Mobil Putut Marhaento |
Demi Timnya bisa Ikut PON, Pelatih tim bola voli
indoor Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Putut Marhaento terpaksa menjual mobil
pribadinya. Ini dilakukan untuk membayar biaya kontribusi atlet Pusat Pelatihan
Daerah (Puslatda) mandiri Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa
Barat.
Putut
mengikutsertakan mobil Daihatsu Luxio AB 1437 KI tahun 2011 miliknya ke
bursa mobil bekas TVRI Jalan Magelang, Yogyakarta, Minggu (12/6/2016). Melalui
anaknya, Antonius Adi, ia menawarkan mobil tersebut seharga Rp 95 juta.
"Hasil penjualan
akan digunakan untuk membiayai pemberangkatan 12 atlet tim putra mandiri dan 4
pelatih," ujar Putut kepada Liputan6.com.
Biaya pemberangkatan
yang dimaksud adalah biaya pendaftaran atlet yang paling lambat harus disetor
ke KONI Pusat melalui KONI DIY pada 15 Jun imendatang.
Putut juga berencana
untuk menjual mobil lainnya, Suzuki Elf, jika biaya yang dibutuhkan masih
kurang. Ini mengingat hasil penjualan Luxio hanya bisa menutup uang pendaftaran
sebesar Rp 88 juta. Sementara tim masih membutuhkan biaya untuk pembelian
kostum yang diperkirakan mencapai Rp 30 juta.
Berdasarkan aturan,
papar Putut, atlet mandiri dan unggulan seharusnya dibiayai KONI karena
mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta. Tapi karena keterbatasan biaya, maka KONI
hanya membayar separuhnya. Lalu muncul dikotomi atlet unggulan lebih berpotensi
mendulang medali, sehingga atlet itulah yang dibiayai.
"Padahal namanya
atlet seharusnya tidak dibedak-bedakan, selama mewakili Yogyakarta ya haknya
sama karena medali membutuhkan proses, bagaimana pun KONI juga bertanggung
jawab," kata mantan pelatih tim bola voli putra Jakarta Elektrik ini.
Putut menargetkan tim atlet mandiri dapat masuk final PON XIX Jawa Barat.
Sementara itu,
bendahara Pengurus Daerah Pengda Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI)
DIY Sujadi menuturkan sejauh ini baru Pemkab Sleman dan Bantul yang membantu
biaya keberangkatan atlet mandiri.
"Ada satu atlet
dan satu pelatih Sleman dan dua atlet Bantul. Biaya yang digelontorkan dari
Pemkab Sleman sebesar Rp 5,85 juta untuk masing-masing atlet dan pelatih,
sedangkan Bantul memberikan Rp 2,5 juta per atlet," ucapnya.
"Atlet dari kota
Yogya ada 9 orang dan belum dapat bantuan sama sekali dari pemkot."
Ia mengatakan pemkot
tidak memiliki anggaran untuk membiayai para atlet mandiri mengikuti PON.