setidaknya sudah digelar sejak tahun 1989 di sebuah lapangan bola voli Kejora, RW 02, Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, tepat di belakang stasiun KA lama Kiaracondong. Dengan titel ‘Ramadhan Cup Kejora’, kejuaraan bola voli ini menjadi sebuah rutinitas setiap bulan suci Ramadhan hadir yang hanya mempertandingkan kelompok putra. Kejuaraan bola voli ini pun menjadi lokasi ‘ngabuburit’ favorit, tidak hanya bagi warga Kota Bandung namun juga dari luar Kota Bandung yang sengaja hadir menonton laga para atlet bola voli.

Sebenarnya tidak ada yang ‘spesial’ dari gelaran bola voli Ramadhan Cup yang digelar di lapangan bola voli Kejora, RW 02, Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Namun, animo penonton selalu membludak pada gelaran yang digelar di pada waktu menjelang berbuka puasa. Salah satu yang menarik dari kejuaraan ini yakni dengan hadirnya beberapa pemain bola voli top Kota Bandung, Jabar, hingga nasional. Baik yang masih aktif maupun yang sudah jarang bermain. Sebut saja nama Andri Widiatmoko, Minar Rohman, Uus Susansyah, Rastoni, Octavian, Samsul Jais, Asep ‘Ipung’ Supriatna, Ijan Samsudin, Brian ALfianto, hingga Anwar Sadat. Gelaran Ramadhan Cup di lapangan Kejora pun berlangsung hingga edisi ke-23 dan harus berhenti di tahun 2015 karena digusurnya lapangan oleh sang pemilik, PT KAI.

Namun hilangnya kompetisi Ramadhan Cup di lapangan Kejora, tidak lantas kompetisi bola voli di bulan puasa ini hilang. Hadir kejuaraan bola voli Ramadhan Cup di lokasi lain seperti yang digelar PBV Alko pada tahun 2011 dan PBV Macan pada tahun 2011. Gelaran dua Ramadhan Cup tersebut digelar khusus untuk kelompok putri. Dan gelaran Ramadhan Cup yang diinisiasi PBV Macan ini berjalan hingga empat tahun dan diiikuti oleh beberapa pemain nasional putri. Nama pebola voli putri nasional seperti Amalia Fajrina, Yolla Yuliana, Wilda Nurfadhila, Aprilia Manganang, Novriali Yami, Yokbeth, Shanty Sulastri, Erry Widiastuti, hingga Siti Nurjanah sempat mengikuti kompetisi bola voli Ramadhan Macan Cup di lapangan bola voli PBV Macan, Jalan Buah Batu, Kota Bandung.

Setelah vakuum di tahun 2016, kini PBV Kharisma Bumiputera yang berada dibawah pengelolaan Yayasan Sarwo Foundation kembali menggaungkan kembali kegiatan kompetisi bola voli Ramadhan Cup di tahun 2017. Digelar sejak awal puasa, Minggu (28/5/2017), di GOR Kharisma, Simpay Asih, Jalan Cijambe Kota Bandung, gelaran Ramadhan Cup diikuti oleh sekitar 15 tim bola voli putri. Dan nama-nama pebolavoli nasionalk pun hadir meramaikan kegiatan. Seperti Dhessy Saptiarini Koswara, Legisya, Yasmin Nafisa, Pungky Afrieca, Komang Bumi Rekta, Normalita, hingga Rindy Puspaningrum.

Ketua Yayasan Sarwo Foundation, Saryanto Hadi menuturkan jika kegiatan kompetisi Ramadhan Cup 2017 ini merupakan yang pertama kali digelar PBV Kharisma Bumiputera. Kegiatan sendiri rencananya akan menjadi agenda rutin PBV Kharisma Bumiputera pada setiap bulan suci Ramadhan untuk kelompok putri.

Saryanto menambahkan, kegiatan bola voli, khususnya sebuah kompetisi, jarang digelar pada setiap bulan suci Ramadhan. Dengan kehadiran Ramadhan Cup sendiri, diharapkan siklus pembinaan olahraga bola voli terutama melalui sebuah kompetisi tetap tersedia bagi para atlet menguji kemampuan mereka.

“Kita gelar kegiatan ini hanya ingin ikut mengembangkan potensi bola voli di Jabar, khususnya di Kota Bandung. Kita ingin ‎ikut menyumbang ke masyarakat terutama masyarakat bola voli,” ujar Saryanto saat ditemui di sela-sela babak final Kharisma Bumiputera Ramadhan Cup 2017 di GOR Kharisma, Simpay Asih, Jalan Cijambe Kota Bandung, Minggu (18/6/2017).

Kegiatan sendiri disambut antusias para pebolavoli dalam menjaga kondisi mereka. Baik secara fisik maupun performa tim. Seperti yang diungkapkan salah seorang pemain asal Wahana Express Group, Legisya.

“Main di kompetisi Ramadhan Cup saat kita berpuasa, memang berbeda. Salah satunya bagaimana mengatur kondisi fisik yang lebih lemas karena sedang berpuasa. Namun dengan adanya Ramadhan Cup ini kita bisa menjaga kondisi kita. Baik kondisi secara pribadi maupun tim. Sekaligus ngabuburit juga,” ujar Legisya.

Hal senada juga diungkapkan salah satu pelatih, Zoelni Hilnanda. Bagi pelatih tim putri Alko ini, kegiatan kompetisi di Ramadhan Cup sendiri bisa menjadi ajang berkomunikasi dengan komunitas bola voli di Jabar, khususnya Bandung, juga menjadi ajang pembinaan bagi atlet.
“Di bulan puasa kan jarang kompetisi atau kejuaraan. Jadi ajang ini bisa menjadi bahan evaluasi kita dalam pembinaan atlet. Sekaligus menyatukan tim dan memberikan pengalaman bertanding bagi atlet-atlet junior karena biasanya para pemain senior pun hadir. Dan ini cukup menguntungkan,” tegas Zoelni.
Pada edisi perdana kompetisi bola voli putri Kharisma Bumiputera Ramadhan Cup 2017 sendiri, Wahana Express Group tampil sebagai jawara setelah menumbangkan Bahana Bina Pakuan A di laga final, Minggu (18/6/2017). Wahan Express Group sendiri berhasil mengalahkan Bahan Bina Pakuan A dengan skor 3-0 (25-20, 25-20, 25-13).
sumber : fokusjabar.com

WAHANA EXPRES GRUP JUARA KHARISMA BUMIPUTERA RAMADHAN CUP 2017

Wahana Express Group Tampil sebagai juara Ramadhan Cup 2017 : pikiran-rakyat.com

Tim Wahana Exspres Group memastikan diri sebagai kampiun Kompetisi Bola Voli Kharisma Bumiputera Ramadhan Cup 2017 usai mengalahkan Bahana Bina Pakuan A di babak final yang digelar di GOR Kharisma, Simpay Asih, Jalan Cijambe Kota Bandung, Minggu (18/6/2017). Wahana Express Group berhasil menekuk Bahana Bina Pakuan A dalam tiga set langsung dengan skor 25-20, 25-20 dan 25-13.

Menurunkan komposisi pemain inti sejak set pertama, Wahana Express Group langsung menekan pertahanan Bahana Bina Pakuan A. Legisya, Yasmin, Nurlaili, ‎Dheka, Anisya, dan setter Komang langsung menggempur pertahanan Bahana Bina Pakuan A melalui serve dan spike yang tajam.
Sementara Bahana Bina Pakuan A yang dikomandoi pemain senior Dhessy SK, gagal mencoba meladeni permainan Legisya dkk. Namun beberapa kali percobaan serangan yang dilancarkan Dhessy SK dan kompatriotnya, berhasil dibendung blok rapat yang diperagakan anak asuhan Rastoni. Hasilnya, Wahana Express Group mampu merebut set pertama dengan skor 25-20.
Laga di babak kedua pun tak jauh berbeda dengan set sebelumnya. Mengandalkan spike Yasmin, Legisya dan Nurlaili ditambah kombinasi quick spike Dheka dan Anisya, membuat Wahana unggul dalam perolehan poin atas Bahana Bina Pakuan A. Set dua pun kembali menjadi miliki Wahana dengan skor 25-20 setelah quick spike Anisya gagal dikembalikan anak-anak Bahana Bina Pakuan A.
Unggul di dua set awal, membuat rasa percaya diri anak-anak Wahana Express Group makin meningkat. Sementara Dhessy SK dkk semakin terpuruk dan gagal mengembangkan permainan mereka. Dan hanya dalam waktu 20 menit, set ketiga pun kembali ditutup Wahana Express Group dengan skor telak 25-13 sekaligus memastikan kemenangan dengan skor 3-0 dan menjadi jawara pada Kompetisi Bola Voli Kharisma Bumiputera Ramadhan Cup 2017 ini.
Pelatih Wahana Express Group, Rastoni‎ mengatakan, kunci kemenangan timnya yakni dari serve dan blok. Anak asuhnya berhasil menekan Bahana Bina Pakuan A melalui serve tajam dan blok yang akurat.
“Alhadulillah, anak-anak bermain sesuai dengan instruksi pelatih yakni menekan sejak awal. Selain itu, kita punya keuntungan dari setter yang sudah berpengalaman sehingga mampu mengatur irama permainantim dengan baik. Permainan anak-anak pun cukup kompak dan sudah cukup baik meski ada beberapa pemain masih junior,” ujar Rastoni usai laga, Minggu (18/6/2017).
Sementara Pelatih Bahana Bina Pakuan A, Salman Gusniafi Immar mengaku jika permainan anak asuhnya jauh di bawah form terbaik mereka. Bahkan Dhessy SK dkk beberapa kali melakukan kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan.
“Anak-anak bermain antiklimaks hari ini. Penerimaan service jelek, passing ke pengumpan pun jarang tak sampai sehingga bola-bola bagi spiker kami pun mudah dibaca‎ lawan dan gampang diantisipasi dengan blok mereka yang tinggi-tinggi. Ini akan jadi evaluasi bagi kami,” tutur Salman.
Untuk peringkat ketiga pada gelaran Kharisma Bumiputera ‎Ramadhan Cup edisi perdana ini, diraih tim Vijaya Kusuma (Viku) A setelah mengalahkan tuan rumah Kharisma Bumiputera A. Viku A menghentikan perlawanan tim tuan rumah dengan skor 3-1‎ (25-15, 25-17, 23-25, 25-12).
Untuk juara pertama di Kompetisi Bola Voli Kharisma Bumiputera Ramadhan Cup 2017, berhak mendapatkan piala dan uang pembinaan sebesar Rp8 juta rupiah. Untuk juara dua mendapatkan piala dan uang pembinaan Rp4 juta, juara tiga meraih piala dan uang pembinaan Rp3 juta, serta juara empat mendapatkan piala dan uang pembinaan Rp2 juta. Bahana Bina Pakuan A sendiri mendapatkan perhargaan tambahan yakni Most Valuable Playar (MVP) yang diraih Dhessy Saptiarini Koswara dan berhak atas uang pembinaan Rp1 juta dan piala.
SUMBER : fokusjabar.com

ASIH TITI PANGESTU MANTAP KENAKAN HIJAB

Asih Titi pangestu saat menjalani Latihan di Padepokan Bola Voli Sentul, Gambar : Kompas.com
Pebola voli nasional putri, Asih Titi Pangestuti, memutuskan menggunakan hijab setelah bergabung di pelatnas untuk SEA Games 2017 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, 19-30 Agustus.

Asih mengakui bahwa dia mulai mengenakan hijab sejak dua tahun lalu. Namun, dia masih menggunakannya saat berada di luar lapangan.


Sejak terpilih sebagai salah satu pemain yang akan memperkuat Indonesia pada SEA Games 2017, pemain asal Jawa Timur ini merasa mendapat panggilan dari hati agar bisa total menggunakan jilbab. Baik di lapangan maupun di kehidupan sehari-hari.

"Pertama pakai hijab, ya memang mungkin panggilan dari hati ya. Soalnya sayakan dulu kerja. Nah, di lingkungan kerja banyak yang pakai hijab syar’i gitu loh," tutur Asih kepada JUARA di Padepokan Voli Sentul, Bogor, Kamis (1/6/2017).

Asih menjelaskan bahwa dia sudah terpikir untuk berhijab saat berlaga di pertandingan voli sejak lama.

"Memakai hijab perlu niat yang cukup besar. Saat itu, saya belum siap sepenuhnya mengenakan pakaian tertutup saat berlatih maupun bertanding. Setelah saya pikirkan dengan matang, akhirnya saya putuskan memakainya dan sekarang dinikmati saja," kata Asih.

Sebelum mengenakan hijab, pemain berusia 23 tahun ini meminta izin dulu kepada orangtuanya. "Orangtua mendukung selama apa yang saya pilih merupakan hal terbaik untuk saya," aku Asih.

Setelah mengenakan hijab, Asih tidak mendapat kesulitan beradaptasi saat berlatih di lapangan. "Rasanya seperti biasa saja, tidak teras panas seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Saya malah merasa sejuk. Kalau berkeringat itu hal lumrah karena semua pemain sehabis latihan juga berkeringat," kata Asih.

Sebelum berangkat ke Malaysia untuk mengikuti SEA Games, Asih dan 13 pemain putri lainnya akan mengikuti kejuaraan bola voli tingkat Asia di Vietnam, 6-16 Juli, tim putri juga akan berlatih tanding di Jepang. 

sumber : Juara.net

DISDIK KEPRI AKAN BENTUK KLUB BOLA VOLI


BATAM – Kompetisi bola voli Hari Pendidikan Nasional pada 7-13 Mei kemarin menginspirasi Dinas Pendidikan Kepri untuk membentuk sebuah tim bola voli. Klub bola voli binaan pemerintah ini langkah awal untuk pembinaan atlet pemula yang berbakat.
“Klub ini akan ditangani bidang pemuda dan olahraga nantinya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Arifin Nasir, belum lama ini.
Personel yang akan masuk dalam klub bola voli binaan Disdik Kepri diambil dari sekolah-sekolah yang berhasil meraih juara dan akan diadakan seleksi pada Juli 2017 ini.
“Kami akan ambil anak-anak yang berbakat dengan postur tubuh ideal pemain voli dan mereka nantinya akan memperkuat Kepri di turnamen Kepri maupun turnamen nasional jika dibutuhkan,” ujarnya.
Tim yang akan dibentuk Disdik Kepri adalah tim putra dan putri. Setiap tim diisi 9 pemain. Arifin berharap, Kepri melahirkan generasi atlet bola voli yang berkualitas dan siap berkompetisi pada level yang lebih luas. Guna mendukung pembinaan atlet jangka panjang. Disdik Kepri akan bekerjasama dengan dengan unsur terkait, seperti guru olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Panitia Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN).
“Kami juga akan berkoordinasi dengan kepala sekolah agar tidak meninggalkan atau melanggar kebijakan di sekolah,” katanya.
Seleksi ini di luar untuk atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Sebab seleksi PPLP ada di bawah Dinas Pemuda dan Olahraga dari tingkat SMP. “Kami seleksi untuk memperkuat Kepri, hanya untuk siswa SMA sederajat,” ujar Arifin.
Arifin menuturkan, hendaknya kegiatan olah raga bola voli ini terus digali dan ditingkatkan lagi. Hal ini bertujuan untuk menjaring bibit-bibit muda yang bertalenta untuk dijadikan sebagai atlet sehingga di kemudian hari dapat mengukir prestasi hingga ke tingkat nasional sekaligus mengharumkan nama Kepri.
“Ke depan kita akan mewajibkan sekolah untuk mengelar olahraga bola voli dan menjadi salah satu ekstrakulikuler wajib sekolah,” ungkapnya.
Lanjutnya, Disdik Kepri akan terus mendukung segala kegiatan yang bersifat positif guna meningkatkan kreativitas siswa. Ia berpesan kepada orang tua siswa agar ikut berpartisipasi membangkitkan semangat olah raga bagi para generasi penerus bangsa untuk terus mengukir prestasi.
“Prestasi siswa harus didukung orang tua, dan kita harap orang tua mendukung keinginan anak untuk menunjukkan prestasi non akademis ini,” kata Arifin.

TIM PBV AD BERAMBISI TAMPIL DI PROLIGA

Tim PBV AD saat Juara di turnamen Piala Gubernur Batam
BATAM – Persatuan Bola Voli (PBV) AD merasa sudah waktunya melangkah lebih jauh di panggung voli Tanah Air. Langkah mereka berikutnya adalah kompetisi strata tertinggi negeri ini, Proliga.
Skuat asuhan I Gusti Kade Wirana memang sedang naik daun. Pevoli-pevoli profesional telah mereka rekrut dalam beberapa tahun terakhir, dijadikan prajurit kemudian disatukan dalam satu tim.
Pemain terakhir yang direkrut adalah Aji Maulana. Mantan pemain Bank Sumsel Babel dan tosser timnas ini mendapat tawaran dari TNI AD sebelum Proliga 2017 dimulai.
Aji mengikuti langkah sejumlah pevoli senior yang telah bergabung ke PBV AD lebih dulu. Sebelum Aji, ada Heryanto (kapten Jakarta Elektrik PLN), Febrianto Endar Pratomo (Jakarta BNI Taplus) dan Dani Anggriawan (Bank SumselBabel). Mereka telah disatukan dalam satu tim dan mulai pelatihan usai menjalani Proliga tahun ini.
Hasilnya, PBV AD tampil luar biasa. Kompak dan punya pertahanan bagus. Gelar pertama mereka diraih di Danjen Kopassus-BNI Open awal April lalu. Mereka juara tanpa sekalipun kalah. Di Final, mereka menaklukkan tuan rumah, Kopassus.
Kesempatan tampil di kompetisi-kompetisi tampaknya menjadi misi PBV AD. Jeda sebulan usai dari Danjen Kopassus-BNI Open, PBV AD terbang ke KORAN SINDO BATAM Open 2017. Pelatih I Gusti Kade Wirana membawa Aji Maulana dan Febrianto bersama tim pelapis.
Di Batam, PBV meraih runner up. Mereka kalah dari juara bertahan Singapore VC. Namun sepanjang kompetisi, PBV tampil luar biasa. Comeback 3-2 dari Bank BJB, menang dari Timnas SEA Games Malaysia dan memadamkan tim yunior Samator.
Tak ayal, penampilan sepanjang tahun ini membuat yakin PBV AD menatap Proliga 2018, arena pertarungan tim voli terbaik negeri ini. Apalagi Mabes AD sudah memberi sinyal silakan jalan.
“Sudah ada wacana dari Mabes TNI. Sekarang masih dalam proses,” ujar pelatih PBV AD I Gusti Kade Wirana usai laga final KORAN SINDO BATAM Open 2017, akhir pekan kemarin.
Gusti terdengar percaya diri bila melihat daftar pemain PBV TNI AD. Tim ini merekrut banyak pemain yang pernah mengecap pelatnas. Selain Aji, Febrianto dan Dani, ada Oky Setia Permadi (Jakarta Pertamina Energi) dan Okly Reyzal Ibrahim (Jakarta Pertamina Energi). Tapi hanya Aji yang dipanggil timnas SEA Games 2017.
Dana Besar
Meski begitu, PBV AD masih menghitung-hitung kekuatan supaya tim bisa dipastikan bisa bersaing, di samping juga dana besar untuk turun di Proliga 2018. “Jika dana mengalir. Kami akan bergabung dengan enam tim Proliga,” sambung Gusti.
Jika PBV AD benar-benar melangkah ke Proliga, maka tim ini akan jadi pendatang baru dan bersaing dengan Bhayangkara Samator, Jakarta BNI Taplus, Jakarta Elektrik PLN, Jakarta Pertamina Energi, Bank SumselBabel serta Batam Sindo BVN. Tim-tim ini adalah peserta Proliga 2017. “Berlaga di Proliga sangat ditunggu-tunggu. Kami harus naik menjadi tim yang disegani di tingkat nasional. Pemain kami kualitas Proliga,” katanya.
sumber : sindobatam.com