IN MEMORIAM JEFRREY WALANDOUW PELATIH BANDUNG TECTONA

Jeffrey Walandouw

Dunia voli Indonesia kehilangan salah satu pelatih senior kharismatik Jeffrey C Walandouw. Pria yang mempersembahkan trofi proliga pertama untuk Bandung Tectona Putra Ini Meninggal Hari ini 23/10/2016 di Bandung.

Pria kelahiran Bandung, 24 Februari 1954 silam, telah melahirkan puluhan atlit nasional bola voli dari tahun 1988 sd 2016 seperti Oktavian, Uus Susansyah, Asep Lingga Supriatna, Brian Kobe, Useps, Ayi , Andri Eko, Samaji, Arif Sanjaya, Insan Medal, Rastoni dll . Trofi skala nasional spt livoli dan proliga pun  sudah pernah diraih tim yang beliau tangani.

Pelatih yang akrab disapa Om Jeffrey oleh anak didiknya telah banyak malang melintang melatih tim-tim papan atas nasional, Sebut saja Bandung Tectona, TNI AU, dan Tim PON Jabar.

”Bagi saya, voli merupakan cabang olahraga yang penting sekaligus unik. Penting karena voli ini sudah menjadi bagian dari tradisi olahraga kerakyatan sejak dulu kala. Unik karena olahraga ini menggabungkan aspek bakat atau talenta individu dengan semangat kerja sama tim,” kata Jeffrey yang sudah dikaruniai empat anak tersebut.

Memadukan dua aspek

Mengacu pada pengalamannya melatih sejumlah tim voli di Tanah Air, Jeffrey mengungkapkan salah satu trik dan kiat terpenting terkait kepiawaian pelatih dalam memadukan unsur bakat/talenta individu dengan semangat kerja sama tim.

Menurut dia, tidak mudah bagi pelatih untuk menggabungkan dua aspek yang bertolak belakang tersebut. Artinya, untuk membangun sebuah tim voli yang solid dan bermental juara, pelatih harus punya modal dasar jeli sekaligus detail dalam melihat bakat dan kemampuan setiap pemain.

”Setelah itu, pelatih juga harus bisa menanamkan semangat bekerja sama. Alasannya sederhana, meski seorang pemain punya bakat voli luar biasa, tapi tidak bisa bekerja sama dalam tim, maka mustahil bisa menapaki tangga juara,” kata Jeffrey yang pernah melatih tim Jakarta Sananta.

Sama halnya dengan pelatih-pelatih berkelas lainnya, perjalanan karier Jeffrey di bidang olahraga voli ini dimulai dari pemain. Saat berusia 16 tahun, Jeffrey sudah diminta bergabung menjadi salah satu pemain voli putra tingkat provinsi.

Setelah malang melintang menjadi pemain dengan beragam prestasi juara, pada tahun 1988 Jeffrey mengambil sebuah keputusan besar, yakni berhenti menjadi pemain. Rekan dan keluarganya menilai keputusan Jeffrey ini terlalu dini, mengingat saat itu usianya baru 34 tahun.

”Namun saya tetap bersikukuh pensiun dini sebagai pemain. Obsesi saya selanjutnya adalah menjadi pelatih. Ternyata gayung bersambut karena tidak lama kemudian datang tawaran melatih dari salah satu instansi pemerintah di Jawa Barat dan Sumatera Selatan,” kata Jeffrey yang terobsesi menjadi pelatih kelas dunia atau berskala internasional.

Selamat Jalan Om Jeffrey...! Dunia Voli Bandung, Jawa Barat dan Nasional sangat Kehilanganmu... Cita2mu Akan Kami teruskan dengan Penuh Cinta

Disadur dari : ADMIN FB IVOBA

Artikel Terkait

Previous
Next Post »