Tim bola voli indoor putri Jawa Barat mengawali penampilan awal mereka di PON XIX dengan manis. Mereka menekuk tim Papua 3 set langsung dalam laga perdana penyisihan Pul X di Gor Indoor Gelora Sabilulungan Jalak Harupat (GSJ), Senin 19 September 2016.
Meskipun demikian, Kepala pelatih voli indoor Jabar Risco Herlambang menilai masih ada beberapa hal yang harus dibenahi di pertandingan selanjutnya. "Ini pertandingan pertama, anak-anak masih mencari-cara bagaimana main enak dan bagus. Tadi kelihatan memang mereka belum menemukan sisi itu sehingga seperti kurang menikmati," katanya seusai pertandingan.
Terkait teknik dan fisik, Risco tidak meragukan lagi kesiapan anak asuhnya. Begitu juga kekompakan tim yang sudah semakin padu, tak seperti mereka mulai bergabung di pelatda setelah Proliga, beberapa bulan lalu. Mesti tak buruk, Risco membenarkan bahwa kekompakan masih harur terus ditingkatkan. Begitu juga kemampuan menerima bola (receive) yang selama ini menjadi masalah utama tim putri Jabar setelah ditinggal mantan kaptennya, Novriali Yami, yang kini membela Papua Barat.
"Yang jelas semua tetap dievaluasi dan akan ditingkatkan di pertandingan berikutnya, oleh karena itu saya juga merotasi hampir seluruh pemain hari ini. Grafik harus menanjak karena lawan-lawan berikutnya lebih berat, ada Kaltim dan DKI," tutur Risco.
Sementara itu manajer tim voli indoor Jabar Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan, kemenangan perdana itu menjadi modal besar untuk menggenjot motivasi dan moral tim putri Jabar di laga selanjutnya. Soalnya perjalanan memang masih panjang dan terjal.
Sebagai manajer, Netty mengaku hanya bisa memotivasi sisi psikologis atlet, karena teknik dan fisik sudah ditangani pelatih. "Faktor non teknis juga tidak kalah berpengaruh dalam pertandingan, jangan sampai mereka terbebani apapun. Mereka saya dorong untuk bermain lepas dan menunjukan kemampuan terbaik," ujarnya.
Satu hal yang selalu Netty tekankan para para atlet bola voli Jabar adalah untuk tidak percaya diri berlebihan. Tidak ada satu lawan pun yang boleh dianggap remah, semua harus tetap diwaspadai dan ditundukan dari awal sampai final. Dalam pertandingan tersebut, tim putri Jabar memang terlihat masih belum menemukan performa terbaik mereka. Padahal Jabar langsung menurunkan pemain andalan mereka sebagai starter.
Mereka yang turun di awal adalah Sang kapten Amalia Fajrina, Legisya Nur Asyiah, Komang Bumi Rekta, Yolla Yuliana, Wilda Nurfadillah serta libero masa depan Jabar Wahida Muntaza (Tasya). Meski efektif dalam menyerang, Jabar masih banyak melakukan kesalahan sendiri, sehingga Papua bisa mencuri 14 poin walaupun akhirnya Jabar tetap unggul 25-14.
Pada awal set kedua, mereka pun sempat membiarkan Papua menempel di lima poin awal. Namun lagi-lagi, mereka hanya mampu menang 25-16 karena banyak kesalahan sendiri yang berbuah poin bagi Papua. Kesalahan serupa juga terjadi di set ketiga yang menyebabkan Papua mampu mencuri sampai 18 poin. Namun di set ini, daya dobrak tim putri Jabar mulai terlihat bentuk aslinya.
Secara keseluruhan, agresfitas putri Jabar menunjukan peningkatan yang baik pada setiap set pertandingan itu. silih berganti Wilda, Amalia dan Yolla mampu melancarkan smes dan penempatan bola yang baik di area pertahanan lawan. Begitu pula saat bertahan, Jabar seringkali melakukan blok yang efektif untuk menggagalkan serangan Papua.
Sumber : pikiran-rakyat.com