Wahida Tasya Muntaza Saat berlaga di PON XIX, sumber : Antara foto. |
Wahida Muntaza Arifin atau akrab dipanggil Tasya menjadi salah satu bintang pada PON
XIX 2016 Jabar dan Proliga 2016 kemarin. Sebagai pemain yang berposisi sebagai
Libero, Seberapapun kerasnya smash lawan dan sulitnya bola yang datang
kepadanya, Tasya selalu berusaha memberikan Recife yang baik agar bola bisa diumpan
dengan baik oleh setter dan menghasilkan umpan cantik bagi para penyemes timnya.
Tugas
sebagai libero tidaklah mudah. Pemain yang berposisi libero di olahraga voli,
harus memiliki fisik serta reaksi yang prima demi bisa menangkal serangan
dengan baik. Selain itu, Konsentrasi juga merupakan salah satu kunci menjadi
libero handal.
Namun,
semua itu dijalani dengan baik oleh Tasya --sapaan akrab Wahida. Tingginya yang
hanya 155 cm, tak menghalanginya untuk bisa membendung spike keras dari lawan-lawannya
macam Aprilia Manganang, Nandita Ayu, Novriali Yami, bahkan bola smash dari
mantan pemain dunia Macam Wang Yimei dan Streinbecher pun bisa Tasya Atasi.
Saat
berada di atas lapangan, Tasya terlihat tak canggung ketika bermain.
Penampilannya seperti pemain yang sudah sangat berpengalaman. Di usianya yang
masih sangat belia, tasya mampu bermain baik dengan para seniornya.
Setiap
tampil dalam tim, Tasya selalu terlihat paling energik. Dengan gaya rambut
diikat ekor kudanya, dia selalu melompat-lompat kecil ke kiri dan kanan
layaknya menari sebagai tanda siaga siap menerima serve bola dari lawan.
Tak
cuma bertubuh pendek, Tasya ternyata juga masih sangat muda. Usianya saat ini
baru 17 tahun. Dan dia masih berstatuskan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pasundan 1, Bandung. "Dulu sih, awal-awal minder. Yang pasti saya merasa
minder ketika melihat orang tinggi-tinggi. Sedangkan, aku pendek banget. Tapi
lama-kelaman aku mulai merasa percaya diri dan menyadari kita punya kelebihan
masing-masing," kata Tasya.
Perjalanan
karier Voli Tasya tak lepas dari peran kedua orang tuanya yang selalu
memberikannya dukungan penuh. Tasya mengenal voli sejak masih usia SD. Awalnya tasya
berposisi sebagai Spike saat SD. Namun ketika memasuki usia SMP, pertumbuhan
Tubuh Tasya mentok di angka 155 cm. Sementara kawan-kawan sebayanya tumbuh
semakin tinggi. Dan Tasya pun lebih memilih banting setir menjadi Libero karena
memiliki Recife yang bagus.
Tasya
mengaku menyukai voli sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat melihat
para senior sedang bermain bola voli, pemain yang berambut pendek ini jatuh
cinta. Dia pun mulai rajin berlatih setiap hari. Setapak demi setapak dia
menekuni jalan menuju ke voli profesional.
Di
lapangan, Tasya menjadi pusat perhatian penonton karena tampil begitu enerjik
di atas lapangan. Dia tak kenal lelah saat harus membendung serangan-serangan
lawan.
Walaupun
sudah jatuh bangun membendung serangan lawan, tetap saja dia sering dimarahi
oleh sang pelatih Risco Herlambang. Usut punya usut, Ternyata itu semua
disebabkan oleh sifat Tasya yang pendiam. Tasya kerap lupa untuk mengarahkan
rekan-rekannya saat membangun pertahanan.
"Aku
paling sering kena marah karena orangnya pendiam. Sering dimarahi, diingatkan
terus untuk bicara ke rekan satu tim. Tapi, ya begini adanya aku,"
jelasnya.
“Saya
tak tahu kapan bisa menembus timnas, kalau ada rezeki pasti masuk. Yang penting
saya harus berusaha lebih keras lagi supaya bisa masuk timnas,” tegas Tasya.
Risco
pun selalu mengingatkan Tasya agar lebih cerewet saat bermain. Sebab,
menurutnya, Tasya punya potensi besar untuk menjadi libero terbaik
Indonesia dan menjadi suksesor Berllian Marsheilla di Timnas Putri.
Risco
pun mengatakan bahwa tasya bisa menjadi salah satu pemain hebat Indonesia,
Risco menilai bahwa sudah perlu adanya regenerasi di Timnas, mengingat kini,
timnas hanya memiliki Berllian Marsheilla yang menjadi Libero andalan,
sedangkan untuk penggantinya belum ada yang sepadan, menyusul dewi Wulandari
yang sudah memasuki usia senja di lapangan.
Biodata
Wahida Muntaza (Tasya)
Karier
Klub :
Amatir
: Wahana Express Grup (2014-sekarang)
Pro : Jakarta Pertamina Energi (2016)
Prestasi
Runner
up Proliga 2016
Medali
emas PON XIX 2016 Jabar