Jakarta BNI Taplus harus mengakui keunggulan Surabaya
Samator pada laga pamungkas Proliga 2016 di Istora Senayan Jakarta, Minggu (15/5).
Tak ada yang bisa dilakukan Jakarta BNI Taplus untuk menghalangi langkah
Surabaya Samator memenangi gelar Proliga kelima. Di partai final, Jakarta BNI
Taplus menyerah 0-3 pada anak-anak asuhan Djanu Tjahyono.
Samator sukses membantai lawannya dengan mudah dan tanpa
perlawanan yang berarti. Gelar kelima ini membuat Samator menyamai prestasi
Jakarta BNI Taplus sebagai pengumpul gelar terbanyak.
Beberapa kesalahan yang dilakukan sendiri membuat anak-anak
asuhan Eduardo de Paula ini tak bisa membendung langkah Samator di babak
pertama yang langsung unggul 4-1.
Pada set pertama, Banyak kesalahan yang dilakukan sendiri
saat menerima bola pertama maupun spike dari Rendy Tamamilang membuat Jakarta
BNI Taplus menyerah 18-25.
Di set kedua, Jakarta BNI Taplus perlahan bangkit dan satu
spike dari Sigit Ardian dan kemudian Mahfud Nurcahyadi membuat BNI Taplus untuk
kali pertama punya angka yang sama dengan Samator yaitu 7-7.
Jakarta BNI Taplus mulai mendapatkan angin sejak titik itu
dan membalas poin demi poin Samator sehingga skor menjadi sama17-17. Namun
Samator yang menyadari kelengahan mereka sendiri merebut tiga poin selanjutnya
lewat dua kali smash dan satu serangan BNI Taplus keluar dari garis lapangan.
Jakarta BNI Taplus tak mau menyerah begitu saja dan mengejar
poin menjadi 20-22 dan kemudian 22-24. Satu servis Paulo mementahkan perlawanan
itu dan menjadikan skor 25-22 untuk Surabaya Samator.
Di set ketiga Surabaya Samator kembali mendapatkan
perlawanan ketat, dan selisih angka tak pernah melebihi tiga poin. Jakarta BNI
Taplus bahkan sempat menyamakan skor menjadi 19-19. Samator kembali panas dan
kemudian menjauh, merebut skor 22-20 dan 24-21.
Jakarta BNI Taplus sempat
membuat para penggemar Surabaya Samator cemas setelah merebut poin selanjutnya
menjadi 22-24. Akan tetapi satu spike mengakhiri perlawanan Jakarta BNI
Taplus dan membuat Surabaya Samator mempertahankan gelarnya.
Pada set terakhir, Jakarta BNI Taplus bahkan bermain dengan
kekuatan Lokal Sepenuhnya karena tidak primanya kedua pemain asing mereka. Padahal
pada final four yang berlangsung di Bandung dan Jogja, mereka berhasil menjadi
Juara dengan raihan tertinggi.
Faktor stamina memang menjadi penyebab kekalahan BNI Taplus.
Dengan skuad yang tidak semuda para pemain samator, BNI tampak kewalahan
menghadapi para pemain samator yang diisi pemain muda.