Sayang izin ini hanya diberikan bukan untuk warga Iran, melainkan wanita negara asing yang berada di negeri tersebut. Sebelumnya tekanan internasional begitu kuat diterima Iran menyusul kasus pelarangan terhadap Ghoncheh Ghavami.
Wanita warga negara Inggris keturunan Iran terkena dampak buruk dari pelarangan hingga harus masuk bui meski sekarang sudah dibebaskan. Tapi, imbas dari memenjarakan Ghavami, pemerintah Iran mendapatkan kecaman internasional termasuk dari Federasi Bola Voli Internasional (FIVB).
Kerugian yang dialami Iran dari tindakannya itu mereka harus kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Bola Voli U-19. Beruntung, FIVB masih memberikan kesempatan mereka untuk menggelar Kejuaraan Asia yang akan berlangsung pada 31 Juli hingga 8 Agustus mendatang.
Presiden Federasi Bola Voli Iran, Mahmoud Afshardoost mengatakan sekarang ini pemerintahnya sudah mempekenankan wanita menyaksikan laga voli. "Namun itu hanya untuk wanita asing yang bekerja di kedutaan, keluarga dari pemain asing, wanita asing yang tinggal di Iran,"