PEMAIN DAN PELATIH VOLI DUDUK, DARI YANG TADINYA BINGUNG, KINI BERSEMANGAT


Sebagai olahraga massal di tanah air, bola voli indoor, pastinya menjadi salah satu pertandingan penting dalam helatan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 Jawa Barat, 15-24 Oktober 2014 ini.

Dengan arena pertandingan di GOR Saparua, Kota Bandung, hampir seluruh kontingen dari 33 provinsi peserta Peparnas kali ini mengirimkan utusannya. Karena itu, pertandingan relatif semarak.

Ada hal menarik bagi pelatih voli duduk Jawa Tengah, Siska Dwi, soal pertandingan yang satu ini. Semula, dia lama melatih tim voli reguler dan mulai Juli lalu diminta menangani paralimpian provinsi tersebut.

"Kalau pertama-tama sih, ya saya bingung. Saya bingung nih atlet mau diapain Saya mau ngasih bola, mau nge-drill juga kan ga bisa," katanya saat ditemui di GOR Saparua, Minggu (16/10/2016) sore.

Namun karena ditarget juara, diberikan misi membawa Jateng ke puncak singgasana lagi seperti Peparnas XIV 2012 Riau, maka dirinya sebisa mungkin jadi tega. Bahasanya, menghajar paralimpian dengan latihan keras.

Beda dengan pertandigan reguler, ukuran lapang ini 6x5 meter dengan panjang net 1,15 meter dan ketinggian jauh lebih rendah. Karena voli duduk, maka paralimpian dilarang mengangkat pantat saat bertanding. Penggunaan kaki juga diperbolehkan, sehingga atmosfer pertandingan nyaris sama dengan voli biasa.

Siska melanjutkan, setelah dirinya melatih ekstra, lama-lama menjadi terbiasa dan bahkan motivasi berlipat.

"Paralimpian itu memiliki semangatnya lebih dari orang-orang biasa. Saya sebagai pelatih kadangkala merasa kalah soal semangat ini. Apa yang jadi kekurangan mereka, terutama fisik, itu mereka mampu jadikan keunggulan," katanya.

Dia juga merasa tak ada kendal komunikasi, setelah kian lama melatih. Pada akhirnya, meski semula bingung, Siska merasa semuanya sama saja dengan melatih atlet voli konvensional.

Kesetaraan adalah bahasa seharusnya. Terlebih, pemerintah pun sudah memisahkan organisasi paralimpian, yakni National Paralympic Comitte Indonesia (NPCI) dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Jadi, jika pelatih voli duduk Jateng, Siska dibuat terinspirasi paralimpian, sudah seharusnya kita pun sama!

sumber : Inilah.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »