Performa pemain lokal samator lebih baik daripada pemain asingnya |
Hasil negatif yang diraih tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator di seri pertama Putaran II Proliga 2017 memicu evaluasi besar. Jajaran pelatih dan manajemen tidak mampu menutupi kekecewaan karena hasil itu. Padahal, lima laga di putaran I menghasilkan kemenangan bagi tim juara bertahan putra tersebut.
Sorotan tajam mengarah kepada dua pemain asing mereka, Wilfrido Hernandez dan Valentyn Burkovskyi. Mulai peran mereka yang tidak mampu mengangkat tim hingga masalah kekompakan.
Pertanyaan sempat mengemuka terkait dengan kebutuhan Samator akan pemain asing dengan kualitas seperti Hernandez dan Burkovskyi. Sejatinya, bukti bahwa hanya mengandalkan pemain lokal sudah cukup memberikan optimisme tinggi di kubu tim yang bermarkas di Driyorejo, Gresik, itu. Contohnya, perjalanan mulus mereka di seri pembuka putaran I di Malang pada Januari lalu.
Paling mencolok adalah kemenangan 3-1 yang didapat Samator saat menghadapi Jakarta Pertamina Energi. Nah, Pertamina pula yang memberikan kekalahan perdana kepada Mahfud Nurcahyadi dkk di seri pertama putaran II di Gresik pekan lalu.
Tosser utama Samator Nizar Julfikar menilai, kesalahan tidak melulu harus ditimpakan kepada dua legiun asing itu. Seluruh tim harus menanggung kekalahan beruntun yang terjadi di Gresik. Ya, setelah kalah oleh Pertamina, tim asuhan Ibarsjah Djanu itu ditundukkan Palembang Bank SumselBabel.
Menurut Nizar, performa semua pemain memang menurun pada seri Gresik. Tetapi, dia juga melihat dua pemain asing memang kurang memberikan kontribusi. ’’Sampai seri Gresik, mereka (Hernandez dan Burkovskyi) belum menyatu dengan permainan tim,’’ kata pevoli 22 tahun itu kemarin.
Kekompakan tim memang perlu diasah kembali. Jika pemain asing belum klop dengan permainan tim hingga putaran II, tampaknya ada kesalahan pada proses adaptasi pemain itu sendiri.
Nizar mengungkapkan, dari hasil komunikasinya dengan dua pemain asing itu, selama ini Hernandez dan Burkovskyi merasa belum mendapat bola umpan yang sesuai dengan keinginannya. Hal itu jelas membuat permainan mereka tidak sesuai dengan harapan.
Melihat posisi keduanya, Samator sejatinya sudah memiliki pemain andalan pada posisi open spike dan quicker. Pada posisi open spike, ada Rendy Tamamilang. Sedangkan quicker terdapat kapten Mahfud Nurcahyadi dan Yuda Mardiansyah Putra. Keduanya juga tampil gemilang saat legiun asing absen.
Hernandez pun mulai merasakan ketidakcocokan itu. Dia mengeluhkan gaya permainan voli Indonesia yang sangat mengandalkan lompatan. Namun, dia berpendapat, pelatih justru harus memainkannya jika ingin melihat kemampuannya. Pevoli asal Republik Dominika itu enggan membandingkan dirinya dengan Burkovskyi. ’’Kami bermain di posisi yang berbeda. Kami punya tugas masing-masing,’’ ujar pemain 26 tahun itu.
Secara terpisah, labilnya permainan Samator memberikan keuntungan kepada kubu Pertamina yang kukuh di puncak klasemen. Mereka bisa menjalani sisa babak reguler dengan rileks dan tanpa beban. Pelatih Pertamina Putut Marhaento menjelaskan bahwa sejak awal dirinya mematok kemenangan demi menuju final four.
’’Karena itu, saya tidak terlalu memikirkan peringkat. Yang penting target final four tercapai,’’ paparnya.
source : jawapos.com